Pelaksana Proyek Perdana - Turus Ngaku Dibuat Pusing Oleh LSM & Wartawan

Pandeglang,RN   Pelaksana Lapangan Proyek peningkatan Jalan Perdana-Turus yang di kerjakan Oleh CV. Amirah Putri Firmansyah, Oni Sah...

Pandeglang,RN 

 Pelaksana Lapangan Proyek peningkatan Jalan Perdana-Turus yang di kerjakan Oleh CV. Amirah Putri Firmansyah, Oni Sahroni mengaku dibuat pusing oleh LSM dan Wartawan karena menurutnya bahwa kedatangannya hanya minta uang dan terkait proyek yang di kerjakan nya yakni Tembok Penahan Tanah (TPT) memang  tidak mengacu dengan gambar yang ada, hal itu disebabkan  adanya pekerjaan beton dan jika TPT harus sesuaikan dengan gambar, maka bisa di  pastikan pekerjaan beton akan ngegantung. 

"TPT itu  acuan dalam gambar sebanarnya harus di gali 40-50 cm, Tapi Saya kerjakan  20-30 cm, Toh nanti juga ada hitungannya, Karena pekerjaan ketika akan di bayar menghitung  kubikasi hasil pekerjaan, 

Galian TPT itu tidak ngacu  gambar dan Konsultan pengawas juga sudah tahu," akunya.

Selain itu dirinya juga mengaku sudah ada montoring oleh pihak Dinas PUPR ke lokasi proyek,  bahkan yang ke lokasi itu adalah Kepala Dinas, yakni Girgianto, 

"Tadi siang dari DPUPR  monitoring langsung ke lokasi proyek yang saya kerjakan , bahkan Kadis juga sempat bilang pekerjaan yang di kerjakan  saya itu lumayan bagus, Namun hanya agregat A dulu yang harus di dahulukan," ujarnya Oni Sahroni. Rabu (31/10/2018).

Baca juga berita : 

http://www.radarnusantara.com/2018/10/proyek-jalan-perdana-turus-diduga-asal.html

Kemudian, dugaan dengan adanya besi dowel tidak di pasang persegmen dan tidak di bungkus dengan plastik, bahkan tidak di cat, dikatakan dia itu tidak benar, karena semua besi dowel itu di cat terlebih dahulu sebelum di pasang, 

"Memang pada saat tim LSM  datang ke lokasi proyek, melihat besi dowel yang tidak di cat atau tidak bungkus dikarenakan semua pekerja bergeser ke pekerjaan lain, karena saat itu kami (para pekerja* red) tidak ada dilokasi kegiatan jalan, Tapi memperbaiki jembatan yang ambruk, bila jembatan itu tidak segara di perbaiki. Dipastikan  saya tidak bisa melanjutkan kegiatan proyek, Kendaran mobil Plant tidak bisa lewat, sebelum jembatan diperbaiki," sanggahnya.

"Dana yang di habiskan untuk dua Jembatan itu 6 juta rupiah, Ketimbang di langsir mending perbaiki jembatan, karena kemarin saja saya habis 2 juta untuk melangsir material awal pengiriman, dan itu uang pribadi saya," katanya.

Selain itu dirinya juga merasa sudah di buat pusing oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Wartawan karena kedatangan kedua nya itu hanya minta uang, "Saya selalu di pinta uang oleh LSM dan Wartawan bahkan LSM itu tidak tahu waktu, Kedatangannya ke rumah saya hanya untuk meminta uang doang," ujarnya.

Kemudian dirinya merasa terganggu dengan adanya LSM dan Wartawan karena kedatangan hanya minta uang doang, Kalau tidak di kasih uang pasti semua pekerjaan yang ada di Kabupaten Pandeglang di naikan, 

"Saya pusing pak... kadang setiap hari ada yang datang kerumah saya atau ke lokasi pekerjaan (Lsm & wartawan *red) bahkan hampir setiap hari, seperti kemarin-kemarin ada tiga orang dengan logat luar daerah sunda , mengaku sebagai LSM minta uang ke saya, mau tidak mau saya kasih uang sekira 500 ribu rupiah, tapi setelah dikasih malah terus-terusan dan bila tidak percaya silahkan tanya ke istri saya di rumah sudah berapa LSM &  Wartawan yang datang, dan ini juga saya yakin dikarenakan saya tidak menggubris LSM GIB yaitu Heri jadi permasalahan proyek saya mencuat dan naik di pemberitaan. Kurang lebih uang dari kantong pribadi saya di habiskan LSM dan Wartawan itu sekira 2 juta rupiah, " tutupnya. ***(hadi).