Sudah Diamankan oleh Aparat Hukum Kepala Sekolah SMAN27 Bandung Lakukan Pungutan Liar

Jabar, RN.   Oknum kepala Sekolah SMA 27 Bandung  berinisial HK telah diamankan oleh Polda Jabar terkait dugaan melakukan pungutan lia...

Jabar, RN. 

Oknum kepala Sekolah SMA 27 Bandung  berinisial HK telah diamankan oleh Polda Jabar terkait dugaan melakukan pungutan liar terhadap orang tua siswa. Jumlah uang yang dipungut cukup besar yakni mencapat Rp 200 juta lebih. Informasi terkini yang berhasil dihimpun Radar Nusantara bahwa modus yang dilakukan berdalih untuk sumbangan membangun Ruang Kelas Baru (RKB) melalui komite sekolah yang mengkondisikan masalah keuangan. 

Kejadian ini merupakan tamparan untuk Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang mana Kepala Sekolah bermental bobrok ini telah berani melakukan penyimpangan meski dengan dalih membantu para orang tua siswa agar anak mereka bisa bersekolah di SMAN 27 Bandung.

Polda Jabar telah mengamankan Rp194.600.000 yang diminta oleh jajaran SMAN27 ditambah lagi adanya pungutan dari luar jalur regular, yaitu jalur akademik maupun non akademik sebanyak 79 siswa.  Mereka dibebankan kewajiban membayar uang pembagunan ruang kelas berikut peralatan di dalamnya, sekaligus biaya operasionalnya selama satu tahun. Belum lagi masalah pungutan bagi siswa pindahan dari sekolah lain, menurut sumber RN, ada 10 siswa baru pindahan yang dipungut biaya Rp5 sampai Rp10 juta. Uang tersebut disimpan di berangkas SMAN27 dengan alasan yang tidak jelas. 

Terkait permasalah pungutan liar  terhadap siswa baru, Kadisdik Prov. Jabar memberikan klarifikasi kepada media, bahwa sebenarnya dalam hal ini ada mis komunikasi, apa yang dilakukan oknum Kepala Sekolah SMAN27   atas permintaan orang tua siswa yang memaksakan agar anaknya bisa bersekolah di SMAN27, namun sebenarnya pihak sekolah sudah menjelaskan bahwa kouta sudah habis, ruang kelas sudah tidak cukup untuk menampung tambahan murid baru, yang terjadi di sana adalah pemaksaan kehendak dari masyarakat.

Masyarakat ingin menambah rombel (rombongan belajar). Kebijakan kami sebetulnya tidak ada penambahan rombel karena kelasnya terbatas. Di sana, hanya mampu delapan kelas. Kami sudah rekomendasikan ke sekolah swasta atau sekolah terbuka, tetapi mereka tetap memaksa bahkan berniat menggembok dan menyegel sekolah," kata Ahmad.

Akhirnya pihak sekolah, orang tua siswa, dan unsur musyawarah pimpinan kecamatan (Muspika) Gedebage bermusyawarah. Berdasarkan hasil musyawarah.  lanjut dia tercetus, inisiatif untuk membangun kelas baru yang dikelola oleh komite sekolah Dengan inisiatif itu, sambung Ahmad, para orang tua mengumpulkan dana pembangunan yang sudah disepakati. Uang itu, kata Ahmad, dikelola komite sekolah dan disimpan di brankas SMAN 27 Bandung. Lantaran sesuai aturan hanya 36 orang perkelas, sehingga yang melanjutkan sebanyak 72 orang siswa.

Tekhnisnya dikelola oleh komite, sedangkan uang itu dititipkan di brankas sekolah karena belum sempat dimasukan ke rekening komite. Nah, jadi kemarin itu sebetulnya bukan OTT (operasi tangkap tangan) tetapi hanya klarifikasi," kata dia.

Sementara itu, Ketua LSM kompak Indonesia, Hardi P. mengecam keras tindakan yang dilakukan oknum Kepala Sekolah dan pihak terkait yang telah berani melakukan pungutan liar terhadap siswa baru, apa yang dilakukan oleh oknum tersebut jelas sudah salah, sebagai Lembaga Suwadaya Masyarakat kami menghimbau agar aparat hukum memeriksa semua pihak terkait yang terlibat. Semoga hal ini bisa dijadikan pembelajaran dan tetap menjadi tanggung jawab Kadisdik Jabar secara moral agar bisa menerapkan system/mekanisme yang bersih dan benar sesuai aturan yang berlaku untuk mengantisipasi semua bentuk penyimpangan baik secara tekhnis maupun administrasi, tandas hardi. (Kh)