11 Desa Terendam Banjir, DPRD Minta Investor Ikut Bantu

Sampit, RN.  Sejak Sabtu (20/5/2017) Banjir melanda sejumlah desa di wilayah utara Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, sam...

Sampit, RN. 

Sejak Sabtu (20/5/2017) Banjir melanda sejumlah desa di wilayah utara Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, sampai rabu 24/5 tak kunjung surut. Informasi yang diterima awak media ada ratusan rumah warga yang berada dilima desa dikecamatan Antang Kalang tenggelam akibat banjir.

Salah seorang warga Desa Boloi Kecamatan Antang Kalang mengatakan  sampai saat ini ketinggian air masih dari 1,5 kilometer sampai dengan 2 meter seperti yang digambarkan di foto tempat kejadian tersebut.

’’Sudah 5 (lima) hari air pasang (banjir,red) belum juga mengalamni penurunan , karena hujan masih terus terjadi,”ujar Onie.

Dia juga mengatakan persoalan banjir ini memang sudah biasa terjadi namun kami sangat berharap kepada Pemerintah daerah supaya melakukan pesiapan guna menghadapi banjir ini pasalnya saat ini sudah ada warga yang terkena penyakit terutama diare dan kutu air ."Memang bantuan sudah ada dari dinas ", tuturnya

Secara terpisah sebelumnya Camat Antang Kalang Berdikari melalui Sekcamnya Johny Parmoto Yudho mengataan  pihak kecamatan sudah melakukan pemantauan  Banjir yang melanda desa-desa di Antang Kalang ini diperkirakan mencapai 10 desa. Namun untuk data yang sudah atau masuk di Kecamatan berjumlah sebanyak lima desa, sejauh ini pihak kecamatan juga terus memantau dilokasi.

Menurutnya diantara desa-desa yang terkena musibah banjir dadakan ini yakni diantaranya Desa Tumbang Ngahan, Sungai puring,Tumbang Kalang,Tumbang Manya, dan Desa Sungai Hanya.

“Itu yang sudah masuk, tapi informasinya ada beberapa desa lagi yang masih menunggu laporan, karena memang 11 desa dari 15 desa se kecamatan ini terletak di bibir sungai ,anak dari sungai mentaya,” lanjutnya.

Menanggapi hal tersebut Anggota Komisi III DPRD Kotim Nono Magat meminta kepada pemerintah daerah untuk  berkoardinasi dengan Perusahaan Besar Swasta yang berada diwilayah utara tersebut supaya bisa membantu masyarakat yang terkena musibah banjir.

"Sampai saat ini saya belum dengar ada perusahaan yang membatu warga yang terkena musibah banjir itu ", ujarnya.

Dia juga mengatakan tanggung jawab sosial investor yang berinvestasi di wilayah tersebut perlu dipertanyakan jangan hanya terpaku terhadap bantuan dari pemerintah daerah sementara investor mengeruk keuntung diwilayah tersebut.

 ’’Walau tidak ada aturan untuk membantu dalam hal banjir ini, seharusnya perusahaan dapat ikut membantu penanganan musibah banjir ini yang setiap tahun terjadi. Ini merupakan tanggungjawab kita bersama,”pungkasnya. (Joe)