Penggunaan Sirtu Untuk Proyek Waduk Cileweung Kuningan Dikeruk Dari Galian Ilegal Sungai Cijangkelok

Kuningan, RN  Masih berjalan dalam kurun waktu yang panjang dua tahun berjalan 2015/2016 pembangunan proyek BBWS untuk bendungan Cileu...

Kuningan, RN 

Masih berjalan dalam kurun waktu yang panjang dua tahun berjalan 2015/2016 pembangunan proyek BBWS untuk bendungan Cileuweung di Kabupaten Kuningan terletak di wilayah timur persisnya di wilayah Kecamatan Cibereum yang berjarak kurang lebih 20 kilometer dari pusat kota kabupaten Kuningan ini baru berjalan sekitar beberapa persen, waktu dalam pembangunannya sudah berjalan sekitar dua tahun, pembangunan waduk Cileuweung yang dimulai sejak tahun 2015 ini dianggap oleh masyarakat pekerjaanya molor karena baru beberapa kegiatan pekerjaan yang baru bisa dikerjakan dan terkesan lambat dalam mencapai progress kegiatan.
       

Sangatlah disayangkan pembangunan waduk Cileweung yang berada di daerah Kuningan Timur ini dinilai oleh masarakat terkesan lambat dan juga dalam proses pengurukan penggunaan bahan materialnya ilegal yang diambil dari aliran sungai induk Cijangkelok, yang berada di desa Dukuh Badag persis berada samping wilayah pinggir perdesaan dengan jalur arus sungainya hampir sekitar 2 kilometer sepanjang sebelah perumahan warga.

Berawal dari narasumber warga sekitar yang namanya tidak mau di korankan menuturkan kepada wartawan terkait seringnya mobil dumtruk yang bolak balik mengangkut sirtu yang berasal dari jalur sungai Cijangkelok. Bahkan menurut masyarakat pengerukan sirtu sudah berjalan lama dan dilakukan setiap hari. Puluhan kubik sirtu yang dikeruk dari aliran sungai Cijangkelok ini untuk pembangunan waduk Cileweung. Diduga kuat pengerukan sirtu tidak berijin karena bahan sirtu diambil dari aliran sungai induk. Kalau dilihat dari aturan Permen PP No 35 tahun 1991 tentang sungai Bab XII jelas dilarang, lalu siapa yang harus bertanggung jawab.
        

Di lain tempat Kepala Desa Dukuh Badag, Kastum membenarkan persoalan terkait pengerukan sirtu yang ada di desanya. "Memang benar galian sirtu untuk proyek bendung Cileuweung itu ngambilnya dari sungai desa kami Dukuh Badag wajarlah kami disini memberdayakan masyarakat pengurusnya juga karang taruna, lumayan buat PAD desa" tuturnya.

Disinggung soal ijin galian Kades Kastum menyatakan memang tidak adanya ijin dari dinas terkait bahkan menurutnya hanya sebatas musyawarah desa dengan masyarakat dan BPD, menurutnya tidak salah karena sungai Cijangkelok berada di wilayah sekitar desanya.
        

Masyarakat Kuningan mengharapkan kinerja pemerintah adanya ketegasan dengan perilaku pihak rekanan yang tidak mengindahkan aturan bahkan memanfaatkan bahan material yang tidak beraturan apalagi mengeruknya dari aliran sungai yang seharusnya di jaga kelestariannya dan dilindungi kehabitatanya, pembangunan waduk Kuningan bahkan disorot oleh pihak LSM Gakham Kab. Kuningan. Pihak rekanan WIKA Brantas terkesan dalam pembangunannya asal-asalan dengan pengambilan bahan material dari sungai yang tidak berijin ilegal, dikatakan oleh sekjen Gakham Yans Brother dirinya siap mengawal masalah yang dilakukan oleh pihak rekanan PT. WIKA Brantas dalam pembangunan waduk Kuningan ini agar ditindaklanjut oleh pihak lembaga yang berwenang karena menurutnya jelas itu sebuah pelanggaran yang fatal. (ujang.hendra)