Palu, RN. Balai Wilayah Sungai-Sulawesi III menggelar kegiatan dalam rangkah memperingati Hari Air Dunia (HID),peringatan Hari Air Sedu...
Balai Wilayah Sungai-Sulawesi III menggelar kegiatan dalam rangkah memperingati Hari Air Dunia (HID),peringatan Hari Air Sedunia yang jatuh pada tanggal 22 Maret 2017 di peringati di Anjungan Pantai Talise Kota Palu pada minggu kemarin peringatan kali ini diperingati setiap 22 Maret setiap tahunnya merupakan upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya air tawar dan pengelolaannya.
Setiap tahunnya peringatan Hari Air Dunia menyoroti aspek tertentu terutama pada air tawar.dengan mengambil tema “Air dan Air Limbah”.
Karena itulah Balai Wilayah Sulawesi III mengadakan kampanye publik Hari Air Dunia dengan tema Air dan Air Limbah pada hari Minggu (26/3). pada acara tersebut BWS Sulawasi III mengadakan kegiatan seperti Lomba Fotografi untuk diikuti kalangan mahasiswa se Universitas di kota palu, Lomba Menggambar dan Mewarnai diikuti khusus anak-anak yang berusia 6-12 tahun serta kegiatan lainnya yang bertemakan Air dan Air Limbah.
Mengapa BWS Sulawesi III mengambil tema,Air dan air limbah,? Pada perinsipnya di seluruh dunia ada sekitar 80 persen air limbah dari rumah tangga,baik yang berada diperkotaan,industri dan pertanian mengalir kembali ke alam tanpa diolah atau digunakan kembali, dan pada akhirnya mencemari lingkungan.
Menurut data dari WHO dan UNICEF tahun 2014 menyebutkan, ada 1,8 miliar penduduk dunia yang mendapatkan air minum dari sumber terkontaminasi tinja, sehingga menempatkan mereka pada risiko tinggi tertular kolera, disentri, tifus dan polio.
Air yang telah tercemar, sanitasi buruk dan masalah kebersihan menyebabkan sekitar 842.000 kematian setiap tahun,karena itulah, perlu meningkatkan cara pengumpulan dan pengolahan air limbah agar aman digunakan kembali.
Melalui Tema Hari Air Dunia 2017 yakni “Air dan Air Limbah” bahwa pentingnya mengelola limbah dengan baik agar tidak menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan kita khususnya sungai. Mengingat maraknya pembuangan limbah industri dan rumah tangga ke sungai menyebabkan pencemaran air dari tahun ke tahunnya semakin meningkat. Sementara penggunaan sumber air untuk kebutuhan sehari-hari baik rumah tangga dan industri adalah berasal dari sungai.
Air limbah yang tidak dikelola dengan baik sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia mengingat bahwa banyak penyakit yang dapat ditularkan melalui air limbah. Selain itu air limbah yang telah tercemar oleh zat-zat tertentu menyebabkan terganggunya kehidupan biotik yang ada didalamnya. Karena akibat zat-zat pencemar tersebut kadar oksigen dalam air akan menurun, belum lagi ketersediaan air khususnya air bersih setiap tahun jumlahnya semakin berkurang sehingga perlu adanya suatu gerakan agar ketersediaan air tetap memenuhi kebutuhan manusia yang semakin hari semakin meningkat.
Dengan peringatan Hari Air Dunia, Balai Wilayah Sungai Sulawesi III beserta Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan Permukiman Provinsi Sulawesi Tengah dibawah naungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengimplementasikan Gerakan Nasional Kemitraan Penyelematan Air (GN KPA) melalui Kegiatan Penanaman Pohon, yang dilaksanakan dibeberapa lokasi sepanjang tahun 2017.
Setiap tahunnya peringatan Hari Air Dunia menyoroti aspek tertentu terutama pada air tawar.dengan mengambil tema “Air dan Air Limbah”.
Karena itulah Balai Wilayah Sulawesi III mengadakan kampanye publik Hari Air Dunia dengan tema Air dan Air Limbah pada hari Minggu (26/3). pada acara tersebut BWS Sulawasi III mengadakan kegiatan seperti Lomba Fotografi untuk diikuti kalangan mahasiswa se Universitas di kota palu, Lomba Menggambar dan Mewarnai diikuti khusus anak-anak yang berusia 6-12 tahun serta kegiatan lainnya yang bertemakan Air dan Air Limbah.
Mengapa BWS Sulawesi III mengambil tema,Air dan air limbah,? Pada perinsipnya di seluruh dunia ada sekitar 80 persen air limbah dari rumah tangga,baik yang berada diperkotaan,industri dan pertanian mengalir kembali ke alam tanpa diolah atau digunakan kembali, dan pada akhirnya mencemari lingkungan.
Menurut data dari WHO dan UNICEF tahun 2014 menyebutkan, ada 1,8 miliar penduduk dunia yang mendapatkan air minum dari sumber terkontaminasi tinja, sehingga menempatkan mereka pada risiko tinggi tertular kolera, disentri, tifus dan polio.
Air yang telah tercemar, sanitasi buruk dan masalah kebersihan menyebabkan sekitar 842.000 kematian setiap tahun,karena itulah, perlu meningkatkan cara pengumpulan dan pengolahan air limbah agar aman digunakan kembali.
Melalui Tema Hari Air Dunia 2017 yakni “Air dan Air Limbah” bahwa pentingnya mengelola limbah dengan baik agar tidak menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan kita khususnya sungai. Mengingat maraknya pembuangan limbah industri dan rumah tangga ke sungai menyebabkan pencemaran air dari tahun ke tahunnya semakin meningkat. Sementara penggunaan sumber air untuk kebutuhan sehari-hari baik rumah tangga dan industri adalah berasal dari sungai.
Air limbah yang tidak dikelola dengan baik sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia mengingat bahwa banyak penyakit yang dapat ditularkan melalui air limbah. Selain itu air limbah yang telah tercemar oleh zat-zat tertentu menyebabkan terganggunya kehidupan biotik yang ada didalamnya. Karena akibat zat-zat pencemar tersebut kadar oksigen dalam air akan menurun, belum lagi ketersediaan air khususnya air bersih setiap tahun jumlahnya semakin berkurang sehingga perlu adanya suatu gerakan agar ketersediaan air tetap memenuhi kebutuhan manusia yang semakin hari semakin meningkat.
Dengan peringatan Hari Air Dunia, Balai Wilayah Sungai Sulawesi III beserta Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan Permukiman Provinsi Sulawesi Tengah dibawah naungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengimplementasikan Gerakan Nasional Kemitraan Penyelematan Air (GN KPA) melalui Kegiatan Penanaman Pohon, yang dilaksanakan dibeberapa lokasi sepanjang tahun 2017.
Yang pertama pada Embung Ngia, Dusun Ngia, Desa Ngata Baru, Desa Kaluku Bula dan Desa Sunju Kabupaten Sigi serta pada UPT SPAM Dinas Cipta Karya & SDA Provinsi Sulawesi Tengah. Adapun jumlah pohon yang telah kami tanam sejumlah 700 pohon. Yang terdiri dari tanaman ekonomis seperti Nangka, Kemiri dan Mangga serta tanaman non ekonomis seperti Trambessi.
Kegiatan penanaman pohon ini melibatkan Bupati Sigi dan beberapa stakeholder seperti Masyarakat Desa, Aparat Desa, dan Mahasiswa/Pelajar. Harapan yang dipetik pada kegiatan Ceremonial Penanaman Pohon pada hari Rabu (22/3) semua unsur pemerintahan dan elemen masyarakat mampu bekerja sama dalam menyelamatkan air, untuk anak cucu kita kedepannya, serta memberikan manfaat dan bernilai penting, khususnya dalam peningkatan pelestarian sumber daya air, sehingga dapat menjadi contoh yang baik kedepan. Karena selain memiliki fungsi edukasi, diharapkan kegiatan seperti ini juga dapat meningkatkan kepedulian warga terhadap lingkungannya. (Manto)
Kegiatan penanaman pohon ini melibatkan Bupati Sigi dan beberapa stakeholder seperti Masyarakat Desa, Aparat Desa, dan Mahasiswa/Pelajar. Harapan yang dipetik pada kegiatan Ceremonial Penanaman Pohon pada hari Rabu (22/3) semua unsur pemerintahan dan elemen masyarakat mampu bekerja sama dalam menyelamatkan air, untuk anak cucu kita kedepannya, serta memberikan manfaat dan bernilai penting, khususnya dalam peningkatan pelestarian sumber daya air, sehingga dapat menjadi contoh yang baik kedepan. Karena selain memiliki fungsi edukasi, diharapkan kegiatan seperti ini juga dapat meningkatkan kepedulian warga terhadap lingkungannya. (Manto)
COMMENTS