Guru Tenaga Honor SMAN 13 Depok Resahkan Orang Tua Siswa

Depok, RN. Kepala Sekolah SMAN 13 Mamad Mahpudin pikul beban yang semakin berat akibat keberadaan Guru tenaga Honor  Andika Firmansyah ya...

Depok, RN.
Kepala Sekolah SMAN 13 Mamad Mahpudin pikul beban yang semakin berat akibat keberadaan Guru tenaga Honor  Andika Firmansyah yang saat ini masih kuliah di semester akhir di UNJ Jakarta dan merasa tidak berterima kasih kepada Kepsek SMAN 13 karena sudah ditolong jadi guru tenaga honor karena jadi seorang guru tidak mudah harus benar – benar lulus S1 kini guru honor lupa kacang akan kulitnya yang baru mengajar satu semester ini ikut meresahkan orang tua siswa.

Salah seorang Orang tua siswa Bapak Rojali resah karena keberadaan guru tenaga honorer, belakangan ini anaknya diajak untuk bergabung ke grup Student Merdeka dan putranyapun kami konfirmasi menbenarkan atas perbuatan guru tersebut.

Grup Student Merdeka menyebarkan kebencian melalui Media Sosial, terkadang murid – muridnya diajak diskusi sampai larut malam bahkan bermalam  hingga 3 hari menginap, ini jelas sudah melanggar aturan Pendidikan dan tidak boleh dibiarkan.

Banyak orang tua siswa mendesak agar guru honor tersebut secepatnya untuk dikeluarkan, namun harapan orang tua tersebut kandas karena guru tersebut dikontrak 1 (satu) tahun lamanya, kepala sekolahpun tidak dapat berbuat namun menjanjikan setelah kontrak habis tidak akan memperpanjang kontrak tersebut ungkapnya untuk menyenangkan hati para orang tua siswa.

Kepala Sekolah SMAN 13 Depok Mamad Mahpudin menerangkan bahwa guru honor ditempatkan sebagai guru bidang studi sejarah di SMAN 13 sebenarnya Andika (guru honor) masih mahasiswa semester akhir, mamad mempercayakan andika memegang bidang studi  Sejarah agar nantinya kariernya cepat dan dapat sukses namun melihat kegiatan andika sangat sibuk akhirnya mamad memindahkannya ke bagian perpustakaan dan tidak mengajar lagi agar waktunya banyak untuk menyelesaikan skripsinya ternyata niat baik kepala sekolah di tolak mentah – mentah oleh Andika, bahkan sekarang membentuk keorganisasian Student Merdeka, ada 24 siswa dari kelas 10,11 dan 12 ikut grup tersebut. 

Sering mereka mengadakan diskusi diskusi dan saya tidak mengetahui apa saja yang dibahas mereka namun tiba – tiba menyebar kebencian terhadap sekolah, bahka terhadap seluruh Dewan Guru SMAN 13 Depok hingga merasa terganggu atas keberadaan andika.

Untuk sementara ini saya tidak mengambil tindakan apapun melainkan mutasi ke perpustakaan walaupun Kepala Dinas Pendidikan Depok sudah mengetahuinya dan menyerahkan sepenuhnya terhadap Mamad Mahpudin dan tetap mengikuti peraturan yang ada agar nantinya tidak mau repot dan berjalan selama kontrak belum selesai ungkapnya. (paris)