KH. Abdullah Maky Meluruskan Sanggahan

Bekasi, RN "ANDI ZABIDI Penghianat Partai" Petikan dari salah satu media online Beliau (Andi Zabidi) mengatakan membantah ...

Bekasi, RN

"ANDI ZABIDI Penghianat Partai"

Petikan dari salah satu media online Beliau (Andi Zabidi) mengatakan membantah dirinya sebagai penghianat partai karena sudah menjual partai ke salah satu Calon Walikota Bekasi, itu adalah hal wajar ia menyanggah seperti itu.

Akan Tetapi Abdullah Maky mengatakan pentahapan belum selesai tiba tiba beliau melaksanakan MOU ke Petahana Rahmat Efendi dan Calon Wakil Walikota Tri Ardhianto pada tanggal 30 Desember 2017 yang lalu di tandatangani  padahal beliau sendiri  jauh sebelumnya mengatakan DPC tidak  berhak dan tidak berwenang untuk menentukan pilihan karena keputusan pilihan itu oleh DPD dan DPP Partai Demokrat.

Pertanyaan :  Apakah itu bukan menjual Partai???

KH. Abdullah Maky tidak melengkapi berkas administrasinya dalam tahapan penjaringan karena tak menempuh survey yang ditentukan. 

Perlu diluruskan pernyataan itu,...?

Bisa saja H. Andi Zabidi ketua DPC Demokrat kota Bekasi menyatakan seperti itu.

KH. Abdullah Maky sebagai Calon Walikota Bekasi dari Partai Demokrat sangat perlu meluruskan pernyataan itu, ketika seluruh Balon dipanggil ke kantor DPC tanggal 6 November 2017 untuk melakukan survey ternyata yang hadir hanya KH. Abdullah Maky adapun 2 orang lainnya Adhi firdaus dan Viky Prasetyo tidak hadir.

Maka survey akan dibebankan kepada 1 orang KH. Abdullah Maky, namun Andi Zabidi menyampaikan bahwa Adhi Firdaus dan KH. Abdullah Maky yang sudah melengkapi persyaratan administrasi sudah dilaporkan ke DPD dan DPP Partai Demokrat.

Maka  KH. Abdullah Maky mau melakukan survey dengan satu permintaan, tarik terlebih dahulu nama Adhi firdaus yang sudah terlanjur didaftarkan ke DPD dan DPP Partai Demokrat.

Menunggu itulah memakan waktu sampai penarikan nama Adhi Firdaus ternyata tidak dilaksanakan oleh DPC Partai Demokrat. Akhirnya  sampai pelaksanaan Musda DPD Partai Demokrat di Bandung. 

Setelah pelaksanaan Musda baru dapat di follow up kembali.

KH. Abdullah Maky menghadap ke ketua DPC tanggal 14 Desember 2017 di kantor DPC Partai Demokrat. Beliau menyampaikan bahwa, "waktu sudah habis dan saya tidak bertanggung  jawab lagi dan saya sudah melakukan MOU dengan partai Golkar untuk mengusung Petahana." 

Namun KH. Abdullah Maky tetap melakukan survey dengan lembaga survey JARINGAN SWARA INDONESIA (JSI) pada tanggal 18 Desember 2017, tetapi beberapa hari kemudian Bapak KH. Abdullah Maky ditelpon oleh Bapak Rudi Kadarisman dari DPP dia mengatakan survey tidak usah dilanjutkan karena waktunya sudah habis,.....sayang buang buang uang,...maka KH. Abdullah Maky menghubungi JSI untuk survey diberhentikan karena menurut Rudi Kadarisman DPP Partai Demokrat survey tidak berlaku lagi karena penentuan kandidat akan di umumkan tanggal 27 Desember 2017 padahal surve KH. Abdullah Maky akan selesai tanggal 31 Desember 2017.

Setelah KH. Abdullah Maky konfirmasi ke pengurus DPP Demokrat berikut menyerahkan laporan sebagai Calon walikota Bekasi sejak penjaringan sampai kepada pentahapan Akhir, diantaranya  kepada: KPP. OKK, KONWAS, MAKAMAH PARTAI, SEKJEND

Pada saat itu juga bahwa KH. Abdullah Maky mendapatkan informasi dari pejabat tersebut diatas bahwa  penyerahan hasil survey belum ditutup dan bisa ditunggu sampai tanggal 7 Januari 2018. Lebih mengejutkan lagi bahwa survey itu bukan hanya Roda Tiga dan JSI tetapi sampai 14 Lembaga Survey yang di percaya oleh Partai Demokrat bahkan survey sendiri pun masih bisa diterima. 

Berarti pembohongan besar yang dilakukan oleh ketua DPC Partai Demokrat Kota Bekasi dengan kronologis diatas sudah jelas bahwa 'DPC Partai Demokrat dari awal tidak ada niat untuk mengusung Kader sendiri', adapun mengadakan penjaringan hanya formalitas belaka! dugaan kepentingan pribadi Andi Zabidi semakin nyata, terlebih hasil pilkada sebelumnya hanya mendapat 4 kursi dari 12 kursi, oleh karena itu Partai Demokrat harus diselamatkan dari orang orang yang tidak loyal dan tidak membangun Partai Demokrat 

Pak Andi Zabidi mengatakan bahwa Partai Demokrat yang hanya menyediakan 4 kursi oleh karena itu harus berkoalisi bersama partai partai lain, padahal sudah beberapa partai yang merapat ke KH. Abdullah Maky, seperti, GERINDRA, PAN dan PDIP mengapa tidak menyebutkan Golkar dan PKS karena pada saat itu Golkar sudah berkoalisi dengan PKS yaitu Bapak Sutriono, bahkan kandidat Partai Gerindra sudah sepakat untuk berkoalisi dan berpasangan hanya tinggal menunggu restu dari DPW dan DPP Partai Gerindra, beliau juga menyampaikan tidak akan mungkin mengalahkan inkamben yang cukup kuat.

Pertanyaannya,....?  mengapa Bapak Andi Zabidi  mengusung Partai Golkar padahal punya kader sendiri  juga cukup kuat,...??