Kades Pododadi, Diduga Tempramental dan Hoby ( Marah )

Pekalongan,  RM Menjadi kepala desa merupakan jabatan politik, selain pengemban apirasi masyarakat juga di wajibkan punya sifat amanah...

Pekalongan,  RM

Menjadi kepala desa merupakan jabatan politik, selain pengemban apirasi masyarakat juga di wajibkan punya sifat amanah. Kuwalitas dan kuantintas para oknum kades di uji dari kerja nyata mengedepankan suara warga dari pada pembenaran opini pribadi, memprioritaskan pembangunan ketimbang sedikit dikit marah ,ketika di konfermasi terkait program desa. 

Kedewasaan dalam mempimpin desa itu tindakan yang bijak, mengubur dalam dalam egoisme ,sok benar dan sok kuat, menyombongkan seauatu yang kurang pas, itu tindakan konyol. Seperti halnya apa yang tercermin dari tabiat kades pododadi kecamatan karang anyar kabupaten pekalongan berinisial ( D ), yang kalangan awak media terkenal tempramental alias pemarah, itu terbukti saat awak media RM konfermasi terkait pemberitaan indikasi pungli oleh salah satu media nasional, bukanya jawaban yang santun, tapi bentakan dan penantangan kepada wartawan.Yang lebih parah lagi saat di tanya tentang kiriman WhatsApp  kepada salah satu oknum awak media lokal inisial ( T ) yang berisikan akan ada pengerahan masa sampai 500 lebih dan saat ditanya dia sikades menjelaskan, bahwa pengerahan masa itu bertujuan untuk menggrebek oknum wartawan yang mempublikasikan pemberitaan program PTSL di pododadi, yang di indikasikan ada unsur pungli. 

Tak sampai disitu saja dengan nada marah ,sikades berkoar ,akan memanggil babinkamtibmas dan masa bila awak media terus konfermasi. Sebelum konfermasi ke kades salah satu staf desa ,mengatakan pengerahan massa hanya untuk klarifikasi saja, beda yang di katakan kades. Apa yang di lakukan kades pododadi jauh mencerminkan seorang kepala desa yang seharusnya kepribadian yang jadi panutan warga, bukanya seperti orang jalan seperti yang dia katakan bahwa dia orang jalanan /lapangan, siapa yang keras akan dia lawan dengan keras juga karena dia berdalih, bahwa apa yang dia lakukan itu kebenaran mutlak. 

Dengan mengirim tulisan di mendsos yang bernada ancaman itu sudah kategori pelanggaran uu ITE dan bisa dijerat ke rana hukum pidana.Sikades juga ,mengatakan bahwa oknum yang memberitakan adalah wartawan yang tdak bermutu ,karena saat di tunggu di balai desa bersama ratusan warga dan beperapa oknum awak media dan lsm si oknum wartawan itu tidak datang karena takut, kata kades, entah tujuanya untuk apa si oknum wartawan lain (T) itu turut hadir dan katanya diundang oleh sikades. Sebagai awak media harusnya tidak jadi beking siapapun dan apapun ,netralisasi jadi tujuan  utama dalam menjalankan profesi.

Garis besar apa yang di lakukan kades pododadi kepada pencari berita sudah termasuk interfensi media dan melanggar uu 99 no 40, barang siapa dengan melawan hukum menghalang halagi tugas jurnalistick, dipidana dengan ancaman hukuman paling lama 2 tahun dan denda paling banyak 500 juta.  Di tempat terpisah oknum wartawan, megatakan bahwa dia tidak datang bukan karena takut, tapi di suruh tak datang  oleh wartawan inisial ( T ) karena mengingat keselamatan buat oknum wartawan tersebut tak terjamin. Bila sudah mengenai ancaman soal keselamatan seseorang, ini merupakan persoalan serius dan harus jadi perhatian khusus dari penegak hukum ,kalau ada unsur tindak pidana secepatnya diproses, sesuai hukum yang berlaku. (  abdal basid /TITIK NAENAH )