Diduga Pambangunan Tempat Karaoke Bikin Resah Banyak Pihak, Warga membuat Surat Pencabutan Tanda Ijin Lingkungan .

Banyuwangi,RN . Pembangunan Hotel  dijalan Nasional  Kecamatan Gambiran milik DRs H Choirul Anwar diduga  belum jelas perijinanya...

Banyuwangi,RN .

Pembangunan Hotel  dijalan Nasional  Kecamatan Gambiran milik DRs H Choirul Anwar diduga  belum jelas perijinanya ,hal ini menimbulkan berbagai reaksi protes banyak pihak baik dari Lembaga Swadaya Masyarakat  LSM, dan tokoh Masyakat juga warga   terutama warga krajan 1, RT 01,RT 02,dan RT 03 Desa Gmabiran Kecamatan Gambiran 

. 

Keresahan ini terpicu karena warga merasa dibodohi pengembang hanya mndapatkan tanda tangan ijin warga adanya pembangunan yang katanya dibuat Hotel .warga saat dimintai tanda tangan ijin  lingkungan hanya kebetulan ada acara tahlillan yang di hadiri sekitar 36 warga bukan musyawarah  khusus membahas Ijin warga untuk pembangunan Hotel antara pemilik atau pengembang terlebih dahulu.namun setelah diketahui ijin pembangunanya Resto,Hall,Caffe, Ruang Meeting,Kolam Renang dan Rumah kediaman bahkan diduga ada Room Karaoke Bukan Hotel warga akhirnya mmbuat surat pencabutan tanda tangan ijin warga .

‘’ biasanya pengembang mengajak warga untuk diajak mausyawarah terlebih dulu,hanya secara kebetulan ada petugas  di acara tahlilan sebagian mendatangani kerumah warga  dimintai tanda  tangan ijin katanya untuk pembangunan Hotel juga atas  perintah Kepala Desa  jadi mau saja .’’ Ucap Jumadi, tokoh masyarakat sekaligus Ketua RW  Krjan 1. Kamis ( 11/10).

Menurutnya , sebelum terjadi pencabutan warga pernah menenda tangani surat pernyataan diacara tahlilan yang isinya tidak tertera atau kosong.dengan adanya  kejadian tersebut warga akhirnya membuat surat Pencabutan Tanda Tangan yang mewakili warga yang  pernah tandan tangan  sekitar 12 orang diketahui ketua RWdan RT selanjutnya surat di tujukan pemilik Calon Hotel Drs Ahoirul Anwar.

‘’ ya sekitar tanggal 2 oktober 2018 warga sudah membuat surat Pencabutan tanda dangan diketahui RW ,RT Krajan  1 ditujukan ke calok Pemilk Hotel.”tegasnya.

Terpisah,sementara menurut LSM Badan Pemantau Penyelengara Pemerintah Republik Indonesia (BP3RI) Rokky J  Sapulette mengatakan,dengan adanya pembangunan yang diketahui warga  adalah Hotel kenyataan bukan Hotel melainkan Resto,Hall,Caffe, Ruang Meeting,Kolam renang dan Rumah kediaman .pihaknya akan meminta kejelasan ke Dinas terkait seperti  Dinas  Pekerjaan Umum dan Tata Ruang   serta ke Dinas Pertanian  Kabupaten Banyuwangi terkait Perubahan Advice Plannning ijin Pemanfaatan Ruang /Lahan (IPR).

 ‘’ ini pembodohan namanya apalagi ke warga sekitar bangunan seolah  hanya dimanfaatkan tanda tangan agar bisa  keluar ijin.ijinnya pun belum jelas untuk apa pembangunan hotel atau tempat Karaoke tapi pekerjaan  sudah berjalan termasuk Ijin Medirikan Bangunan ( IMB) mana.’’ Kata rokky sanbil nada tinggi.

Lanjut Rokky,Tidak hanya Perubahan Advice Plannning ijin Pemanfaatan Ruang /Lahan (IPR) atau Ijin Medirikan Bangunan (IMB) juga jarak Simpadan jalan Provinsi juga jarak antara bibir sungai  dengan bangunan juga Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) nya.

‘’ semua perlu ditanyakan kepada pihak Dinas terkait dan satu persatu yang menurut saya ada banyak penyimpangan.’ Tegasnya

‘ 

Hal yang sama disampaikan Tokoh Masyarakat sekaligus LSM Pekat Asalkan semua persyaratan bisa dilengkapi, ini artinya ada indikasi bahwa proses perijinam ada yang tidak Memenuhi persyaratan, kalau melihat aturan yang berlaku maka mendirikan sebuah bangunan apapun harus dipenuhi adalah Status kepemelikan tempat, dengan melampirkan SHM, kalau toh SHM ada ya dilihat dulu. Tanah kering atau sawah produktip,kalau sawah produktip  mengajukan dulu IPPT dulu dan harus alih fungsi dari sawah ke tanah kering.

“Sesuai aturanya penyesuaian dari sawah ke tanah kering itu minimal 3 tahun, baru boleh di ajukan ke dinas terkait untuk mendapatkan AP / advis planning, AP ini saja pemkab setidaknya membentuk tim untuk melakukan tinnju lapangan /TL baru pemkab bisa nentukan latak atau tidak di kawasan tersebut berdiri suatu bangunam, “Ujar Heri.(Eno).