Pandeglang, RN Berbekal informasi yang disampaikan melalui pesan singkat via WhattApps seorang warga desa patia sebut saja namanya ...
Pandeglang, RN
Berbekal informasi yang disampaikan melalui pesan singkat via WhattApps seorang warga desa patia sebut saja namanya Roy (nama disamarkan) yang tak rela puluhan warganya diperlakukan tidak adil pada saat penerimaan dana bantuan Jaminan Sosial Rakyat Bersatu (Jamsosratu) yang terjadi belum lama ini, kepada radarnusantara.com jumat 12/01/2018 menyampaikan, "Tolong dilirik (dicek-red) ke desa kami, terkait pembagian dana jamsosratu yang terkesan dipaksakan, potongannya sebesar Rp.500.000,- (lima ratus ribu rupiah) perorang sedangkan jumlah penerima manfaat kalau tidak salah jumlahnya ada sekitar 60 (enam puluh) orang,"jelasnya
Lanjutnya,setahu saya pengelolaan dana jamsosratu diatur oleh Sekdes bernama Didin dan dibantu oleh 2 (dua) kelompok yang ketuanya masing masing bernama Sadip warga kampung pasir jatake dan Ninis warga kampung sanggoma desa patia, papar Roy.
Tambah,silahkan konfirmasi langsung kepada Carik Didin (carik sebutan sekdes*red) kebetulan didesa kami sekarang lagi ada Musrenbangdes", pungkasnya.
Saat dikonfirmasi radarnusantara.com sabtu (12/01/2018) lewat telepon genggam Didin yang menjabat Sekdes Patia, mengatakan, " Penerimaan manfaat jamsosratu didesa patia bukan 60 orang,
Itu salah, penerimanya yang benar berjumlah 61 orang. Lanjutnya, Apakah ini pantas ? Apakah ini disebut sopan ? Kalo saya menjelaskan lewat telepon, apakah kita tidak bisa bertemu biar lebih jelas, ya udah" ,Ucap Didin.
Diwaktu yang berbeda,Sadip (47thn) warga pasir jatake desa patia dihadapan tetangga nya (Parman dan Emun) kepada wartawan radarnusantara hari sabtu 12/01/2018 menjelaskan," Saya mengakui bahwa saya sebagai Ketua kelompok jamsosratu didesa patia dan Anis hanyalah sekertaris saja, dan seingatnya saya kejadiannya adalah sehari sebelum dibagikan saya dengan Pak didin mengambil uang di Bank didaerah panimbang hari kamis (30/12/2018) awalnya kami belum berhasil menarik dana pakai ATM dengan alasan saldonya blm ada namun akhirnya saya dan didin kembali lagi tepatnya jam 24.00 wib (tengah malam) dan berhasil, walau ada sedikit gangguan. Yang diurus kami ada 60 ATM sedangkan yang satu lg diurus langsung oleh pemiliknya," Ungkap Sadip.
"Uang yang terkumpul dibawa oleh Didin dan saya kerumah Anis (kp sanggoma) lalu, sebelum dibagikan buat anggota jamsosratu dipotong dulu oleh Didin sebesar Rp.500.0000,- (lima ratus ribu rupiah) dengan alasan untuk pengganti biaya fotokopi,biaya materai dan operasional ke panimbang.
Uang jamsosratu itu setelah dipotong lalu dikaretin maksudnya dipisah pisah agar lebih mudah saat membagikannya," tambah Sadip.
Lanjutnya, saya dapat tugas membagikan uang kepada 45 orang sedangkan Anis hanya 15 orang. Terus terang saya hanya dikasih Rp 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) buat bensin dan Untung istri saya masuk dalam daftar penerima manfaat jadi terasa terobati ,Ungkap Sadip dengan nada lesu.
Samsudin alias Bowo Kepala Desa Patia saat berada dikantor desa surianeun kecamatan patia dikonfirmasi radarnusantara.com menjelaskan, "Terkait urusan jamsosratu sy tidak ikut campur silahkan konfirmasi ke Sekdes didin saja, dan saya akui telah terima uang SERIBU RUPIAH dari Pak Duniah sebagai Pendamping Jamsosratu diwilayah kami," Ungkap Bowo. (Iwan RN)
Lanjutnya,setahu saya pengelolaan dana jamsosratu diatur oleh Sekdes bernama Didin dan dibantu oleh 2 (dua) kelompok yang ketuanya masing masing bernama Sadip warga kampung pasir jatake dan Ninis warga kampung sanggoma desa patia, papar Roy.
Tambah,silahkan konfirmasi langsung kepada Carik Didin (carik sebutan sekdes*red) kebetulan didesa kami sekarang lagi ada Musrenbangdes", pungkasnya.
Saat dikonfirmasi radarnusantara.com sabtu (12/01/2018) lewat telepon genggam Didin yang menjabat Sekdes Patia, mengatakan, " Penerimaan manfaat jamsosratu didesa patia bukan 60 orang,
Itu salah, penerimanya yang benar berjumlah 61 orang. Lanjutnya, Apakah ini pantas ? Apakah ini disebut sopan ? Kalo saya menjelaskan lewat telepon, apakah kita tidak bisa bertemu biar lebih jelas, ya udah" ,Ucap Didin.
Diwaktu yang berbeda,Sadip (47thn) warga pasir jatake desa patia dihadapan tetangga nya (Parman dan Emun) kepada wartawan radarnusantara hari sabtu 12/01/2018 menjelaskan," Saya mengakui bahwa saya sebagai Ketua kelompok jamsosratu didesa patia dan Anis hanyalah sekertaris saja, dan seingatnya saya kejadiannya adalah sehari sebelum dibagikan saya dengan Pak didin mengambil uang di Bank didaerah panimbang hari kamis (30/12/2018) awalnya kami belum berhasil menarik dana pakai ATM dengan alasan saldonya blm ada namun akhirnya saya dan didin kembali lagi tepatnya jam 24.00 wib (tengah malam) dan berhasil, walau ada sedikit gangguan. Yang diurus kami ada 60 ATM sedangkan yang satu lg diurus langsung oleh pemiliknya," Ungkap Sadip.
"Uang yang terkumpul dibawa oleh Didin dan saya kerumah Anis (kp sanggoma) lalu, sebelum dibagikan buat anggota jamsosratu dipotong dulu oleh Didin sebesar Rp.500.0000,- (lima ratus ribu rupiah) dengan alasan untuk pengganti biaya fotokopi,biaya materai dan operasional ke panimbang.
Uang jamsosratu itu setelah dipotong lalu dikaretin maksudnya dipisah pisah agar lebih mudah saat membagikannya," tambah Sadip.
Lanjutnya, saya dapat tugas membagikan uang kepada 45 orang sedangkan Anis hanya 15 orang. Terus terang saya hanya dikasih Rp 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) buat bensin dan Untung istri saya masuk dalam daftar penerima manfaat jadi terasa terobati ,Ungkap Sadip dengan nada lesu.
Samsudin alias Bowo Kepala Desa Patia saat berada dikantor desa surianeun kecamatan patia dikonfirmasi radarnusantara.com menjelaskan, "Terkait urusan jamsosratu sy tidak ikut campur silahkan konfirmasi ke Sekdes didin saja, dan saya akui telah terima uang SERIBU RUPIAH dari Pak Duniah sebagai Pendamping Jamsosratu diwilayah kami," Ungkap Bowo. (Iwan RN)
COMMENTS