Tempat Penampungan Sementara Pasar Tradisional Ciseeng di Pungut Biaya 2 juta

Bogor, RN. Untuk meningkatkan kenyamanan bagi para pembeli dan pedagang pasar tradisional Ciseeng Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor, mel...

Bogor, RN.

Untuk meningkatkan kenyamanan bagi para pembeli dan pedagang pasar tradisional Ciseeng Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor, melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian melakukan revitalisasi. Anggaran yang di kucurkan oleh pemerintah kabupaten Bogor untuk revitalisasi pasar tradisional Ciseeng mencapai angka Rp.5.607.300.000,- (Lima milyar enam ratus tujuh juta tiga ratus ribu rupiah ). 

Beberapa pedagang yang di temui Radar Nusantara di lokasi pasar mengeluhkan besarnya biaya untuk pindah di tempat penampungan sementara mencapai 2 juta rupiah per Lapak.Nurkim pedagang pisang yang sudah 10 tahun berjualan di pasar tradisional Ciseeng , mengatakan, "Uang dari mana mas buat bayarnya, sedangkan kios yang tempati mutlak boleh beli beberapa tahun yang lalu, sekarang di suruh pindah musti bayar 2 juta, "jelasnya kepada Radar Nusantara.

Hal senada di ungkapkan Aji pedagang sayur asem ,"Saya sudah bayar 1 juta buat DP ke orang kantor pasar (sisanya satu juta lagi,kata Aji ), kalau tidak bayar saya tidak bisa dagang, masalahnya lapak yang tempati sekarang mau di gusur, pada dasarnya kami merasa keberatan kalau pindah di tempat penampungan sementara dengan membayar 2 juta per lapak", papar Nurkim dan Aji.

Malih dan Tarjudin staff pengelola pasar tradisional Ciseeng ketika di tanyakan mengenai biaya 2 juta rupiah yang harus di keluarkan oleh para pedagang untuk mendapatkan lapak  di tempat penampungan sementara , membenarkan adanya biaya tersebut,di karenakan tidak ada anggaran dari pusat. 

Menurut mereka  hal tersebut sudah melalui musyawarah para pedagang dan pengelola pasar tradisional. Kata Malih pungutan tersebut aturan dari pusat, tetapi ketika di tanyakan kesepakatan tertulis dari para pedagang, ia tidak dapat menunjukannya. Tarjudin malah menyarankan agar menghubungi kepala unit pasar tradisional Ciseeng Fahri, saya takut salah bicara mas, ujarnya.

Anggota LSM GMBI ( Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia ) Ahmad Roji, pada kesempatan yang sama menemui staff pasar tradisional Ciseeng pada hari Kamis (5/10). Ia sangat menyayangkan  kenapa tempat penampungan sementara atau relokasi bagi para pedagang harus membayar, pasalnya relokasi tersebut merupakan tanggung jawab dari dinas terkait, jelas - jelas pungutan 2 juta ini sangat memberatkan para pedagang !! mereka secara terpaksa harus membayarnya untuk bisa berjualan di penampungan ,kata Roji (sapaan akrabnya). 

Seorang staff pengelola pasar Tarjudin memberikan nomor Hp Kepala unit Fahri, silahkan bapak hubungi pak Fahri, karena beliau atasan kami,kata Tarjudin. Saat di hubungi melalui Hp dan di SMS kepala unit pasar tradisional Ciseeng Fahri tidak menjawab dan membalasnya. Saya akan ke dinas terkait untuk menanyakan, apa benar tidak punya anggaran untuk merelokasi para pedagang, jelas Roji kepada Radar Nusantara. (@N)