Pangkalan Elpiji 3 Kg Misra , Diduga Jual Elpiji Di Atas HET

Pandeglang, Radar Nusantara Pangkalan LPG 3 kg atas nama Misra yang beralamat di Kampung Muara RT 01/04 tapi lokasinya berada di Kamp...

Pandeglang, Radar Nusantara
Pangkalan LPG 3 kg atas nama Misra yang beralamat di Kampung Muara RT 01/04 tapi lokasinya berada di Kampung Tegal Panjang Desa Margagiri Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pandeglang adalah mitra dari Agen PT.Fajar Sidiq Nurhidayah Pandeglang, diduga menjual gas elpiji 3 kg (bersubsidi), melebihi HET (Harga Eceran Tertinggi) Rp15.700 sesuai yang ditetapkan SK Bupati No 542/kep.798-huk 2014.

Adalah Suja'i, Pemilik warung kopi yang juga pengecer elpiji 3 kg depan Hotel Kharisma kepada awak media radarnusantara.com mengatakan, " saya heran pangkalan elpiji milik Misra, ko menjual elpiji untuk pengecer dengan harga Rp. 20 ribu ..?? Padahal harga eceran tertinggi sudah ditentukan dan terpasang di pangkalan tersebut tapi karena saya belinya udah mahal akhirnya saya jual lagi ke konsumen dengan harga Rp.25 ribu pertabung," ungkapnya ke awak media radarnusantara.com, di warungnya nya di Kampung Tegal Panjang Desa Margagiri, minggu (11/2/2019).

Selanjutnya, Sujai juga mengatakan," saya beli elpiji 3 kg ke Pangkalan elpiji Misra dengan cara ambil sendiri, berjalan kaki karena jaraknya hanya beberapa meter saja, walaupun dekat terkadang saya sering tidak kebagian seolah mengutamakan ke warung warung  yang memberi untung yang lebih besar," katanya.

Hal senada dikatakan Aan (45), Pemilik warung pengecer elpiji 3 kg mengatakan," saya juga membeli elpiji 3kg ke Pak Misra Rp.20 ribu pertabung padahal jarak pangkalan ke warung saya cuma 5 meter padahal HET sudah ditentukan ditambah pangkalan tersebut jarang buka," jelas Aan melalui sambungan telepon seluler.

Sementara, Pemilik Pangkalan Elpiji 3 kg Misra saat dikonfirmasi awak media mengatakan," Betul saya adalah pemilik pangkalan mengaku bersalah telah menjual elpiji dengan harga yang melebihi HET yang sudah ditentukan pemerintah namun saya juga kadang jual dengan harga sesuai HET tapi walaupun demikiansaya  berjanji tidak akan mengulanginya lagi," ucapnya melalui sambungan telepon, senin (12/2/2019 ).

"Soal pangkalan saya jarang buka sebenarnya kurang tepat kalo hari selasa kemarin memang saya tutup karena pergi ke Serang, kebetulan ada jatah pengiriman dari droping dari Agen PT. Fajar Sidiq Nurhidayah dari Pandeglang, namun saya dapat informasi terakhir bahwa jatah pangkalan saya dijual ke orang lain, saya juga heran ko bisa begitu," paparnya.

Menanggapi hal tersebut, Aziz dari LSM GPS Banten kepada awak media radarnusantara.com mengatakan,"Jika memang ada pangkalan yang melanggar ketentuan tersebut, seharusnya pihak Disperindag dan Pertamina memberikan sangsi tegas dengan mencabut Surat Keterangan Usaha (SKU) pangkalannya dan jangan diberi pasokan barang lagi dari Pertamina atau paling tidak diberikan teguran agar tidak terjadi hal serupa," katanya. Senin (12/2/2019).

Menurut Aziz, ketegasan itu perlu karena mungkin masih ada pangkalan lain yang menjual elpiji 3 kg di atas HET Rp 15.700 per tabung.

“Padahal, di plang pangkalan jelas-jelas terpampang HET-nya Rp 15.700 atau Rp.16.000 per tabung,” katanya.

Terkadang mereka berdalih, menaikkan harga dari HET, di antaranya untuk mengganti ongkos transport karena barangnya langsung dikirim ke warung eceran. Padahal, warung tersebut binaan mereka. Sudah menjadi aturan dan kewajiban pangkalan, barangnya harus diantar langsung ke warung binaannya, tanpa memungut lagi ongkos transport. 

“Pangkalan juga kan binaan agen. Agen pun mengantar barangnya sampai ke tempat pangkalan. Jadi, tidak ada alasan, elpiji 3 kg bersubsidi harus dijual sesuai HET Rp 15.700. Apalagi dengan HET sebesar itu, pangkalan sudah mengantongi keuntungan,” ucap Aziz.

Aziz menyebutkan, akibat harga elpiji di pangkalan dijual di atas HET,  dampaknya harga di warung eceran pun meroket hingga memberatkan masyarakat tidak mampu.  Harga eceran di warung saat ini rata-rata lebih dari Rp 25.000 per tabung. Ada yang Rp 30.000, bahkan di Kampung Madur Desa Ranca Pinang Kecamatan Cimanggu harganya menembus Rp 38.000 per tabung. Nah tentunya ini  perlu kontrol dan penanganan yang serius, " pungkasnya. **(Iwan.S).