Diduga Ada Pelanggaran Pemilu, Warga Minta Pemilu Ulang Di Desa Nanga Dua Kapuas Hulu

Pontianak (Kalbar)-RN Warga Desa Nanga Dua Kecamatan Bunut Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, meminta Komisi Pemilih...

Pontianak (Kalbar)-RN

Warga Desa Nanga Dua Kecamatan Bunut Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk melakukan Pemilu Ulang.

"Kami minta kepada KPU Kapuas Hulu untuk melakukan pemilihan ulang di Desa Nanga Dua, karena telah terjadi pencoblosan surat suara yang diwakilkan oleh orang lain,"kata Marsilus Ugak, kepada www.radarnusantara.com, Perwakilan Kalimantan Barat, minggu (29/4/2019), pukul 21.55 WIB.

Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Temenggung Servasius Yulius Djoker. Menurut keterangan warga, pelanggaran tersebut berawal sebelum pungutan suara dilakukan Ketua KPS melakukan pertemuan dengan sejumlah pengurus PPS dan saksi.

"sebelum dimulai pungutan suara atau pencoblosan, Ketua KPPS melakukan pertemuan dengan petugas PPS dan saksi - saksi kurang lebih 10 menit. Saat pertemuan tersebut berlanjut, PPD (Panitia Panwas Desa) mengambil inisiatif masuk dan mengingatkan kepada Petugas KPPS bahwa pemungutan suara harus segera dimulai mengingat waktu sudah lewat dari jadwal yang ditentukan. Namun saat itu Ketua KPPS mengusir dan tidak mengizinkan masuk serta tidak mengizinkan adanya pengawasan kepada anggota PPD (Panitia Panwas Desa).

Setelah pertemuan kurang lebih 10 menit, Ketua KPPS An. Eko Kordion, mengumumkan kepada pemilih bahwa pemungutan suara pada TPS 01 Dusun Petikah Jaya, Desa Nanga Dua, pencoblosannya boleh diwakili oleh keluarganya (mewakili keluarga yang tidak hadir). Pemungutan suara dilaksanakan pukul 08.15 WIB, seharusnya dimulai pukul 07.00 WIB, "tuturnya.

Lanjut Marsilus Ugak bahwa persoalan tersebut sudah diketahui langsung oleh pihak Panwas. Namun sampai saat ini duga pelanggaran Pemilu tersebut tidak ditindaklanjuti sesuai aturan dan mekanisme yang berlaku.

"Persoalan ini sudah diketahui Panwaslu, bahwa saat pencoblosan (Pemilu, 17 April 2019) telah terjadi pencoblosan surat suara yang diwakilkan oleh orang lain. Dimana satu orang melakukan pencoblosan surat suara Pilpres, DPD RI, DPR RI, DPRD Kab/Kota lebih dari 1 (satu) kali bahkan ada yang 15 (lima belas) kali mencoblos surat suara,"jelas Marsilus.

Untuk jumlah DPT 288 orang, namun ada yang sudah meninggal sebanyak 3 orang. Jadi total yang seharusnya memilih 285 orang. Tetapi saat Pemilu, 17 April 2019, yang melakukan pencoblosan hanya kurang lebih 100 orang. Karena pencoblosan bisa diwakilkan, sehingga surat suara tercoblos abis sesuai jumlah DPT 285 orang,"terangnya.

Atas dugaan pelanggaran Pemilu tersebut, warga setempat meminta dilakukannya pungutan suara ulang. "kami meminta kepada KPU untuk melakukan pungutan ulang khususnya di Dapil Kapuas Hulu 2 (dua) TPS 01 Dusun Petikah Jaya, Desa Nanga Dua, Kecamatan Bunut Hulu. Hari ini (Senin, 29/4/2019) kami melaporkan masalah ini ke Bawaslu Kabupaten, KPU dan pihak terkait lainnya," pungkasnya.

Hingga berita ini dilansir, pihak pihak terkait belum bisa dikonfirmasi. Bagaimana tanggapannya dan langkah - langkah apa yang dilakukan atas dugaan pelanggaran Pemilu, 17 April 2019 beberapa waktu lalu. (Adrian)