SMK Sukamandi Tolak Pemberitaan di Medsos

Subang, RN Tidak bisa dipungkiri bahwa banyaknya orang tua mengirim anaknya ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan motivasi agar sege...

Subang, RN

Tidak bisa dipungkiri bahwa banyaknya orang tua mengirim anaknya ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan motivasi agar segera mendapat kerja dam mandiri, dengan demikian banyak siswa SMK yang dari awal yang bersikap untuk bekerja setelah lulus, entah menjadi montir di bengkel, pegawai toko, operator mesin pabrik atau pramusaji di restoran.

Sebenarnya SMK juga punya peran yang sama dengan sekolah menengah umum yaitu sebagai jembatan menuju pendidikan lanjutan dan bahkan dengan spesialisasi dengan perjurusan yang lebih spesifik. SMK Sukamandi mewujudkan tamatan yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur cerdas dan memiliki kompetensi sesuai dengan bidang keahlianya.

Mengembangkan intitusi dengan menerapkan sistem mutu dengan suplemen konsisten mengembangkan kurikulum nasional bersama pasar kerja dan iptek, melaksankan diklat dengan pendekatan untuk memberi peluang tamatan berwirausaha atau bekerja di industri, menjalin kerja sama dengan dudi, perguruan tinggi dengan intansi terkait untuk mewujudkan pengembangan pendidik, tenaga pendidikan, kurikulum implementasi prakerin dan pemasaran tamatan, mengembangkan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung proses pembelajaran yang berkualitas ramah lingkungan serta mengendalikan terjadinya dan keruksakan lingkungan hidup.

Tujuan sekolah SMK Sukamandi untuk menyiapkan tamatan yang beriman dan bertaqwa serta berkepribadian unggul dan mampu mengembangkan diri dengan penyelenggaran diklat bertaraf nasional. Belum lama ini nama SMK Sukamandi tercemar karena dikejutkan dengan foto–foto siswa yang menyebar di media sosial yang belum jelas kebenaranya, pada hari Kamis tanggal 27/07/17. 

Kepala sekolah SMK H. Rusdian Hermayadi SH, MM.Pd memanggil ketiga orang tua siswa untuk mengklarifikasi pemberitaan dimedia sosial, adapun yang dilakukan Abyan Abid, Refen Detonator Karel, Ahmad Ipin di media sosial itu tidak benar. Bahkan keterangan dari Refen Detonator Karel mengatakan bahwa pada hari Selasa tanggal 25/07/17, ”benar saya ada di Polsek Patokbesi bersama kedua teman saya dan adapun masalah foto juga isi redaksi yang ada di media sosial itu karena tekanan okum yang memuatnya adapun foto yang memegang senjata tajam itu semua disuruh pak polisi,” tandas pada Refen. 

H. Rusdian Hermayadi SH, MM.Pd selaku kepala sekolah SMK Sukamandi bersama orang tua siswa menyayangkan dengan pemberitaan yang ada di media sosial tersebut. Padahal di jaman sekarang ini, teknologi yang merupakan produk modernitas telah mengalami lompatan yang luar biasa karena sedemikian pesatnya, pada giliranya manusia yang kreator teknologi itu sendiri kebingungan mengendalikanya, termasuk perkembangan internet. Pengembangan internet juga membuat dan melahirkan media baru yang kita sebut bersama sebagai media sosial.

Media sosial bisa diartikan sebagai media online dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi berbagi dan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog jejaring sosial merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan masyarakat di seluruh dunia. Berkembangnya media baru ini seakan berbanding lurus dengan pelanggaran dengan kejahatan yang terjadi didalamnya salah satunya pencemaran nama baik, yang melalui wadah media sosial seperti yang baru–baru ini terjadi di salah satu sekolah menengah kejuruan yaitu SMK Sukamandi Kecamatan Ciasem Kabupaten Subang, yakni khusus dugaan penghinaan pencemaran nama baik oleh oknum pengguna Facebook terhadap nama sekolah dan orang tua siswa melalui media sosial Facebook. Pencemaran nama baik atau penghinaan dimedia sosial telah menjadi fenomena yang sering terjadi dijejaring sosial.

Pencemaran nama baik merupakan perbuatan melawan hukum yang menyerang kehormatan atau nama baik orang lain. Sebagian masyarakat bahwa ini hanyalah bentuk kebebasan berbicara yang merupakan Hak Asasi Manusia (HAM), tetapi masyarakat yang lainya justru melihat ini adalah sebuah propokasi atau pencemaran nama baik yang perlu dikenakan sangsi atau hukuman tertentu bagi pelakunya atau pelanggaranya terlepas dari pro dan kontra tersebut sebenarnya hukum lewat produk–produk hukumnya telah mengatur mengenai pencemaran nama baik lewat media sosial ini didalam Undang Undang NO  11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan juga diatur secara umum dalam Kitab Undang Undan hukum Pidana (KUHP) ujarnya. (Hendra)