Dorongan Ibu Yang Membuat Ratu (Eka) Terus Semangat Mengejar Mimpi

Jakarta RN. Berawal dari keinginan orang tuanya untuk sering ikut berbagai lomba seni semenjak masih berusia 3 Tahun,  menjadikan dara kel...

Jakarta RN.
Berawal dari keinginan orang tuanya untuk sering ikut berbagai lomba seni semenjak masih berusia 3 Tahun,  menjadikan dara kelahiran 12 September 1996 ini menjadi tertarik pada pada dunia seni.

Adalah Ratu Intan Putri atau yang biasa di panggil Eka ini harus terus berjuang keras untuk melangkah menggapai impiannya menjadi seorang Artis.

Menjadi anak semata wayang tidaklah menjadikan dirinya manja, namun justeru membuat dirinya bersemangat dan harus bisa mandiri. karena baginya, masa depannya ditentukan oleh sejauh mana perjuangan yang di lakukan, orang tua adalah penyemangat, penasehat, sekaligus yang selalu di harapkan mendorongnya dengan Do'a.

Gadis yang menyukai warna hitam ini sudah berkali kali mengikuti casting dari PH satu ke PH yang lain dan berkali- kali juga keluar masuk management.

"Beberapa kali ikut casting,  termasuk keluar masuk management, bagi saya itu semua proses yang mesti di lalui, yakin suatu ketika menemukan jalan dan kesempatan baik, yang penting saat ini pendidikan tidak terbengkalai,".  Terang Eka kepada RN, selasa (7/3/2017).

Eka yang saat ini masih mengenyam pendidikan sebagai mahasiswi Fakultas Hukum di salah satu Universitas di Jakarta ini mengaku sempat putus asa. Namun, berkat dorongan orang tuanya, Eka kembali menemukan semangat untuk menjalani impiannya menjadi seorang Artis.

"Sempat ada rasa mau putus asa, beruntung saya punya seorang mamah yang baik, yang selalu memotivasi Eka untuk bangkit dan tidak kenal putus asa". Jelasnya.

Bicara orang tua, sosok Ibu Eka adalah seorang perempuan hebat, yang selama kurang lebih 8 tahun mampu sekaligus berperan menjadi seorang Ayah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Karena selama itu pula, Ayah Eka sakit dan tidak dapat bekerja.

Atas dasar perjuangan Ibu yang luar biasa, meskipun sebagai anak tunggal, tidak pernah terpikir oleh Eka untuk bermalas-malas. Meskipun dirinya manja kepada sosok ibu, bukan berarti Eka tidak berjuang keras. Karena dirinya merasa jika hanya dirinya harapan satu-satunya orang Tuanya. (Dof)