Akibat Mogoknya Pengiriman Subsidi Gas, Nelayan tak Dapat Menafkahi Keluarganya

Kab. Bekasi, RN. Sungguh malangnya nasib para Nelayan kecamatan muara gembong kabupaten bekasi. Sampai dengan saat ini perahu satu-satunya...

Kab. Bekasi, RN.
Sungguh malangnya nasib para Nelayan kecamatan muara gembong kabupaten bekasi. Sampai dengan saat ini perahu satu-satunya, yang dapat dibawa ke kelaut untuk mencari rizki guna untuk menopang hidup dengan menapkahi keluarga  saat ini tak dapat melaju  lagi.

Senin tanggal 20 maret 2017 pukul 10,00 wib.  Dari hasil penelusuran serta kompermasi media RN kepadapihak Nelayan yang berada diwilayah kususnya desa pantai bakti dan pantai sederhana, diduga selaku pengurus (H. BONDAN) telah melalaikan tugas  dan kewajibanya yang mana sudah disepakatinya, Ujarnya Nelayan sesaat dikompermasi, beliau berkata", Menurut insting saya, gas tersebut bisa di mungkinkan dijual ketempat lain, karena harganya jauh lebih mahal Rp 22.000 (dua puluh dua ribu rupiah) dari pada pembelian saya Rp 16,000 (enam belas ribu rupiah) harga subsidi.

Sebagai pengajuan untuk rekomendasi kelayakan dari kepemilikan/pendiri kios. Penyalur/distributor gas yang berisi tiga kilo gram (H.BONDAN), saya sudah bantu dengan mengumpulkan data kelampok nelayan, itu pun tidak mudah seperti kita membalikan telapak tangan. Harus memiliki data susunan anggota nelayan tersebut. 

Saya sudah berusaha membantu dengan mengumpulkan anggota nelayan untuknya,(H.BONDAN) sehinga terpenuhi. Pada ahirnya berjalan, dengan lancar tidak lama kemudian berhenti tanpa ada musawarah, saya sudah merasa dibohongi atas apa yang telah dilakukannya kalau memang tidak ada kelanjutannya lagi, saya dan rekan-rekan nelayan lainnya akan datang untuk mempertanyakan tentang gas kenapa tak kunjung datang.

Agar lebih jelas lagi pada ahirnya saya bersama teman-teman nelayan lainnya datang ke kantor desa, guna untuk memohon penjelasan dari kepala desa kami yaitu (H.SUWINTA) desa pantai bakti kecamatan muara gembong. Begitu juga nelayan yang lain, sama dengan mendatangi kantor desa pantai sederhana kecamatan muara gembong kepala desa (JEJEN JAINI ). Pada ahirnya saya memohon/meminta  pertanggung jawaban atas keterlambatan agar pihak desa bisa membantu kelancaran pengiriman gas tersebut kususnya buat nelayan.

Tadinya saya ijin pada kepala Desa kalau beliau ijinkan ingin merubah akan bahan bakar mesin perahu saya yang tadinya memakai bahan bakar gas, akan saya rubah menjadi bahan bakar bensin, lalu kepala desa melarangnya dan disuru menunggu dengan sabar itu pun kami mematuhi atas SPA yang telah kepala desa uraikan, apakah selamanya kami harus bersabar dan menunggu karena dari perahu inilah kami untuk  menghidupi anak serta istri. (Roy)