Putussibau, RN. Menurut Kepala Imigrasi Kelas III Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu-Kalbar bahwa pihaknya melakukan Deportasi kepada 5 ...
Putussibau, RN.Menurut Kepala Imigrasi Kelas III Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu-Kalbar bahwa pihaknya melakukan Deportasi kepada 5 (lima) Warga Negara Asal Malaysia pada hari Jumat (3/2/2017). Dimana Ke-5 WNA Malaysia ditangkap oleh Tim Gabungan Pamtas Indonesia - Malaysia pada tanggal 25 Januari 2017.
"Hari ini (Jumat 3/2/2017) kami mendeportasi ke-5 (lima) Orang Warga Negara Asal Malaysia melalui PLBN Badau Indonesia. Terhadap ke-5 orang ini kami hanya melakukan tindakan Administrasi Keimigrasian (TAK) mereka tidak diprujus, hanya dilakukan tindakan admistratif keimigrasi dengan langka dilakukan pendeportasian pada hari ini, Jumat (3/2/2017).
Ke-5 orang ini, hari senin kita usulkan surat masuk daftar tangkal atau mereka tidak boleh masuk ke Wilayah Indonesia batas waktu 2 sampai 3 tahun. Usulan ini akan disampaikan ke Direktur pengawasan dan penindakan keimigrasian, di Jakarta, "ungkap Ade Rahmat,SH, di Ruang Kerjanya, Jalan Gajah Mada Putussibau.
"Biaya deportasi dibebankan melalui anggaran diva Imigrasi Kelas III Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu-Kalbar,"terangnya.
Dijelaskan Kepala Imigrasi, bahwa ke-5 WNA Malaysia masuk ke Indonesia melalui Jalur Jalan Tikus Badau (Indonesia) - Lubok Antu (Malaysia). Mereka melanggar Pasal 9 Ayat 1 dan Pasal 8 Ayat 1, UU No.6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian. Sedangkan untuk Sangksi pidana dikenakan pasal 113, dipidana paling lama 1 (satu) tahun dan atau di denda paling banyak 100 juta. Pasal 119 ayat, pidana penjara paling lama 5 tahun dan atau denda paling banyak 500 juta,"jelas Kepala Imigrasi Kelas III Putussibau.
Sementara ditempat yang sama, ke-5 orang Warga Malaysia ini mengaku bahwa mereka perginya ke Badau Indonesia baru pertama kali dan inisiatif sendiri. "Kami ke Badau baru pertama kali, dan itu pun inisiatif kami sendiri,"ungkap ke-5 Warga Malaysia tersebut.
"Kami asli penduduk dari Daerah Kapit Malaysia, kami di Malaysia kerja sebagai pembalak kayu di Kem Ulu Sungai Semanyok, Kem E, Lubok Antu Malaysia. Kami bekerja kurang lebih 2 bulan. Bos kami Aseng asal Sibu Malaysia. Perusahaan tempat Kami bekerja itu rata-rata pekerjanya orang Indonesia, kami yang bekerja kurang lebih 50 orang,"jelas ke-5 WNA Malaysia.
Tujuan Kami ke Badau (Indonesia) mau belanja beli celana kerja, beli baju, sambil jalan-jalan. Kami juga merasa heran, karena waktu kami masuk kami diketahui oleh 3 orang Tentara Indonesia di Pos Penjagaan Jalan tidak resmi, yang tembus jalan SMA N.1 Badau-Indonesia. Waktu kami masuk, kami hanya diliat-lihat saja, kami pun tidak diperiksa.
"Biaya deportasi dibebankan melalui anggaran diva Imigrasi Kelas III Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu-Kalbar,"terangnya.
Dijelaskan Kepala Imigrasi, bahwa ke-5 WNA Malaysia masuk ke Indonesia melalui Jalur Jalan Tikus Badau (Indonesia) - Lubok Antu (Malaysia). Mereka melanggar Pasal 9 Ayat 1 dan Pasal 8 Ayat 1, UU No.6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian. Sedangkan untuk Sangksi pidana dikenakan pasal 113, dipidana paling lama 1 (satu) tahun dan atau di denda paling banyak 100 juta. Pasal 119 ayat, pidana penjara paling lama 5 tahun dan atau denda paling banyak 500 juta,"jelas Kepala Imigrasi Kelas III Putussibau.
Sementara ditempat yang sama, ke-5 orang Warga Malaysia ini mengaku bahwa mereka perginya ke Badau Indonesia baru pertama kali dan inisiatif sendiri. "Kami ke Badau baru pertama kali, dan itu pun inisiatif kami sendiri,"ungkap ke-5 Warga Malaysia tersebut.
"Kami asli penduduk dari Daerah Kapit Malaysia, kami di Malaysia kerja sebagai pembalak kayu di Kem Ulu Sungai Semanyok, Kem E, Lubok Antu Malaysia. Kami bekerja kurang lebih 2 bulan. Bos kami Aseng asal Sibu Malaysia. Perusahaan tempat Kami bekerja itu rata-rata pekerjanya orang Indonesia, kami yang bekerja kurang lebih 50 orang,"jelas ke-5 WNA Malaysia.
Tujuan Kami ke Badau (Indonesia) mau belanja beli celana kerja, beli baju, sambil jalan-jalan. Kami juga merasa heran, karena waktu kami masuk kami diketahui oleh 3 orang Tentara Indonesia di Pos Penjagaan Jalan tidak resmi, yang tembus jalan SMA N.1 Badau-Indonesia. Waktu kami masuk, kami hanya diliat-lihat saja, kami pun tidak diperiksa.
Karena kami diijinkan, kami fikir, diijinkan, makanya kami lewat-lewat jak masuk ke Badau (Indonesia). Kami masuk lewat jalan tidak resmi itu, kami ada I'd atau Pasfor. Tapi kami mengakui bahwa Kami memang salah. Tapi karena waktu pintu PLB sudah tutup, kami pun lewat jalan tikus dan disamping itu lebih cepat jarak tempuhnya lebih dekat.
Sementara itu, pendeportasian tersebut terkait pemberitaan tentang penangkapan ke-5 WNA Malaysia seperti yang telah diberitakan sebelumnya dengan judul "Tim Gabungan Pamtas 502 Indonesia-Malaysia, Tangkap 5 WNA." Dan pendeportasian tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Imigrasi Kelas III Putussibau, Ade Rahmat,SH, lewat jalur PLB Badau-Indonesia, dengan menggunakan mobil Inova Silver No.Pol.KB 1699 FA, pukul 13.10 WIB. (Santo)
Sementara itu, pendeportasian tersebut terkait pemberitaan tentang penangkapan ke-5 WNA Malaysia seperti yang telah diberitakan sebelumnya dengan judul "Tim Gabungan Pamtas 502 Indonesia-Malaysia, Tangkap 5 WNA." Dan pendeportasian tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Imigrasi Kelas III Putussibau, Ade Rahmat,SH, lewat jalur PLB Badau-Indonesia, dengan menggunakan mobil Inova Silver No.Pol.KB 1699 FA, pukul 13.10 WIB. (Santo)
COMMENTS