Lampung Timur, RN. Anggota dan Pengurus Forum Komunikasi Surat Kabar Mingguan (FKSKM) Lampung Timur pimpinan, Tarmizi Husein melakukan ...
Lampung Timur, RN.
Anggota dan Pengurus Forum Komunikasi Surat Kabar Mingguan (FKSKM) Lampung Timur pimpinan, Tarmizi Husein melakukan kunjungan bertatap muka (bertamu) dengan Sekretaris Daerah Kabupaten Lampung Timur, Syahrudin Putra. Rombongan anggota dan pengurus FKSKM Lamtim disambut oleh Sekda Lamtim diruang kerjanya pada, Senin, 16/10 jam 10:00 WIB. Selain melakukan kunjungan bertatap muka atau bersilaturahmi, kunjungan itu dilakukan dalam rangka mencari solusi terkait pengajuan bantuan dana hibah bagi anggota dan pengurus FKSKM Lamtim untuk biaya melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan.
"Tujuan kami yang pertama adalah bersilaturahmi dengan bapak selaku Sekda Lamtim. Yang kedua, forum kami ini sudah berdiri selama 3 tahun dan dapat bantuan dana hibah. Dana hibah untuk biaya kami melakukan kegiatan sosial masyarakat. Tapi pada tahun 2017 ini agak tersendat, maka kami menghadap pak sekda untuk mencari solusi atau jalan keluarnya",kata Tarmizi Husein.
Menyikapi tentang pencairan dana hibah FKSKM Lamtim yang mengalami hambatan, untuk itu Sekretaris Daerah Kabupaten Lampung Timur, Syahrudin Putra akan mempertanyakan terkait keterlambatan pencairan dana hibah tersebut. "Pencairan dana hibah atas nama FKSKM Lamtim dan ini disposisi pada, 21 Agustus, sekarang sudah bulan oktober, apa masalahnya",kata Sekda Lamtim.
Selanjutnya, ia menuturkan tentang konteks dalam hubungan kekeluargaan dan kedinasan terhadap seluruh tamunya.
Anggota dan Pengurus Forum Komunikasi Surat Kabar Mingguan (FKSKM) Lampung Timur pimpinan, Tarmizi Husein melakukan kunjungan bertatap muka (bertamu) dengan Sekretaris Daerah Kabupaten Lampung Timur, Syahrudin Putra. Rombongan anggota dan pengurus FKSKM Lamtim disambut oleh Sekda Lamtim diruang kerjanya pada, Senin, 16/10 jam 10:00 WIB. Selain melakukan kunjungan bertatap muka atau bersilaturahmi, kunjungan itu dilakukan dalam rangka mencari solusi terkait pengajuan bantuan dana hibah bagi anggota dan pengurus FKSKM Lamtim untuk biaya melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan.
"Tujuan kami yang pertama adalah bersilaturahmi dengan bapak selaku Sekda Lamtim. Yang kedua, forum kami ini sudah berdiri selama 3 tahun dan dapat bantuan dana hibah. Dana hibah untuk biaya kami melakukan kegiatan sosial masyarakat. Tapi pada tahun 2017 ini agak tersendat, maka kami menghadap pak sekda untuk mencari solusi atau jalan keluarnya",kata Tarmizi Husein.
Menyikapi tentang pencairan dana hibah FKSKM Lamtim yang mengalami hambatan, untuk itu Sekretaris Daerah Kabupaten Lampung Timur, Syahrudin Putra akan mempertanyakan terkait keterlambatan pencairan dana hibah tersebut. "Pencairan dana hibah atas nama FKSKM Lamtim dan ini disposisi pada, 21 Agustus, sekarang sudah bulan oktober, apa masalahnya",kata Sekda Lamtim.
Selanjutnya, ia menuturkan tentang konteks dalam hubungan kekeluargaan dan kedinasan terhadap seluruh tamunya.
"Dalam konteks hubungan keluarga kita biasa - biasa saja, tapi dalam konteks tugas kedinasan kita ada aturan main. Maka saya heran, kalau ada yang ngomong mau ketemu sekda susah. Bagaimana bisa ketemu kalau dalam ruangan kita rapat, selesai rapat dipanggil pimpinan, sebelum rapat kita ada urusan. Seperti hari ini, dari jam 8 pagi kita rapat tidak berhenti. Kita rapat kunjungan menteri hari rabu, rapat internal, paripurna dprd propinsi, kunjungan taufik hidayat pemain badminton, persiapan festival way kambas akhir tahun,bukan bohong - bohongan atau sok sibuk, tetapi itu semua merupakan bagian dari tugas", lanjut Syahrudin Putra.
"Pertama tugas disini kita agak kaget, bagaimana caranya kalau pejabat kerjanya begini. Datang, pulang, berpakaian dan pergi ke kantor semau - maunya. Malu saya jadi Sekda disini bagaimana caranya, jangan coba - coba mereka. Kita takut karena disini kampung tua, maka mulai kita lakukan gebrakan meskipun ada perlawanan. Yang pertama pastinya saya maunya disiplin, yang kedua kita ini sebenarnya luar biasa. Bahkan kita ini memiliki semua, ada laut, pasir, batu, ikan, gajah, badak ada semua. Dan matahari terbit dari timur, masalahnya kenapa daerah lain bisa lebih maju daripada kita. Ini yang namanya harga diri, maksud kami harga diri itu begini, kalau orang lain bagus kita juga harus bagus. Orang berprestasi kenapa kita tidak apa sebabnya, apa bedanya mereka dengan kita. Mereka sekolah, nonton tv dan dengar radio kita juga bisa, apa persoalan hanya ada pada diri kita. Maka saya katakan siapapun pejabatnya yang di Lamtim, kalau dia mengaku cinta Lamtim tapi tidak tinggal di Lamtim, itu namanya bohong".
Syahrudin sangat memahami tentang Pers dan dapat menilai hasil kinerja seorang jurnalis.
"Pertama tugas disini kita agak kaget, bagaimana caranya kalau pejabat kerjanya begini. Datang, pulang, berpakaian dan pergi ke kantor semau - maunya. Malu saya jadi Sekda disini bagaimana caranya, jangan coba - coba mereka. Kita takut karena disini kampung tua, maka mulai kita lakukan gebrakan meskipun ada perlawanan. Yang pertama pastinya saya maunya disiplin, yang kedua kita ini sebenarnya luar biasa. Bahkan kita ini memiliki semua, ada laut, pasir, batu, ikan, gajah, badak ada semua. Dan matahari terbit dari timur, masalahnya kenapa daerah lain bisa lebih maju daripada kita. Ini yang namanya harga diri, maksud kami harga diri itu begini, kalau orang lain bagus kita juga harus bagus. Orang berprestasi kenapa kita tidak apa sebabnya, apa bedanya mereka dengan kita. Mereka sekolah, nonton tv dan dengar radio kita juga bisa, apa persoalan hanya ada pada diri kita. Maka saya katakan siapapun pejabatnya yang di Lamtim, kalau dia mengaku cinta Lamtim tapi tidak tinggal di Lamtim, itu namanya bohong".
Syahrudin sangat memahami tentang Pers dan dapat menilai hasil kinerja seorang jurnalis.
"Pers pilar keempat demokrasi, kita sangat faham mulai dari judul kita dapat menilai. Pintar atau tidak wartawan itu, kemudian mengatur kosa kata sehingga beritanya punya nilai jual. Karena sekarang yang namanya wartawan, media cetak atau elektronik tidak semata - mata menjalankan fungsi sebagai pewarta tetapi menjalankan fungsi industri. Apa itu karena mereka menjual, mereka mau bayar biaya listrik, genset, biaya cetak. Karena media itu menjual, baik beritanya dan tampilannya. Sekarang sudah mulai bergeser, online yang mulai naik, jangan dianggap sebagai saingan tapi sebagai bagian dari kita untuk terus berpacu. Manset masyarakat masih di koran belum ke medsos, dia lagi berfikir mana koran",tutupnya. (ropi)
COMMENTS