Lampung Timur, RN Tak disangka, Sunarto Kepala SDN 2 Tambah Luhur Kecamatan Purbolinggo memiliki kepribadian buruk. Selain itu, ia memp...
Lampung Timur, RN
Tak disangka, Sunarto Kepala SDN 2 Tambah Luhur Kecamatan Purbolinggo memiliki kepribadian buruk. Selain itu, ia mempunyai sikap yang teramat sangat tidak sopan. Ia ternyata belum sepenuhnya memiliki kompetensi menjadi Kepala sekolah. Pasalnya, saat Radar Nusantara (Ranus) tiba di depan kantor sekolah pimpinan Sunarto, ia tampak di kejauhan berdiri memakai helm. Apakah baru datang atau hendak pergi, ia seolah terlibat pembicaraan serius, sehingga kehadiran Ranus seakan acuh tak acuh. Mulai Ranus turun dari motor, lepas helm, buka jaket, buka jok ambil koran dan menutup jok. Ranus ke pintu kantor, tapi Sunarto yang berjarak 40 meteran tetap tak bergeming. Ia melepas helm dan duduk sembari meneruskan obrolannya.
Tak disangka, Sunarto Kepala SDN 2 Tambah Luhur Kecamatan Purbolinggo memiliki kepribadian buruk. Selain itu, ia mempunyai sikap yang teramat sangat tidak sopan. Ia ternyata belum sepenuhnya memiliki kompetensi menjadi Kepala sekolah. Pasalnya, saat Radar Nusantara (Ranus) tiba di depan kantor sekolah pimpinan Sunarto, ia tampak di kejauhan berdiri memakai helm. Apakah baru datang atau hendak pergi, ia seolah terlibat pembicaraan serius, sehingga kehadiran Ranus seakan acuh tak acuh. Mulai Ranus turun dari motor, lepas helm, buka jaket, buka jok ambil koran dan menutup jok. Ranus ke pintu kantor, tapi Sunarto yang berjarak 40 meteran tetap tak bergeming. Ia melepas helm dan duduk sembari meneruskan obrolannya.
Merasa cukup lama menunggu, lalu Ranus memanggil Sunarto disertai lambaian tangan. Sunarto merasa berat beranjak dari duduknya. Raut mukanya tampak masam disertai gerak-gerik tak suka. Ketika berjarak sekitar 10 meteran, Ranus menyapa dan menegur. "Bagaimana sampeyan (anda) ini pak, ada tamu malah dicuekin," kata Radar Nusantara.
Spontan dari mulut Sunarto keluar kata-kata kasar disertai amarah. "Apa maksudnya ngomong seperti itu, masuk, silahkan duduk! Memang ada apa, datang-datang bicara tidak enak, marah-marah. Jangan dikira saya gak berani, saya juga bisa marah. Mau berantem ayo kita berantem, mau setujahan ayo kita setujahan, mau sepagasan ayo sepagasan," kata Sunarto dengan arogan Selasa, 22/11.
Menyikapi perihal itu, Ranus mengatakan, tujuan Ranus tak lain untuk mengantarkan koran. Ucapan dan perbuatan itu tak pantas dilakukan seorang Kepala sekolah. "Saya kesini anter koran yang ada berita rehab sekolah ini. Isi berita ada komentar sampeyan, Pak Komite dan Pak Purwianto. Tapi saya datang dicuekin seperti waktu datang pertama," jelas Ranus.
Menyikapi perihal itu, Ranus mengatakan, tujuan Ranus tak lain untuk mengantarkan koran. Ucapan dan perbuatan itu tak pantas dilakukan seorang Kepala sekolah. "Saya kesini anter koran yang ada berita rehab sekolah ini. Isi berita ada komentar sampeyan, Pak Komite dan Pak Purwianto. Tapi saya datang dicuekin seperti waktu datang pertama," jelas Ranus.
"Tidak pantas sampeyan bicara seperti itu. Ada tamu datang malah diam tidak mengindahkan. Apa itu cara yang pantas dilakukan kepala sekolah," tegas Ranus.
Sunarto berdiri keluar ruangan, sembari nantang duel, bagi Ranus itu gertakan Sunarto tak bermental atau bermoral. "Ayo kita cari tempat sepi atau kuburan kita berantem," tantangnya.
Sontak suasana di sekolah menjadi tegang, para guru dan murid serta tukang berikut Ketua Komite terbelalak dan berhamburan.
Sontak suasana di sekolah menjadi tegang, para guru dan murid serta tukang berikut Ketua Komite terbelalak dan berhamburan.
Setelah Rodi Suwandana bertanya dan mendengar penjelasan Ranus, ia pun mengatakan peristiwa tersebut adalah miskomunikasi. Baru kemudian para guru, murid dan tukang menjauh meneruskan aktivitas masing-masing. "Diselesaikan saja secara damai sebab ini hanya miskomunikasi. Tadi saya dengan kepala sekolah memang lagi ngobrol. Kami berunding mau jual asbes bekas karena dana rehab kurang. Mungkin kepala sekolah pusing mikirin dana. Sebenarnya karena ada aturan, komite tidak berani mungut bantuan wali murid," kata Rodi Ketua Komite.
Rusmanto selaku Kepala UPTD Dikbud Purbolinggo tidak ditempat. Ditemui Hi. Yasin Pengawas Agama Islam mengatakan, pihaknya akan memberi teguran dan himbauan secara pribadi maupun umum pada saat rapat. Baik terhadap Sunarto maupun seluruh Kepala sekolah se-Kecamatan Purbolinggo. "Sebenarnya tidak baik seperti itu, sebab saya dulu 2 periode jadi Kepala sekolah tapi semua bisa diatasi. Walaupun kita pusing, kalau ada tamu datang wajib dihormati. Tamu ditemui, rasa pusing atau jengkel kita simpan dulu," kata mantan Kepala SDN 2 Pasar Sukadana Kecamatan Sukadana selama 2 periode.
Rusmanto selaku Kepala UPTD Dikbud Purbolinggo tidak ditempat. Ditemui Hi. Yasin Pengawas Agama Islam mengatakan, pihaknya akan memberi teguran dan himbauan secara pribadi maupun umum pada saat rapat. Baik terhadap Sunarto maupun seluruh Kepala sekolah se-Kecamatan Purbolinggo. "Sebenarnya tidak baik seperti itu, sebab saya dulu 2 periode jadi Kepala sekolah tapi semua bisa diatasi. Walaupun kita pusing, kalau ada tamu datang wajib dihormati. Tamu ditemui, rasa pusing atau jengkel kita simpan dulu," kata mantan Kepala SDN 2 Pasar Sukadana Kecamatan Sukadana selama 2 periode.
"Nanti saya coba beri teguran dan himbauan pada waktu rapat. Baik terhadap pak Sunarto maupun secara umum sewaktu rapat," tegas Pengawas Agama Islam.
Kepribadian buruk dan sikap tak sopan Sunarto sejak kedatangan Ranus pertama kali pada, 22/10 lalu. Sunarto menyamar jadi tukang bangunan, tapi terawangan Ranus tak meleset. Ternyata benar, sosok itu Sunarto, tapi Ranus memaklumi bahkan beritikad baik meminta keterangan untuk berita Radar Nusantara pada Edi 158 Nopember 2017 di halaman 26 dengan judul, "Kepala SDN 2 Tambah Luhur Realisasikan Dana Rehab".
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah. Pasal 1 Ayat (1) dan Ayat (2) dan huruf A lampiran. Untuk menjadi Kepala sekolah harus memenuhi kualifikasi umum dan kualifikasi khusus.
Kepribadian buruk dan sikap tak sopan Sunarto sejak kedatangan Ranus pertama kali pada, 22/10 lalu. Sunarto menyamar jadi tukang bangunan, tapi terawangan Ranus tak meleset. Ternyata benar, sosok itu Sunarto, tapi Ranus memaklumi bahkan beritikad baik meminta keterangan untuk berita Radar Nusantara pada Edi 158 Nopember 2017 di halaman 26 dengan judul, "Kepala SDN 2 Tambah Luhur Realisasikan Dana Rehab".
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah. Pasal 1 Ayat (1) dan Ayat (2) dan huruf A lampiran. Untuk menjadi Kepala sekolah harus memenuhi kualifikasi umum dan kualifikasi khusus.
Selain memenuhi kualifikasi, seorang calon kepala sekolah harus memiliki kompetensi yang terdiri dari KEPRIBADIAN, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan SOSIAL.
Selain itu, MEMBERIKAN TELADAN yang baik kepada guru dan murid. Kewajiban Kepala sekolah dalam melaksanakan kepemimpinan wajib beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. BERSIKAP SOPAN, adil, jujur, demokratis dan BIJAKSANA sehingga MENJADI PANUTAN bagi semua warga sekolah. MENCIPTAKAN SUASANA KEKELUARGAAN, peka terhadap perubahan dan perkembangan sosial kemasyarakatan. Dalam bidang kemasyarakatan, Kepala sekolah wajib MEMELIHARA HUBUNGAN BAIK DAN KERJASAMA dengan masyarakat, orangtua siswa dan INSTANSI LAIN serta tanggap terhadap perkembangan yang terjadi dalam sosial kemasyarakatan. (Ropi)
COMMENTS