Pestival Warna Warni Beltim, Hadiah Sesuai Dengan Pengorbanan

    Beltim,RN. Festival Warna-Warni atau Belitung Timur Fashion Carnaval meninggalkan kesan yang mendalam dari para pemenang lomba. Pi...

   
Beltim,RN.
Festival Warna-Warni atau Belitung Timur Fashion Carnaval meninggalkan kesan yang mendalam dari para pemenang lomba. Pikiran dan waktu yang mereka curahkan akhirnya terbayar dengan penghargaan dan sambutan dari masyarakat Beltim.

Seperti yang diungkapkan oleh Pemenang I Belitung Timur Fashion Carnaval (BTFC) Kategori Flora dan Fauna, Farah Chorunnisa kepada wartawan dan Diskominfo Beltim. Meski harus memakai kostum seberat kurang lebih 17 kilogram dan berjalan kaki sejauh 2 kilometer, peserta asal Toboali Bangka Selatan ini mengaku sangat senang dan antusias untuk ikut kembali Festival Warna-Warni Tahun 2019 mendatang. 

“Senang, gak sia-sia datang ke sini (Belitung Timur), sambutan pemerintah dan masyarakat sangat baik. Insyallah tahun depan pengen ikut lagi,” ungkap Farah saat Malam Fashion Show di Dermaga Kirana Gantung, Kamis (11/10) Malam. 

Farah yang mengenakan kostum bertemakan keremunting keemasan itu mengemukakan jika perancang busananya butuh waktu kurang lebih satu bulan untuk mempersiapkan busananya. Pemenang II ajang Toboali On Fire 2018 itu juga harus mengeluarkan kocek yang tidak sedikit untuk biaya pembuatannya. 

“Sesuai sih sama jumlah hadiahnya. Kan saya juga sebelumnya sempat ikut di Toboali, jadi dak terlalu berat lagi,” ujar Farah. Namun menurut Ibu Rumah Tangga yang baru pertama kali ikut Festival Warna-Warni itu panitia sebaiknya menaikkan jumlah hadiah untuk pemenang. Mengingat, dengan hadiah yang besar dapat menambah antusias peserta dari luar Kabupaten Beltim.

“Kalau sama Toboali On Fire beda tipis lah, di sana juara I Rp 8 juta, di sini Rp 7 juta. Kalau bisa dinaikkan akan lebih bagus lagi, biar tahun depan lebih meriah lagi,” kata Farah. Buat Kostum Dua Hari Dua Malam 

Berbeda dengan Farah, Pemenang I BTFC Kategori Budaya Nusantara, Nadia DS Putri hanya memerlukan waktu dua hari dua malam untuk membuat kostum Melayu Emas Cina Pesisir. Dengan balutan kain songket, tapis, batu baru, pecahan kaca,pired, dan lain sebagainya, perancang busana ingin mengangkat kemegahan detro melayu yang ada di Sumatera. 

“Ini buatnya SKS, sistem kebut semalaman. Seluruh ide dari kami pribadi perpaduan melayu Medan, Riau, Padang, Palembang, Bangka Belitung sampai Lampung,” ungkap Sang Perancang Busana, Muhammad Hatta. 

 Hatta yang merupakan abang kandung Nadia itu menyatakan akan ikut kembali tahun depan diajang yang sama dengan ide baru lainnya. Selain termotivasi dengan hadiah, ia berniat juga ingin mempromosikan hasil kreasinya. “Kebetulan kita berdua ini pendiri Sanggar Seni Kabong, tempat kreatifitas anak Belitong. Kita ingin mempromosikan sanggar dan usaha keluarga kita,” 

Pemilik sanggar yang terletak di Desa Batu Itam Sijuk Kabupaten Belitung itu mengklaim sudah cukup berpengalaman dalam membuat baju dan aksesoris adat melayu Belitong. Bahkan tahun 2015 lalu, sanggarnya pernah menjadi juara II Nasional pada Pekan Keterampilan Siswa Nasional di Bekasi. 

“Kalau sanggar kami memang berkecimpung dalam bidang fashion, kami membuat baju adat Belitong. Kami memang bertekad untuk melestarikan adat budaya Bangka Belitong,” jelas Hatta. 

Para pemenang Festival Warna-Warni memperoleh hadiah Rp 7 juta untuk juara I di tiap kategori. Sedangkan juara II dan III memperoleh Rp 5 juta plus trophy dan piagam. 

Selain memperoleh hadiah uang pembinaan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata para pemenang Festival Warna-Warni juga mendapatkan tambahan dari sponsor Bank Sumsel Babel senilai Rp 10 juta. (Jphp/@2!)