Mengapa Disdik Kalteng Belum Salurkan Dana Bos

Palangka Raya, RN. Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Provinsi Kalimantan Tengah Asdi Narang sesalkan tindakan Dinas Pendidikan pro...

Palangka Raya, RN.

Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Provinsi Kalimantan Tengah Asdi Narang sesalkan tindakan Dinas Pendidikan provinsi ini yang sampai sekarang belum menyalurkan dana bantuan operasional sekolah.

Informasi dari Pemerintah Pusat bahwa dana BOS telah ditransfer ke Kas daerah, namun beberapa sekolah yang dikunjungi saat reses justru mengeluhkan belum menerimanya, kata Asdi di Palangka Raya, Rabu.

"Saya di Komisi X DPR RI yang membidangi langsung terkait pendidikan. Begitu saya mendapat keluhan dari pihak sekolah dana BOS belum disalurkan, saya langsung konfirmasi ke Pusat. Ternyata sudah disalurkan ke kas daerah," ucapnya.

Asdi mengatakan, pemerintah pusat sudah  tiga bulan lalu mentransfer dana BoS ke kas daerah, namun sampai sekarang belum disalurkan ke sekolah. Jika sekolah di tengah kota keterlambatan penyalurannya tidak terlalu masalah, namun di pinggiran tentu sangat mengganggu proses belajar mengajar.

"Apalagi jika dana tersebut sampai ditahan di kas daerah hingga tiga bulan, bagaimana nasib sekolah-sekolah terutama yang berada dipinggiran. Kenapa Disdik sampai membiarkan itu terjadi. Ini sama saja menghambat pembangunan bidang pendidikan di Kalteng," ucapnya.

Politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan ini tidak hanya kesal, namun juga bingung dengan Pemerintah Provinsi, khususnya Dinas Pendidikan. Sebab, pihak sekolah ternyata sebelumnya telah mempertanyakan keterlambatan penyaluran dana BOS.

Anggota DPR RI yang telah dua periode ini mengaku sedih ketika mendengar penuturan sejulah guru di sekolah pinggiran kota Palangka Raya. Para guru mengeluh, kesulitan membeli spidol dan perlengkapan lainnya kalau anggaran tidak disalurkan.

Dia berharap pemerintah Provinsi bersama kabupaten kota segera menyalurkan dana BOS. Sebab dana tersebut disediakan pemerintah pusat sebagai upaya mempercepat memajukan pendidikan di seluruh Indonesia, khususnya daerah pinggiran.

"Kalau dibiarkan seperti ini sama saja menghambat pembangunan pendidikan. Mari kita sama-sama, dari Pusat, Provinsi hingga Kabupaten/Kota lebih serius membangun dan memajukan pendidikan," demikian Asdi. (llk)