Masyarakat Dayak Tolak FPI Di Bumi Tambun Bungai

Palangkaraya, RN. Masyarakat Dayak yang ikut hadir dari berbagai kabupaten yang ada di kalteng ikut hadir dalam peryataan sikap untuk...

Palangkaraya, RN.

Masyarakat Dayak yang ikut hadir dari berbagai kabupaten yang ada di kalteng ikut hadir dalam peryataan sikap untuk bubarkan FPI. Ketua dan Koordinator Forum Masyarakat Adat Dayak (Formad) Kalimantan Tengah, Bachtiar Effendi menyerahkan pernyataan sikap kepada Kapolres Palangka Raya AKBP Lili Warli terkait tuntutan warga agar Front Pembela Islam (FPI) segera dibubarkan oleh pemerintah.

Bachtiar menegaskan tuntutan itu bukan sekadar simbolis. Pernyataan sikap tersebut harus dijalankan. Tuntutan agar FPI segera dibubarkan juga tidak ada kata tawar menawar lagi.

Berikut isi dari pernyataan sikap suku Dayak Kalteng beserta sejumlah ormas dan elemen masyarakat :

Pertama, kami sepakat menolak paham radikalisme tumbuh di Bumi Tambun Bungai.

Kedua, kami sepakat menolak intoleransi dan menjunjung tinggi falsafah hidup damai dalam Huma Betang.

Ketiga, kami sepakat menolak ormas Front Pembela Islam (FPI) dan ormas lainnya yang dapat memecah belah antarsuku dan agama atau anti Pancasila, masuk ke Bumi Tambun Bungai.

Keempat, menuntut dan mendesak pemerintah tanpa tawar menawar membubarkan Ormas FPI dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kelima, suku Dayak Kalteng siap berada di garda terdepan membantu Pemerintah Republik Indonesia membubarkan FPI yang sudah tidak terbantahkan sebagai pemicu keonaran dimana-mana yang mengarah pada perpecahan bangsa.

Dalam pernyataan sikap tersebut selain ditandatangani Bachtiar dan Sekretarisnya, Letambunan juga ada anggota yang juga tokoh Dayak seperti Andre L Awan, Tuti Dau, Yansen A Binti dan sejumlah tokoh lainnya.

Sementara itu AKBP Lili Warli mengatakan pernyataan sikap itu akan segera disampaikan kepada Kapolda Kalteng Brigjen Anang Revandoko.

Seusai melakukan orasi dan menyerahkan pernyataan sikap kepada Kapolres Palangka Raya AKBP Lili Warli, ribuan warga Kalimantan Tengah yang menggelar aksi menuntut pembubaran Front Pembela Islam (FPI) melakukan long march.

Sambil membawa spanduk dan sebagian di antaranya mengenakan tali ikat kepala warna merah, mereka berjalan mengitari Bundaran Besar, Palangka Raya, Jumat (20/1/2017) pukul 14.00 WIB. Dalam aksi long march itu mereka juga kembali menegaskan untuk membubarkan FPI.

Beberapa menit kemudian, demo selesai dan masyarakat sempat menari menasai sebelum beranjak dari lokasi Bundaran Besar, Palangka Raya. Ketua dan Koordinator Forum Masyarakat Adat Dayak (Formad) Kalimantan Tengah, Bachtiar Effendi menegaskan tidak ada tawar menawar lagi atas tuntutan mereka supaya FPI segera dibubarkan.

"Tidak ada kata tawar menawar. Kami meminta kepada pemerintah untuk segera membubarkan FPI," tegas Bachtiar

Yansen A Binti saat di konfermasi wartawan RN mengatakan masyarakat dayak menjunjung tinggi falsafah hidup damai dalam Huma Betang. Yang dalam satu keluarga terdapat berbagai agama ada yg islam.kristen,hindu kaharingan kami tetap aman dan salingmenghargai tidak bisa di pecah belahkan. (llk)