Ancaman Intoleransi Menguat ?

Jakarta RN. Jelang putaran kedua atau akhir pilkada DKI Jakarta, persoalan toleransi menjadi sorotan tajam. Karena di nilai telah menyimpa...

Jakarta RN.
Jelang putaran kedua atau akhir pilkada DKI Jakarta, persoalan toleransi menjadi sorotan tajam. Karena di nilai telah menyimpang dari bhineka tunggal ika yang menjunjung tinggi perbedaan. Pilkada Jakarta seolah  bukan hanya menjadi pesta demokrasi warga Jakarta, namun seluruh wilayah yang ada di Indonesia.

Pengamat politik Arbi Sanit bahkan menilai jika jika saat ini Indonesia sedang gonjang-ganjing karena persoalan Intoleransi.

"Ini negara sedang gonjang-ganjing, persoalan yang sebenarnya sudah selesai sejak Indonesia berdiri, kini bergema lagi. Satu sisi bicara NKRI, satu sisi bicara negara agama", terang Arbi Sanit dalam sebuah diskusi bertema "Tantangan toleransi dalam pilkada DKI Jakarta putaran kedua" yang di helat oleh Kaukus Muda Indonesia  (KMI), Jumat (31/3) di Gedung Joeang Jakarta.

Intoleransi menurut Arbi juga di rasakan semakin menguat, dengan maraknya aksi dengan jumlah besar serta Isyu yang menolak calon gubernur non muslim dan dari golongan minoritas.

"Intoleransi sudah bisa di katakan serius dalam pilkada DKI, Kita lihat bukan cuma hasutan, ancaman, tetapi sudah ke arah intimidasi, bukan hanya kepada yang masih hidup bahkan orang mati pun kena hukuman dengan tidak di sholatkan karena mendukung pemimpin yang tidak dari golongan mayoritas", Jelasnya.

Untuk mengatasi intoleransi yang di rasa sudah semakin tumbuh berkembang, Arbi mengatakan jika pemerintah dan aparat untuk bertindak tegas.

"Antisipasinya adalah penindakan tegas terhadap para pelanggar, aparat jangan ragu untuk bertindak. Mereka harus sadar jika demokrasi ada batas, karena ini adalah demokrasi manusia yang ada batas juga aturan", tegasnya.

Herdi Sahrasad yang hadir dalam kesempatan yang sama mengatakan jika intoleransi tumbuh umumnya karena adanya kesenjangan sosial, khususnya persoalan keadilan.

"Dari hasil saya wawancara dengan beberapa orang, Intoleransi umumnya mereka katakan karena persoalan kesenjangan sosial. Khususnya dalam hal keadilan. Banyak yang merasa jika ruang itu penuh ketimpangan yang juga saling berhimpitan. Jika keadilan tidak terpenuhi, maka kekerasan kemungkinan besar terjadi. Untuk itu perlu pemerataan rasa keadilan baik itu dari hal hukum juga dalam persoalan ekonomi", tandas Herdi. (MDI)