Jakarta – RN Pemilihan umum (Pemilu) 2019 tinggal menghitung hari. Biasanya, pasca pesta demokrasi ini banyak rumah sakit jiwa yang ...
Jakarta – RN
Pemilihan umum (Pemilu) 2019 tinggal menghitung hari. Biasanya, pasca pesta demokrasi ini banyak rumah sakit jiwa yang 'bersiap' untuk menampung para caleg (calon anggota legislatif) yang tidak terpilih alias gagal. Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza (P2MKJN), Fidiansyah, Kementerian Kesehatan tidak menyiapkan regulasi yang secara khusus mengatur pelayanan kesehatan bagi para caleg stres.
"Setiap Rumah Sakit jiwa memang menyiapkan sarana mulai dari kelas 3,2, 1 dan VIP utk perawatan sesuai dengan kebutuhan klien dan hal itu tidak terkait karena pileg (pemilihan legislatif)," tutur dr Fidi kepada wartawan, baru-baru ini.
Dalam kesempatan lain, Humas RSJ Marzoeki Mahdi, Prahardian Priatama, mengatakan pelayanan untuk pasien lain dan para caleg gagal pun akan sama dan tidak dibedakan. Penempatannya pun sesuai pilihan dari pasien itu sendiri bukan ketentuan dari pihak rumah sakit.
"Memang kita punya (fasilitas VIP), tapi nggak dispesialkan untuk caleg," tutur pria yang akrab disapa Dian ini.Waktunya pesta rakyat Pemilihan Umum (Pemilu), para calon anggota legislatif (caleg) mulai gencar mempromosikan diri. Poster, pamflet, hingga iklan caleg beredar di mana-mana.
Banyak caleg habis-habisan menggelontorkan sedikit banyak waktu, tenaga, dan juga uang untuk kampanyenya. Kalau sampai tidak terpilih, maka wajar jika risiko stres akan membayangi.
Menurut dr Dewi Ema Anindia, risiko stres atau depresi yang dihadapi caleg tergantung pada masing-masing pribadinya. Baginya, terpilih atau tidak seharusnya dibawa santai saja.
"Kalau seperti saya kalau kepilih ya bagus, nggak kepilih juga nggak apa-apa, nggak diambil pusing. Soalnya itu kan amanah rakyat, rakyat yang milih. Dibawa enjoy saja," ujar dr Ema yang juga caleg dari Partai Golongan Karya (Golkar), dalam perbincangan dengan wartawan media ini dr Ema menambahkan, caleg yang bisa stres dalam Pemilu ini adalah yang memiliki tujuan untuk mencari penghasilan dari pekerjaannya nanti menjadi wakil rakyat. Sehingga saat tidak terpilih, ada ekspektasi yang tidak terpenuhi lalu menyebabkan stres.
"Caleg stres itu kan yang berhenti dari pekerjaannya, terus hanya nyaleg saja, menghabiskan seluruh tabungannya buat nyaleg, terus kalah," lanjutnya.
Pendapat senada juga disampaikan oleh pakar kesehatan jiwa sekaligus staf pengajar Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana (FK UKRIDA), dr Andri, SpKJ, FACLP. Menurutnya, caleg yang memiliki tujuan untuk mengabdi pada masyarakat tentunya akan berlapang dada jika mengalami kekalahan.
"Saya kira sebagai seorang caleg, orang itu sudah tahu bahwa mereka akan dipilih oleh masyarakat. Sudah tahu konsekuensinya, bisa terpilih atau tidak terpilih. Kalau misal tujuan menjadi caleg itu untuk mengabdi pada masyarakat, artinya kalau pun tidak terpilih masih banyak ladang untuk pengabdian yang lain bukan hanya menjadi anggota legislatif," jelas dr Andri.
"Namun yang sering jadi masalah kalau orang itu ngotot kepengin jadi caleg, pengen mengabdi hanya dengan jadi caleg saja atau menjadi anggota legislatif saja, mungkin bisa stres atau gejala depresi," tandasnya. Antisipasi Caleg Stres,hamper seluruh kota dan kabupaten menyediakan tempat untuk caleg gagal yang sters salah satunya Rumah Sakit Jiwa di Bengkulu Siapkan 300 Kamar
Rumah Sakit Khusus Jiwa (RSKJ) Soeprapto Bengkulu siap menampung calon Legislatif (caleg) yang gagal dalam pertarungan Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019. Selain mempersiapkan ahli kejiwaan untuk berkonsultasi, pihak rumah sakit juga menyiapkan 300 kamar untuk menangani para caleg yang mengalami stres ringan maupun berat pascapemilu.
"Kami sudah siapkan 300 tempat tidur dan para ahli kejiwaan, seperti dokter jiwa, psikolog klinik, ahli syaraf dan penyakit dalam serta penyakit anak. Jadi kami siap untuk menanganinya," ujar Direktur RSJKO Soeprapto Bengkulu Dr Chandrainy Puri, Sabtu (13/4/2019).
Pihaknya juga mengharapkan masyarakat memahami tugas pokok dan fungsi RSKJ. Karena hingga saat ini sebagian masyarakat awam masih menilai RSKJ hanya diperuntukkan bagi orang gangguan kejiwaan saja.
Dia menjelaskan, RS-nya tidak melulu melayani pasien gila. Saat ini telah ada sejumlah ahli psikiater untuk masyarakat yang ingin berkonsultasi. Bahkan menyiapkan kamar bersuasana santai untuk pasien yang ingin menginap.
"Di sini bukan hanya tempat untuk orang gangguan kejiwaan, namun kami melayani bentuk-bentuk kecil dari pada gangguan-gangguan psikologis masyarakat. Tidak usah malu, privasi pasien kami jaga," katanya.
Chandrainy menuturkan, meski tidak signifikan, namun pascapemilu 5 tahun sebelumnya ada pasien yang mendatangi RSKJ dari luar Provinsi Bengkulu. Begitu juga Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat Erizon Safari menyebut, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyiapkan dua rumah sakit khusus bagi Caleg stres yang gagal dalam Pemilu 2019.
Kedua rumah sakit tersebut ialah Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit dan RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan, Jakarta Barat.
"Jajaran Dinkes menyiapkan RSKD Duren Sawit dan (RS) milik pemerintah lainnya itu RS Jiwa Soeharto Heerdjan," ucapnya saat dihubungi wartawan, Rabu (10/9/2019). "Kalau dari Pemprov DKI mengarahkan kesana," tambahnya.
Selain kedua rumah sakit berpelat merah tersebut, ia menyebut tidak menutup kemungkinan beberapa rumah sakit swasta juga menyediakan ruang khusus bagi Caleg stress yang gagal dalam Pemilu.
"Tidak tertutup kemungkinan juga Caleg stres ke RS swasta lain di sekitar Jakarta," ujarnya.
Dikatakan Erizon, selepas Pemilu memang sering ada fenomena Caleg mengalami stres lantaran tidak terpilih menjadi anggota eksekutif.sama halnya dengan jawa tengah telah menyediakan 52 rumah sakit bagi caleg yang mengamai gangguan kejiwaan kerena tidak terpilih menjadi wakil rakyat.(sind/red)
COMMENTS