Palu, RN. Gubernur Sulawesi Tengah Drs. H longki Djanggola, M Si. Memimpin secara langsung Rapat koordinasi dan konsultasi pembangunan...
Palu, RN.
Gubernur Sulawesi Tengah Drs. H longki Djanggola, M Si. Memimpin secara langsung Rapat koordinasi dan konsultasi pembangunan perkebunan provinsi Sulawesi Tengah. Bertempat di ruang Polibu Kantor Gubernur Sulteng,didampingi Direktur Jenderal Pekebunan Kementrian Pertanian Republik Indonesia Ir. Bambang, MM., Asisten Ekonomi Pembangunan dan Kesra Dr. Ir Bunga Elim Somba, MSc., Kadis Perkebunan dan Peternakan Ir Nahyun Biantong, M.Si.pada rabu16/3/2017
Sulawesi Tengah memiliki luas wilayah daratan 61.849.29 km2 dan perairan laut tiga kali luas daratan, yaitu 193.923.75 km2, dari luas daratan tersebut, tercatat untuk penggunaan lahan perkebunan seluas 681.685 ha atau 12,36 % sedang untuk penggunaan lahan pertanian hanya seluas 168.250 ha atau 2,66%.
Karenanya Gubernur menginginkan peningkatan anggaran yang terus bertambah khusus di sektor perkebunan guna mendapatkan hasil yang maksimal. “saya berharap kuantitas dan kualitas serta nilai tambah produk perkebunan dapat meningkat sebagaimana yang kita harapkan. karena tujuan pembangunan perkebunan tersebut tidak mungkin bisa kita capai hanya melalui apbd provinsi dan apbd kabupaten kota, akan tetapi yang sangat kita harapkan juga dukungan anggaran yang memadai dari pusat”. Harap Gubernur.
Ia mengutarakan hal tersebut karena berdasarkan pada data statistik Provinsi sulawesi Tengah. Pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi, Akan tetapi bersama dengan itu pula angka kemiskinannya cukup tinggi pula. Karena yang memberi andil besar pendapatan daerah adalah dari hasil Tambang.
Indonesia yang memiliki perkebunan Kakao terluas terdapat di Provinsi Sulawesi Tengah disamping provinsi ini memiliki komoditas perkebunan unggulan lainnya seperti Kelapa Dalam, Kelapa Sawit, Cengkeh dan Kopi. Pada akhirnya harus mengelola secara komprehensif agar dapat mencapai komoditas yang berkualitas.
Sulawesi Tengah memiliki luas wilayah daratan 61.849.29 km2 dan perairan laut tiga kali luas daratan, yaitu 193.923.75 km2, dari luas daratan tersebut, tercatat untuk penggunaan lahan perkebunan seluas 681.685 ha atau 12,36 % sedang untuk penggunaan lahan pertanian hanya seluas 168.250 ha atau 2,66%.
Karenanya Gubernur menginginkan peningkatan anggaran yang terus bertambah khusus di sektor perkebunan guna mendapatkan hasil yang maksimal. “saya berharap kuantitas dan kualitas serta nilai tambah produk perkebunan dapat meningkat sebagaimana yang kita harapkan. karena tujuan pembangunan perkebunan tersebut tidak mungkin bisa kita capai hanya melalui apbd provinsi dan apbd kabupaten kota, akan tetapi yang sangat kita harapkan juga dukungan anggaran yang memadai dari pusat”. Harap Gubernur.
Ia mengutarakan hal tersebut karena berdasarkan pada data statistik Provinsi sulawesi Tengah. Pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi, Akan tetapi bersama dengan itu pula angka kemiskinannya cukup tinggi pula. Karena yang memberi andil besar pendapatan daerah adalah dari hasil Tambang.
Indonesia yang memiliki perkebunan Kakao terluas terdapat di Provinsi Sulawesi Tengah disamping provinsi ini memiliki komoditas perkebunan unggulan lainnya seperti Kelapa Dalam, Kelapa Sawit, Cengkeh dan Kopi. Pada akhirnya harus mengelola secara komprehensif agar dapat mencapai komoditas yang berkualitas.
Untuk itu menghimbau agar menerapkan teknologi, manajemen kelompok tani, dan kemitraan dengan industri dan pedagang besar, sehingga ekspor komoditas perkebunan dapat meningkatkan pendapatan petani. Ia juga berharap ada beberapa yang menjadi prioritas kedepan, yaitu perbaikan infrastruktur sektor perkebunan berupa alat mesin perkebunan, jalan produksi, jaminan hak atas tanah, dan ketersediaan air untuk perkebunan.
Hadir dalam acara ini Para Bupati/Walikota se-Sulawesi tengah sekaligus menyampaikan beberapa kendala yang dialami di lapangan. Yang secara garis besar masalah yang dialami adalah di bidang perbenihan dan harga jual komoditas yang dianggap terlalu rendah nilainya.
Ir. Bambang, MM. Selaku Dirjen Bun. Menjawab dengan lugas melalui Direktur Pembenihan. Apa yang disampaikan akan Kementan pastikan menjadi pertimbangan dan dan bahan evaluasi kedepan. Ia juga memberi solusi yang pasti kepada para Bupati agar dapat menyediakan lahan guna pembenihan bibit yang berkulitas dan bersertifikat. Dengan tujuan meminimalisir bibit yang buruk diterima petani selama ini oleh pihak yang tidak jelas.
Hadir dalam acara ini Para Bupati/Walikota se-Sulawesi tengah sekaligus menyampaikan beberapa kendala yang dialami di lapangan. Yang secara garis besar masalah yang dialami adalah di bidang perbenihan dan harga jual komoditas yang dianggap terlalu rendah nilainya.
Ir. Bambang, MM. Selaku Dirjen Bun. Menjawab dengan lugas melalui Direktur Pembenihan. Apa yang disampaikan akan Kementan pastikan menjadi pertimbangan dan dan bahan evaluasi kedepan. Ia juga memberi solusi yang pasti kepada para Bupati agar dapat menyediakan lahan guna pembenihan bibit yang berkulitas dan bersertifikat. Dengan tujuan meminimalisir bibit yang buruk diterima petani selama ini oleh pihak yang tidak jelas.
“Ketersediaan benih dapat terwujud dengan cukup menyediakan 5 ha saja, maka Kementan akan bangun. Agar daerah dapat mandiri dalam perbenihan tanpa perlu ketergantungan dari Jember atau Manado” Pungkas Direktur Pembenihan. Ia pun berharap agar petani perkebunan mendapat nilai tambah dengan cara mengolah komoditas tersebut yang selama ini hanya dipanen tanpa mengolahnya sehingga nilai ekonominya rendah.
“Kakao didorong tidak hanya menjadi komoditas mentah. Tetapi juga memiliki nilai tambah ekonomi, negara yang terus berkembang saya pastikan konsumsi cokelatnya pasti tinggi”. Tutup Bambang.
Gubernur juga menerima penghargaan oleh Kementan atas keberhasilannya dalam pengembangan Kakao berbasis desa binaan yang diserahkan oleh Dirjen Perkebunan. (Manto)
Gubernur juga menerima penghargaan oleh Kementan atas keberhasilannya dalam pengembangan Kakao berbasis desa binaan yang diserahkan oleh Dirjen Perkebunan. (Manto)
COMMENTS