Kejaksaan Negeri Subang Panggil Kepala Desa Mayangan

Subang, RN Kejaksaan negeri Subang panggil Kepala Desa Mayangan, Kab. Subang, Kec. Legon Kulon, Provinsi Jawa Barat, terkait adanya peng...

Subang, RN

Kejaksaan negeri Subang panggil Kepala Desa Mayangan, Kab. Subang, Kec. Legon Kulon, Provinsi Jawa Barat, terkait adanya pengolahan obyek wisata Pondok Bali. Herudin selaku Kepala Desa Mayangan saat di konfirmasi RN ditempat dia bekerja mengatakan, "pengolahan obyek wisata Pondok Bali ini sudah diketahui oleh pihak pemerintah kabupaten yaitu Sekda dan Disbudpora (Dinas Budaya Pariwisata dan Olah Raga), bahkan saya juga boleh mengelolanya selama belum ada investor yang siap mengelola tempat wisata Pondok Bali tersebut.

Setiap pengunjung yang datang ke pondok wajib membayar tiket masuk sebesar Rp 25.000 untuk dua orang beserta sepeda motornya, perorangnya kami target Rp 10.000.belum lagi dengan parkir mobil dan sepeda motor.

Lanjut Herudin mengatakan, dirinya merasa kaget saat ada pemanggilan dari kejaksaan terkait pengolahan obyek wisata Pondok Bali. "Kenapa bukan Sekda dan Disbudpora, karena atas rekomendasi dia saya berani mengelola wisata Pondok Bali tersebut,"ujarnya.

Terkait adanya rekomendasi dari Disbudpora kami langsung menghubungi Kabid Wisata Ibu Euis via SMS saat dikonfirmasi RN tertulis, "memang betul saya mengijinkan Kepala Desa Mayangan untuk mengamankan sementara di waktu lebaran saja sebab dalam naungan Perdes (Peraturan Desa) bukan membolehkan atau mengijinkan memakai tiket masuk. Sekarang sudah dicabut pengelolaannya di akhir Juli tahun 2017 sebab mau di lelangkan."

Data yang di himpun RN, banyaknya pedagang yang ada didalam obyek wisata Pondok Bali mengeluh pasalnya selama lebaran dirinya harus mengeluarkan uang sebesar Rp 250.000 selama lebaran, pungutan kepada pedagang relatif ada juga yang berbentuk sehari Rp 25.000, selama lebaran.

Selama pengolahan wisata oleh Kepala Desa Mayangan dimulai pada tahun 2014, tidak pernah merehab sarana prasarana wisata di antaranya pos pintu masuk, jalan pintu masuk yang sudah mulai hancur, tempat penahan tanah yang sudah hancur karena dimakan usia sehingga sering terjadinya mangrub. (M. Tohir)