Habib Luthfi: Melihat Cara Dedi Mulyadi, Jadi Teringat Kisah Wali Songo

Purwakarta RN. Rais 'Aam Jam'iyyah Alhut Thariqah al Mu'tabarah an Nahdhiyyah (JATMAN) Habib Muhammad Luthfi bin Yahya, Selasa...

Purwakarta RN.
Rais 'Aam Jam'iyyah Alhut Thariqah al Mu'tabarah an Nahdhiyyah (JATMAN) Habib Muhammad Luthfi bin Yahya, Selasa (22/8) malam memberikan taushiah kebangsaan dalam acara Tablig Akbar dan dzikir kebangsaan yang digelar di Taman Pesaggrahan Padjadjaran Purwakarta.

Dalam ceramah yang disampaikan dengan balutan warna-warni air mancur, Dzurriyyah (keturunan) Rasulullah SAW tersebut mengungkap filosopi dakwah Islam yang selama ini di lakukan oleh Dedi Mulyadi.

Habib Luthfi  menyebut apabila cara Dedi menyampaikan islam penuh makna mendalam sebagaimana cara yang dahulu dilakukan oleh Wali Sembilan (Wali Songo) yakni melalui syair dan berbagai bentuk kesenian.

"Luar biasa Pak Dedi ini, sangat mengandung falsafah tingkat tinggi. Dulu, para Wali Sembilan menyampaikan syiar Islam memiliki manajemen hebat, bukan langsung berdakwah kamu harus begini, kamu tidak boleh begitu. Tetapi caranya melalui perkenalan dulu, harus menyapa dulu," jelas Habib asal Pekalongan ini.

Habib Luthfi juga menyiratkan ajaran tentang kebhinnekaan dalam syair dan musik yang disajikan dalam acara tersebut. Melalui perumpamaan tangga nada, pria yang akrab disapa Abah Habib itu mengatakan dari sana dapat lahir berbagai genre musik yang mampu mempersatukan.

"Tadi, dalam pertunjukan musiknya ada Jawa, Sunda bahkan Mandarin. Tetapi berbagai genre itu mampu mempersatukan, bahasa musik, bahasa yang difahami oleh siapapun. Kalau ada yang benci, wah itu mungkin telinganya saja yang tidak beres. Lah wong Wali Sembilan saja pakai alat musik," katanya menambahkan.

Lebih lanjut, Habib Luthfi mengatakan kehidupan manusia sebenarnya seperti orkestra musik. Masing-masing memiliki peran dan kesempatan untuk dibunyikan tetapi harus berada dalam koridor yang sudah ditentukan agar menghasilkan kualitas musik yang indah.

"Misalnya saat orang demo, boleh-boleh saja, asalkan taat pada koridor. Kalau semua gak mau kalah dan koridornya dilanggar, ini akan berakibat rusak," tandasnya.

Para hadirin yang menyaksikan langsung ceramah Habib Luthfi langsung mengerti dan mengaitkan ceramah tersebut dengan kondisi kekinian masyarakat dan pemerintahan di Indonesia secara umum.

"Alhamdulillah malam ini langsung  mendengar Abah Luthfi ceramah, biasanya hanya di Facebook. Apa yang beliau sampaikan mudah dimengerti, kalau cara Abah ini dilaksanakan pasti kita bisa hidup harmonis, tidak saling benci satu sama lain. Peran pemerintah juga menjadi ringan dalam membina masyarakat," kata salah satu jama'ah yang mengaku berasal dari Kota Bogor.

Selesai menyampaikan ceramah, Habib Luthfi tidak langsung meninggalkan panggung. Abah Luthfi terlihat memainkan organ dan menyanyikan Lagu "Yaa ahlal Wathon" karya Kiai Wahab Chasbullah, salah seorang pendiri organisasi Nahdhatul Ulama yang juga di ikuti oleh para jama'ah yang lain. (Hum/dof)