Tanjabbarat, RN Praduga yang menjadi piral tentang pembangunan jembatan besi disebabkan adanya penambahan ketinggian pada tiang pancang...
Tanjabbarat, RN
Praduga yang menjadi piral tentang pembangunan jembatan besi disebabkan adanya penambahan ketinggian pada tiang pancang jembatan yang berlokasi parit V darat Kelurahan Tungkal II, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjab Barat, Volume 1 Paket Sumber Dana APBD Tahun Anggaran 2017 Pelaksana PT. Beringin Citra Lestari Kons. Pengawas CV. Dwi Talenta Design nilai kontrak Rp 2.771.500.000.
Dilihat cara sistem penyambungan tiang pancang tersebut, sampai saat ini menjadi polemik dikalangan para Ahli pembangunan jembatan dan bagi para rekananan yang juga sama-sama mengerjakan pekerjaan jembatan seperti yang dilakukan oleh PT. Beringin Citra Lestari. Kritikan tentang cara penyambungan tiang pancang tersebut menjadi piral dikalangan kontraktor, ormas, awak media, dan masyarakat, tampak bobroknya konsultan perencanaan dan Dinas terkait ketika merencanakan tentang pembangunan jembatan besi tersebut.
Kalau dilihat dari cara merencanakan pekerjaan jembatan itu,Konsultan perencanaan dan Dinas DPU Kabupaten Tanjab Barat hanya copy paste data yang ada saja, mereka sama sekali tidak turun kelokasi yang bakal akan dibangun pekerjaan jembatan besi tersebut. Bermacam cara yang dilakoni oleh Konsultan perencanaan dan Dinas DPU untuk melepaskan kebobrokannya dan kelakuan serta kesalahan yang diperbuatnya, sampai-sampai melibatkan masyarakat setempat, dengan membuatkan perjanjian diatas materai, dengan alasan jembatan besi ini tingginya hanya beginilah, dengan dikatakannya demikian masyarakat yang tidak tahu apa-apa terpaksa mengikuti apa-apa yang dilakoni oleh Dinas dan Konsultan.
Menurut Konsultan Pengawas Wahyu tempo hari mengatakan kepada media ini, memang benar kalau keadaan jembatan tersebut disambung, masalahnya penyambungan pada tiang itu dilakukan semua atas permintaan warga setempat, para wargalah yang meminta agar tinggi jembatan tersebut untuk ditambah, dengan alasan pompong / stempel mereka agar bisa melewati bawah kolong jembatan tersebut, itu memang atas permintaan warga sendiri dan ada surat permohonan secara tertulis yang disampaikannya, sekarang surat tersebut sudah ditangan orang Dinas PU, yaitu di tangan Kabid Bina Marga Apri Dasman. Kalau masalah penyambungan itu kayaknya tidak akan jadi masalah, nanti sambungan tersebut akan kita lapis lagi sama plat sekitar 20 cm, lapisan tersebut dimasukan pada sambungan itu, artinya didabling sama plat, ucap Wahyu Konsultan Pengawas.
Dengan ucapan yang sama oleh, salah seorang pengawas PT. Beringin Citra Lestari Umar ketika dilokasi pekerjaan, pembangunan jembatan parit V Kelurahan Tungkal II tersebut, katanya penambahan tinggi jembatan adalah memang atas permintaan warga setempat, dengan alasan agar pompong / ketek mereka bisa lewat dikolong jembatan itu, yang bikin kami sulit, permintaan warga itu setelah jembatan sedang dalam pengerjaan , pada waktu itu Pekerjaan sudah berjalan sekitar 50 %, kalau mereka pada saat mulai dari awal mungkin tidak rumit kita mengerjakannya, alasan umar pengawas dari rekanan kontraktor.
Sementara itu, Ormas aktivis Pakam H. Kms Bujang Dewo menjelaskan, ya benar sekali kalau penghai itu orang top dan sangat licin, lihat saja proyeknya ada disana sini, itu salah satu tandanya bahwa dia memang orang top di Kabupaten Tanjab Barat ini dan juga kalau masalah lelang Proyek di LPSE bukan saja hanya saya yang tahu, itu bukan rahasia lagi kalau lelang Proyek di Kabupaten Tanjab Barat ini hanya pormalitas saja, dinas terkait, pokja, panitia lelang bahkan sudah tahu duluan kalau proyek tersebut siapa yang punya sebelum dilelang di LPSE.
Ya sudah pasti mereka mengetahuinya, itu memang sudah diarahkan oleh pimpinannya masing-masing, kalau membangun jembatan seperti diparit V itu tidak benar seperti itu, kenapa tidak mulai dari awal perencanaan tentang pembangunan jembatan itu disurvei terlebih dahulu oleh konsultan perencanaan, panggil warga atau Kepala Desa, tanyakan langsung kepada mereka, bagaimana keinginan warga setempat, kalau memang itu mereka lakukan ketika survei melibatkan warga atau kepala desa pasti kejadiannya tidak seperti ini.
Padahal konsultan perencanaan dan Dinas PU Kabupaten Tanjab Barat personilnya kan hebat-hebat semua, kok kejadiannya bisa terjadi seperti ini, sangat disayangkan tidak dari awal pembangunan jembatan tersebut benar-benar disurvei. Saya yakin berarti mereka sama sekali tidak turun kelapangan dan berhadapan sama warga atau kepala desa setempat, pembangunan seperti ini bila saya lihat membangun dan merencanakan terkesan asal-asalan saja, yang penting fisik jembatan ini asal dapat dibangun dilokasi parit V ini.
Memang benar amburadul, sebanyak 15 tiang besi jembatan parit V ini tampak jelas penambahan tinggi tiang pancangnya, penambahan tinggi tiang pancang tersebut juga masing-masing bervariasi, ada yang 20 cm hingga 30 cm, sementara jembatan lainnya seperti jembatan parit IV, dan VI serta yang lainnya tidak ada penambahan untuk tinggi tiang pancangnya. Kondisi seperti ini tentunya menjadi tanda tanya bagi siapa saja, belum kita lihat lagi dari fisik pekerjaannya bagaimana, biasanya kalau sudah dari awal tidak beres nanti tetap juga diakhir pekerjaan sudah pasti tidak beres juga, karena tidak mengikuti aturan yang berlaku.
Kalau bisa untuk selanjutnya Konsultan Perencanaan benar-benar menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya, makanya kalau punya data jangan asal copy paste saja, harus benar-benar turun kelapangan biar tahu bagaimana kondisi dilapangan yang akan dibangun, kalau memang mereka benar-benar kerja dan langsung turun kelapangan berhadapan dengan warga atau kepala desa untuk krocek dilakoni pekerjaan itu baru mantap dan tepat, jelas H. Kms Bujang Dewo. @mn
Praduga yang menjadi piral tentang pembangunan jembatan besi disebabkan adanya penambahan ketinggian pada tiang pancang jembatan yang berlokasi parit V darat Kelurahan Tungkal II, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjab Barat, Volume 1 Paket Sumber Dana APBD Tahun Anggaran 2017 Pelaksana PT. Beringin Citra Lestari Kons. Pengawas CV. Dwi Talenta Design nilai kontrak Rp 2.771.500.000.
Dilihat cara sistem penyambungan tiang pancang tersebut, sampai saat ini menjadi polemik dikalangan para Ahli pembangunan jembatan dan bagi para rekananan yang juga sama-sama mengerjakan pekerjaan jembatan seperti yang dilakukan oleh PT. Beringin Citra Lestari. Kritikan tentang cara penyambungan tiang pancang tersebut menjadi piral dikalangan kontraktor, ormas, awak media, dan masyarakat, tampak bobroknya konsultan perencanaan dan Dinas terkait ketika merencanakan tentang pembangunan jembatan besi tersebut.
Kalau dilihat dari cara merencanakan pekerjaan jembatan itu,Konsultan perencanaan dan Dinas DPU Kabupaten Tanjab Barat hanya copy paste data yang ada saja, mereka sama sekali tidak turun kelokasi yang bakal akan dibangun pekerjaan jembatan besi tersebut. Bermacam cara yang dilakoni oleh Konsultan perencanaan dan Dinas DPU untuk melepaskan kebobrokannya dan kelakuan serta kesalahan yang diperbuatnya, sampai-sampai melibatkan masyarakat setempat, dengan membuatkan perjanjian diatas materai, dengan alasan jembatan besi ini tingginya hanya beginilah, dengan dikatakannya demikian masyarakat yang tidak tahu apa-apa terpaksa mengikuti apa-apa yang dilakoni oleh Dinas dan Konsultan.
Menurut Konsultan Pengawas Wahyu tempo hari mengatakan kepada media ini, memang benar kalau keadaan jembatan tersebut disambung, masalahnya penyambungan pada tiang itu dilakukan semua atas permintaan warga setempat, para wargalah yang meminta agar tinggi jembatan tersebut untuk ditambah, dengan alasan pompong / stempel mereka agar bisa melewati bawah kolong jembatan tersebut, itu memang atas permintaan warga sendiri dan ada surat permohonan secara tertulis yang disampaikannya, sekarang surat tersebut sudah ditangan orang Dinas PU, yaitu di tangan Kabid Bina Marga Apri Dasman. Kalau masalah penyambungan itu kayaknya tidak akan jadi masalah, nanti sambungan tersebut akan kita lapis lagi sama plat sekitar 20 cm, lapisan tersebut dimasukan pada sambungan itu, artinya didabling sama plat, ucap Wahyu Konsultan Pengawas.
Dengan ucapan yang sama oleh, salah seorang pengawas PT. Beringin Citra Lestari Umar ketika dilokasi pekerjaan, pembangunan jembatan parit V Kelurahan Tungkal II tersebut, katanya penambahan tinggi jembatan adalah memang atas permintaan warga setempat, dengan alasan agar pompong / ketek mereka bisa lewat dikolong jembatan itu, yang bikin kami sulit, permintaan warga itu setelah jembatan sedang dalam pengerjaan , pada waktu itu Pekerjaan sudah berjalan sekitar 50 %, kalau mereka pada saat mulai dari awal mungkin tidak rumit kita mengerjakannya, alasan umar pengawas dari rekanan kontraktor.
Sementara itu, Ormas aktivis Pakam H. Kms Bujang Dewo menjelaskan, ya benar sekali kalau penghai itu orang top dan sangat licin, lihat saja proyeknya ada disana sini, itu salah satu tandanya bahwa dia memang orang top di Kabupaten Tanjab Barat ini dan juga kalau masalah lelang Proyek di LPSE bukan saja hanya saya yang tahu, itu bukan rahasia lagi kalau lelang Proyek di Kabupaten Tanjab Barat ini hanya pormalitas saja, dinas terkait, pokja, panitia lelang bahkan sudah tahu duluan kalau proyek tersebut siapa yang punya sebelum dilelang di LPSE.
Ya sudah pasti mereka mengetahuinya, itu memang sudah diarahkan oleh pimpinannya masing-masing, kalau membangun jembatan seperti diparit V itu tidak benar seperti itu, kenapa tidak mulai dari awal perencanaan tentang pembangunan jembatan itu disurvei terlebih dahulu oleh konsultan perencanaan, panggil warga atau Kepala Desa, tanyakan langsung kepada mereka, bagaimana keinginan warga setempat, kalau memang itu mereka lakukan ketika survei melibatkan warga atau kepala desa pasti kejadiannya tidak seperti ini.
Padahal konsultan perencanaan dan Dinas PU Kabupaten Tanjab Barat personilnya kan hebat-hebat semua, kok kejadiannya bisa terjadi seperti ini, sangat disayangkan tidak dari awal pembangunan jembatan tersebut benar-benar disurvei. Saya yakin berarti mereka sama sekali tidak turun kelapangan dan berhadapan sama warga atau kepala desa setempat, pembangunan seperti ini bila saya lihat membangun dan merencanakan terkesan asal-asalan saja, yang penting fisik jembatan ini asal dapat dibangun dilokasi parit V ini.
Memang benar amburadul, sebanyak 15 tiang besi jembatan parit V ini tampak jelas penambahan tinggi tiang pancangnya, penambahan tinggi tiang pancang tersebut juga masing-masing bervariasi, ada yang 20 cm hingga 30 cm, sementara jembatan lainnya seperti jembatan parit IV, dan VI serta yang lainnya tidak ada penambahan untuk tinggi tiang pancangnya. Kondisi seperti ini tentunya menjadi tanda tanya bagi siapa saja, belum kita lihat lagi dari fisik pekerjaannya bagaimana, biasanya kalau sudah dari awal tidak beres nanti tetap juga diakhir pekerjaan sudah pasti tidak beres juga, karena tidak mengikuti aturan yang berlaku.
Kalau bisa untuk selanjutnya Konsultan Perencanaan benar-benar menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya, makanya kalau punya data jangan asal copy paste saja, harus benar-benar turun kelapangan biar tahu bagaimana kondisi dilapangan yang akan dibangun, kalau memang mereka benar-benar kerja dan langsung turun kelapangan berhadapan dengan warga atau kepala desa untuk krocek dilakoni pekerjaan itu baru mantap dan tepat, jelas H. Kms Bujang Dewo. @mn
COMMENTS