Membentuk Karakter Anak Didik Yang Lebih Potensial

Sulut, RN. Rembuk Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang dihadiri oleh pemangku kepentingan bidang pendidik...

Sulut, RN.

Rembuk Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang dihadiri oleh pemangku kepentingan bidang pendidikan dan kebudayaan yang antara lain terdiri dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi/Kabupaten/Kota, kepala sekolah, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemendikbud, pengelola yayasan pendidikan, Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud), mitra kerja sama Kemendikbud seluruh Indonesia.

Rembuk Nasional diselenggarakan untuk memperkuat sinergi antara pemerintah pusat (Kemendikbud) dengan pemerintah daerah dalam mengoptimalkan pelaksanaan program dan kegiatan pendidikan dan kebudayaan tahun 2017. RNPK 2017 juga membahas penyusunan rencana kerja tahun 2018.

Dari hasil rembug tersebut melahirkan beberapa kebijakan dalam upaya membentuk karakter anak didik yang lebih potensial. Beberapa diantaranya menyangkut pembinaan kerohanian yang wajib di lakukan sekolah-sekolah dengan bimbingan guru agama masing-masing. Dimana, landasan agama diwajibkan sebagai dasar pembelajaran disetiap kurikulum, agar terciptanya kualitas siswa yang bukan hanya mampu dalam imtek (ilmu pengetahuan dan teknologi ) namun juga punya dasar imtak ( iman dan takwa ), “jelas kepsek yang juga sebagai instruktur.

Hal ini seperti yang disampikan kepala dinas pendidikan kota Manado Dr. Deisy Lumowa M.Pd, melalui Kepala Sekolah SD Negeri 12 Manado Jooke M. Lendo SPd MSi, Selanjutnya Kadis juga mengatakan, menyangkut jam belajar yang sudah disepakati selama 8 jam, dimana setelah jam istirahat di lanjutkan dengan kegiatan seperti pembinaan karakter, dan kegiatan pembinaan minat bakat siswa, baik mata pelajaran, excul bidang kesenian, olahraga dan pramuka.

“Untuk pekerjaan rumah yang biasanya dikerjakan dirumah  sekarang ini, siswa mengerjakannya di sekolah , sambung kepsek menirukan ucapan Kepala Dinas.

Sementara itu, kegiatan membaca sebagai literasi sekolah pun diwajibkan, dimana guru dan siswa membiasakan diri untuk membaca, dimana sebelum berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, ada kegiatan membaca selama 15 menit.  Dan di wajibkan untuk semua sekolah memiliki ruang atau sudut baca dan taman baca dihalaman sekolah, sebagai penunjang kegiatan membaca tersebut.

Hasil dari rembug Nasional tersebut pada intinya sebagai tindak lanjut pengembangan pembelajaran dengan menggunakan kurikulum tahun 2013 berdasarkan Permendik nomor 160 tahun 2015, tentang pemberlakukan kurikulum tahun 2006 dan tahun 2013 ujar,”kepsek yang sukses mengantarkan SDN 12 Manado mendapatkan piagam penghargaan “Best School 2015” dari International Human Resources Development Program (IHRDP). (Mulyono)