Jakarta, RN. Pemerintah Kabupaten Morowali harus segera melakukan menyelidiki atas pembangunan landasan pesawat di Bandara Morowali Pa...
Pemerintah Kabupaten Morowali harus segera melakukan menyelidiki atas pembangunan landasan pesawat di Bandara Morowali Pasalnya, Landasan Pacu bandara tersebut mengalami kerusakan yang cukup parah, yakni "patah" . Hal tersebut sangat membahayakan baik ketika pesawat sedang "landaing maupun take of".
"Landasan pacu bandara Morowali itu kan baru dibangun tapi kenapa kondisinya sudah rusak? Ini yang harus diselidiki oleh pihak pemda, karena jangan-jangan ada unsur kesengajaan dari pihak pemenang tender proyek pembangunan bandara tersebut," kata salah seorang warga Sulawesi Tengah di Jakarta, senin (5/6/2017).
"Pekerjaan Runway itu kan belum lama di kerjakan, tapi kok sudah patah?. Artinya sangat jelas ada unsur KKN sehingga pihak rekanan yang mengerjakan tidak profesional dan tidak berpengalaman. Pihak itu hanya mencari keuntungkan besar bisa jadi mark'up atau kontraktor yang sengaja di menangkan. Jadi, jelas ini ada permainan dengan unsur panitia tender", ujarnya.
Lanjut dia katakan Jelas ada unsur KKN nya. Jadi, saya minta supaya penegak hukum dalam hal ini Kejati Sulteng agar segera menelusuri aroma tidak sedap oleh panitia tender di Kabandara Mutiara Palu Sulawesi Tengah.
"Karena, melakukan tender pembangunan Bandara Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah (Sulteng) itu diduga sarat dengan unsur KKN. Tender tersebut diduga dikenadlikan oleh Kepala Bandara Mutiara Palu, dan PPK yang bertanggung jawab dalam hal ini adalah saudara Rizky", tuturnya.
Dijelaskan nya, persoalannya bukan hanya itu, tetapi masih ada hal lebih penting.
"Ketika tim pusat pekan kemarin datang melihat pekerjaan bandara Maleo, Kabupaten Morowali, kecewa dengan rekanan yang di menangkan oleh panitia tender. Melihat kondisi landasan bandara yang sudah patah itu, tim survei pun merasa kaget. Bahwa salah satu ruas landasan Runway itu patah, padahal baru saja dikerjakan beberapa bulan lalu (beroperasi) dengan menggunakan anggarann tahun 2016-2017", kata dia.
Selain itu, pemenang tender yang saat ini juga mengerjakan Proyek Pembangunan Perumahan Bandara Udara kabupaten Morowali Adapun, kata dia, proses pemenangan tender pembangunan Perumahan tersebut juga sarat dengan KKN. Lebih parah lagi proyek tersebut dimenangkan oleh Bapaknya saudara Rizky sebagai PPK yang mengendalikan tender di bandara kabupaten Morowali pungkasnya.
Sementara itu, Anggota Komisi V DPR RI yang membidangi infrastruktur dan perhubungan Ahmad H. Ali pernah mengungkapkan bahwa pembangunan Bandara Kabupaten Morowali membutuhkan anggaran sekitar Rp 100 miliar dengan luas bandara sepanjang 1.600 meter.
“Kami memandang bahwa Morowali sudah sangat membutuhkan bandara untuk meningkatkan akses perhubungan udara guna mempercepat pembangunan ekonomi yang terkenal dengan hasil tambang dan perkebunan itu,” kata Anggota Komisi V DPR RI yang membidangi infrastruktur dan perhubungan.
Ahmad H. Ali atau akrab disapa Haji Matu yang juga politisi Partai NasDem dari daerah pemilihan Sulawesi Tengah itu menyebut Kabupaten Morowali merupakan salah satu kawasan potensial untuk pertambangan nikel, emas serta perkebunan kelapa sawit dan karet yang sedang ramai dilirik investor. Dengan begitu butuh sarana transportasi yang baik khususnya transportasi udara nasional.
“Kabupaten Morowali merupakan salah satu kabupaten potensial yang banyak diminati investor di bidang pertambangan dan perkebunan, olehnya daerah itu butuh infrastruktur perhubungan udara,” ujarnya.
Diketahui, Morowali dan Morowali Utara saat ini hanya bisa dijangkau dengan jalan darat dari Palu dengan jarak 500 kilometer dan dari Kendari, Sulawesi Tenggara sekitar 350 kilometer dengan waktu tempuh antara 12 sampai 15 jam. (Arief)
"Landasan pacu bandara Morowali itu kan baru dibangun tapi kenapa kondisinya sudah rusak? Ini yang harus diselidiki oleh pihak pemda, karena jangan-jangan ada unsur kesengajaan dari pihak pemenang tender proyek pembangunan bandara tersebut," kata salah seorang warga Sulawesi Tengah di Jakarta, senin (5/6/2017).
"Pekerjaan Runway itu kan belum lama di kerjakan, tapi kok sudah patah?. Artinya sangat jelas ada unsur KKN sehingga pihak rekanan yang mengerjakan tidak profesional dan tidak berpengalaman. Pihak itu hanya mencari keuntungkan besar bisa jadi mark'up atau kontraktor yang sengaja di menangkan. Jadi, jelas ini ada permainan dengan unsur panitia tender", ujarnya.
Lanjut dia katakan Jelas ada unsur KKN nya. Jadi, saya minta supaya penegak hukum dalam hal ini Kejati Sulteng agar segera menelusuri aroma tidak sedap oleh panitia tender di Kabandara Mutiara Palu Sulawesi Tengah.
"Karena, melakukan tender pembangunan Bandara Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah (Sulteng) itu diduga sarat dengan unsur KKN. Tender tersebut diduga dikenadlikan oleh Kepala Bandara Mutiara Palu, dan PPK yang bertanggung jawab dalam hal ini adalah saudara Rizky", tuturnya.
Dijelaskan nya, persoalannya bukan hanya itu, tetapi masih ada hal lebih penting.
"Ketika tim pusat pekan kemarin datang melihat pekerjaan bandara Maleo, Kabupaten Morowali, kecewa dengan rekanan yang di menangkan oleh panitia tender. Melihat kondisi landasan bandara yang sudah patah itu, tim survei pun merasa kaget. Bahwa salah satu ruas landasan Runway itu patah, padahal baru saja dikerjakan beberapa bulan lalu (beroperasi) dengan menggunakan anggarann tahun 2016-2017", kata dia.
Selain itu, pemenang tender yang saat ini juga mengerjakan Proyek Pembangunan Perumahan Bandara Udara kabupaten Morowali Adapun, kata dia, proses pemenangan tender pembangunan Perumahan tersebut juga sarat dengan KKN. Lebih parah lagi proyek tersebut dimenangkan oleh Bapaknya saudara Rizky sebagai PPK yang mengendalikan tender di bandara kabupaten Morowali pungkasnya.
Sementara itu, Anggota Komisi V DPR RI yang membidangi infrastruktur dan perhubungan Ahmad H. Ali pernah mengungkapkan bahwa pembangunan Bandara Kabupaten Morowali membutuhkan anggaran sekitar Rp 100 miliar dengan luas bandara sepanjang 1.600 meter.
“Kami memandang bahwa Morowali sudah sangat membutuhkan bandara untuk meningkatkan akses perhubungan udara guna mempercepat pembangunan ekonomi yang terkenal dengan hasil tambang dan perkebunan itu,” kata Anggota Komisi V DPR RI yang membidangi infrastruktur dan perhubungan.
Ahmad H. Ali atau akrab disapa Haji Matu yang juga politisi Partai NasDem dari daerah pemilihan Sulawesi Tengah itu menyebut Kabupaten Morowali merupakan salah satu kawasan potensial untuk pertambangan nikel, emas serta perkebunan kelapa sawit dan karet yang sedang ramai dilirik investor. Dengan begitu butuh sarana transportasi yang baik khususnya transportasi udara nasional.
“Kabupaten Morowali merupakan salah satu kabupaten potensial yang banyak diminati investor di bidang pertambangan dan perkebunan, olehnya daerah itu butuh infrastruktur perhubungan udara,” ujarnya.
Diketahui, Morowali dan Morowali Utara saat ini hanya bisa dijangkau dengan jalan darat dari Palu dengan jarak 500 kilometer dan dari Kendari, Sulawesi Tenggara sekitar 350 kilometer dengan waktu tempuh antara 12 sampai 15 jam. (Arief)
COMMENTS