Sejumlah Petani Keluhkan Padi yang Terkena Penyakit Bahkan Terancam Gagal Panen

Pandeglang, RN   Patia adalah salah satu penyumbang padi terbesar kabupaten Pandeglang karena di wilayah tersebut merupakan lumbung pa...

Pandeglang, RN 

Patia adalah salah satu penyumbang padi terbesar kabupaten Pandeglang karena di wilayah tersebut merupakan lumbung padi Padi yang saat ini sudah mau tumbuh biji dan sebulan lagi mau dipanen diduga akan gagal panen akibat terkena penyakit, bagian ujung padi memerah dan layu tidak tumbuh diduga terkena penyakit blas.

Ahyari, 45 tahun warga desa surianen pada saat dikonfirmasi wartawan  menerangkan, "Saya merasa heran kenapa tanaman padi  milik saya  terkena penyakit padi tidak tumbuh dan memerah - merah pada bagian ujung padinya padahal sudah melakukan penyemprotan seperti biasanya,"ucapnya.

Ditempat Terpisah, Ketua Gerakan Peduli Masyarakat (GPM)  H.Wahid Suja'i 27 tahun  kepada wartawan menyampaikan,"benar di wilayah patia padi yang berumur 30-40 hari disini terkena penyakit dan belum ada respon dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)  maupun pemerintah terkait dalam hal ini Dinas Pertanian Kab. Pandeglang atas penanganan penyakit padi blas tersebut jika dibiarkan terus seperti ini dikhawatirkan para petani akan gagal panen, Ujarnya selasa (16/01/2017).

Kades Surianen Buang, SE saat dikonfirmasi wartawan menbenarkan bahwa memang masyarakat mengeluh atas padi yang terkena penyakit di patia khususnya di desa Surianeun, "Memang benar banyak para petani yang mengeluh akibat penyakit yang menimpa tanaman padi di patia, kami juga tidak tahu padi itu terkena penyakit apa, bahkan sampai ada salah seorang warga yang menangis karena padinya dimungkinkan bakal gagal panen,"Ujarnya dikantor desa surianeun rabu (17/01/2018).

Omo, selaku Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) kecamatan patia saat dikonfirmasi dikantornya  rabu (17/01/2018) menjelaskan, "benar dari luas sawah Patia 2469 Ha sekitar 111 Ha tanaman padi yang terkena Penyakit Blas, awalnya penyakit itu muncul karena faktor cuaca yang tidak menentu, selain itu para petani terlalu sering menggunakan pupuk non organik, padahal kami sudah menyarankan dan memberikan pengarahan agar segera beralih ke pupuk organik,"ucap Omo.

Kami sudah melakukan tindakan Gerdal "Gerakan Pengendalian" diantaranya telah melakukan sosialisasi dan penyemprotan di Kelompok Tani Silih Asih kampung Koranji Desa Ciawi.

Aep, Penyuluh Pertanian lainnya menambahkan,"penyakit blas itu  yang menyerang pada tanaman padi disini sangat cepat awalnya hanya sedikit namun setelah 3 hari meyebar luas. Persediaan pestisida disini cukup namun untuk racun  pembunuh blas hanya sedikit  sehingga belum semuanya tertangani karena obatnya tidak cukup tersedia," pungkas Aep.  (Dadan DR)