Pontianak (Kalbar), RN. Masyarakat Dusun Sepang, Desa Sepang, Kabupaten Mempawah mengeluhkan lambatnya proses pembangunan yang terja...
Masyarakat Dusun Sepang, Desa Sepang, Kabupaten Mempawah mengeluhkan lambatnya proses pembangunan yang terjadi di daerah mereka, dimana sampai saat ini, infrastruktur jalan dan pembangunan sangat jauh dari harapan, meski Indonesia telah lama merdeka.
"Beginilah keadaan jalan kami sangat sulit karena untuk mengeluarkan hasil bumi sangat susah, jadi beginilah ada pembangunan pun tidak maksimal sedikit saja," kata salah satu warga Dusun Sepang, Akiat di Mempawah, Senin (26/2/2018).
"Aneh saja rasanya, ketika Indonesia sudah merdeka 72 tahun tetapi desa kami masih belum merdeka dikarenakan listrik tidak ada dan jalan yang masih rusak. Kami berharap, kedepannya daerah kami ini pembangunan jalan dan listrik disusun ini," ungkap Warga Mempawah.
Ditempat yang sama, Anggota DPRD Kabupaten Mempawah, Amod Amed yang meninjau langsung lokasi desa Sepang, merasa prihatin dan kecewa dengan pemerintahan kabupaten Mempawah, karena pembangunan infrastruktur yang lambat di kecamatan Toho.
Menurutnya, luasnya wilayah dan terbatasnya anggaran untuk pembangunan infrastruktur di kabupaten Mempawah menjadikan kabupaten ini lambat dalam pembangunan. Disamping itu pemerataan pembangunan infrastruktur yang merata menjadi salah satu hal klasik ketika suatu daerah tidak memiliki potensi besar.
"Dusun Sepang, Desa Sepang, Kecamatan Toho, merupakan salah satu contoh lambatnya proses pembangunan infrastruktur yang di lakukan oleh pemerintah kabupaten Mempawah. Sehingga jalan yang di lalui warga desa Sepang sangat memprihatikan ditambah lagi tidak adanya aliran listrik yang masuk di desa tersebut," katanya.
Dirinya mengaku sebenarnya dia merasa sedih sekali melihat kondisi jalan seperti ini dan kita sudah mengaspirasikan, tetapi Pemda mampu memberikan 1 tahun hanya sekitar Rp300 juta saja, yang akhirnya pembangunan Menjadi terkendala.
"Apabila pemerintah Kabupaten Mempawah serius penganggaran harus besar sekali sehingga efektif. Sudah saatnya pemerataan pembangunan harus dilakukan oleh pemimpin di masa depan, dengan harapan tidak ada lagi ketimpangan pembangunan di suatu daerah," katanya.
Amon Amed secara blak-blakan mengungkapkan minimnya perhatian Pemerintah Daerah Kabupaten Mempawah untuk pembangunan infrastruktur di wilayah pedalaman khususnya di Kecamatan Sadaniang. "Untuk Kecamatan Toho, rata-rata 3 milyar untuk 8 desa dan memang sangat tidak masuk akal. Terkadang kita sedih juga, kecamatan kita mendapat pembangunan 3-4 milyar. Sementara struktur jalan di kecamatan kita sangat parah," tutur Amon
Legislator daerah pemilihan Sungai Kunyit, Sadaniang dan Toho itu berharap Pemkab Mempawah memberikan perhatian serius terhadap keberlangsungan pembangunan di wilayah Kecamatan yang dinilai sangat parah infrastrukturnya. "Harapan Pemerintah Daerah harus serius. Bupati jangan setengah hati menganggarkannya, antara mau atau tidak, kalau kita melihat dalam APBD itu, untuk Kecamatan Toho dan Sadaniang itu kecil sekali anggarannya," kata Amon.
Dirinya mengaku beruntung perhatian Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat sangat besar bagi wilayah yang diwakilkannya tersebut.
Sejak tahun 2011, Pemrov Kalbar telah memberikan bantuan alokasi dana milyaran rupiah untuk pembangunan infrastruktur jalan di Wilayah Kecamatan Toho dan Sadaniang. Untuk tahun 2018 saja, Pemprov Kalbar telah mengalokasikan dana hingga 9 milyar untuk pembangunan jalan di Kecamatan Sadaniang.
"Tahun 2018 ini saja pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melanjutkan pembangunan infrastruktur di kecamatan sadaniang dengan besaran anggaran berkisar 9 milyar, untuk pembangunan infrastruktur jalan yakni jalan Amawang ke Suak barangan, Amawang ke lubuk ubah dan Amawang ke pendeng," ungkapnya.
Hal itu diungkapkannya kepada awak media agar Pemerintah Daerah dapat memberikan prioritas bagi wilayah dengan kondisi infrastruktur sangat parah. Serta menghindari claim pembangunan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat yang telah memiliki andil besar bagi kemajuan pembangunan di daerah pemilihannya.
"Yang besar itu ada bantuan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Tapi kalau dari Pemerintah Kabupaten itu sangat minim. 100, 200, 300 itu apalah jadinya. Kenapa tidak difokuskan saja sekali jalan selesai," pungkas Amon. (Santo)
"Beginilah keadaan jalan kami sangat sulit karena untuk mengeluarkan hasil bumi sangat susah, jadi beginilah ada pembangunan pun tidak maksimal sedikit saja," kata salah satu warga Dusun Sepang, Akiat di Mempawah, Senin (26/2/2018).
"Aneh saja rasanya, ketika Indonesia sudah merdeka 72 tahun tetapi desa kami masih belum merdeka dikarenakan listrik tidak ada dan jalan yang masih rusak. Kami berharap, kedepannya daerah kami ini pembangunan jalan dan listrik disusun ini," ungkap Warga Mempawah.
Ditempat yang sama, Anggota DPRD Kabupaten Mempawah, Amod Amed yang meninjau langsung lokasi desa Sepang, merasa prihatin dan kecewa dengan pemerintahan kabupaten Mempawah, karena pembangunan infrastruktur yang lambat di kecamatan Toho.
Menurutnya, luasnya wilayah dan terbatasnya anggaran untuk pembangunan infrastruktur di kabupaten Mempawah menjadikan kabupaten ini lambat dalam pembangunan. Disamping itu pemerataan pembangunan infrastruktur yang merata menjadi salah satu hal klasik ketika suatu daerah tidak memiliki potensi besar.
"Dusun Sepang, Desa Sepang, Kecamatan Toho, merupakan salah satu contoh lambatnya proses pembangunan infrastruktur yang di lakukan oleh pemerintah kabupaten Mempawah. Sehingga jalan yang di lalui warga desa Sepang sangat memprihatikan ditambah lagi tidak adanya aliran listrik yang masuk di desa tersebut," katanya.
Dirinya mengaku sebenarnya dia merasa sedih sekali melihat kondisi jalan seperti ini dan kita sudah mengaspirasikan, tetapi Pemda mampu memberikan 1 tahun hanya sekitar Rp300 juta saja, yang akhirnya pembangunan Menjadi terkendala.
"Apabila pemerintah Kabupaten Mempawah serius penganggaran harus besar sekali sehingga efektif. Sudah saatnya pemerataan pembangunan harus dilakukan oleh pemimpin di masa depan, dengan harapan tidak ada lagi ketimpangan pembangunan di suatu daerah," katanya.
Amon Amed secara blak-blakan mengungkapkan minimnya perhatian Pemerintah Daerah Kabupaten Mempawah untuk pembangunan infrastruktur di wilayah pedalaman khususnya di Kecamatan Sadaniang. "Untuk Kecamatan Toho, rata-rata 3 milyar untuk 8 desa dan memang sangat tidak masuk akal. Terkadang kita sedih juga, kecamatan kita mendapat pembangunan 3-4 milyar. Sementara struktur jalan di kecamatan kita sangat parah," tutur Amon
Legislator daerah pemilihan Sungai Kunyit, Sadaniang dan Toho itu berharap Pemkab Mempawah memberikan perhatian serius terhadap keberlangsungan pembangunan di wilayah Kecamatan yang dinilai sangat parah infrastrukturnya. "Harapan Pemerintah Daerah harus serius. Bupati jangan setengah hati menganggarkannya, antara mau atau tidak, kalau kita melihat dalam APBD itu, untuk Kecamatan Toho dan Sadaniang itu kecil sekali anggarannya," kata Amon.
Dirinya mengaku beruntung perhatian Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat sangat besar bagi wilayah yang diwakilkannya tersebut.
Sejak tahun 2011, Pemrov Kalbar telah memberikan bantuan alokasi dana milyaran rupiah untuk pembangunan infrastruktur jalan di Wilayah Kecamatan Toho dan Sadaniang. Untuk tahun 2018 saja, Pemprov Kalbar telah mengalokasikan dana hingga 9 milyar untuk pembangunan jalan di Kecamatan Sadaniang.
"Tahun 2018 ini saja pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melanjutkan pembangunan infrastruktur di kecamatan sadaniang dengan besaran anggaran berkisar 9 milyar, untuk pembangunan infrastruktur jalan yakni jalan Amawang ke Suak barangan, Amawang ke lubuk ubah dan Amawang ke pendeng," ungkapnya.
Hal itu diungkapkannya kepada awak media agar Pemerintah Daerah dapat memberikan prioritas bagi wilayah dengan kondisi infrastruktur sangat parah. Serta menghindari claim pembangunan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat yang telah memiliki andil besar bagi kemajuan pembangunan di daerah pemilihannya.
"Yang besar itu ada bantuan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Tapi kalau dari Pemerintah Kabupaten itu sangat minim. 100, 200, 300 itu apalah jadinya. Kenapa tidak difokuskan saja sekali jalan selesai," pungkas Amon. (Santo)
COMMENTS