H Yosef: Kepala Sekolah Harus Inovatif Dan Berani

0 radar nusantara Jumat, 12 April 2019 Edit this post

Cirebon-RN Sekolah sebagai organisasi membutuhkan pengelolaan secara sistematis dan terarah terhadap segenap aspek yang berada di dalam...

Cirebon-RN

Sekolah sebagai organisasi membutuhkan pengelolaan secara sistematis dan terarah terhadap segenap aspek yang berada di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Hal itu dikatakan Kepala Sekolah SMPN 1 Pabuaran Kab. Cirebon H Yusep Riyad. Jumat (12/4)

Menurutnya. Keberhasilan atau kegagalan suatu sekolah dalam menampilkan kinerjanya, akan tergantung pada kualitas kepemimpinan kepala sekolah. Sejauh mana kepala sekolah mampu menampilkan kepemimpinan yang prima akan berpengaruh langsung terhadap kinerja sekolah. “Namun, hanya kepala sekolah inovatiflah yang dapat menentukan arah dan tujuan prestasi sekolah, baik secara akademik maupun non akademik”. Ucap H Yosep

Dan dibenarkannya. Prihal adanya sumber dana hasil iuran dari walimurid diperuntukkan pengadaan unit komputer. Namun hal itu sudah melalui proses panjang diantaranya tukar fikiran dengan komite dan lembaga lainnya. Karena menurutnya, pengadaan unit komputer sangatlah diperlukan untuk persiapan ujian UNBK, sementara pengalokasian saran prasarana dari pemerintah sendiri tidak ada. Dan mau ndak mau sekolah harus mempersiapkannya sendiri.

Diakuinya. Dalam pengadaan unit komputer Setiap siswa dikenakan rata-rata Rp 380 ribu dari jumlah 815 siswa. Dan khusus selain kelas VII dan VIII, kelas IX dengan jumlah 248 siswa dikenakan tambahan iuran 240 ribu. Sehingga setiap siswa kelas IX dikenakan iuran Rp 620 ribu. Karena menurutnya, jumlah tambahan nominal itu peruntukan untuk dana Buku Bimbingan, Sampul Izaja, Perpisahan, Try out dan lainnya.

“ Pada intinya, Kepala sekolah memiliki usulan yang dinamis mudah dilakukan sumbernya tersedia dan rencana itu responsif, terbuka semua kalangan. Kepala sekolah harus brinteraksi dan kolaborasi dengan pihak lain, organisasi masyarakat sebagai mitra. Sehingga bisa bertukar pengalaman dan keterampilan. Kepala sekolah harus siap menerima kegagalan untuk mendorong inovatif. Kegagalan merupakan langkah awal dari perjalanan menuju kesuksesan”. Ujar H Yosep yang sudah malang melintang menjadi kepala sekolah dibeberapa SMPN Kab. Cirebon itu.

Dan dikatakannya. Tingkat kematangan sekolah memang berbeda-beda. Terutama dilihat dari segi hasil belajar siswa, iklim kehidupan sekolah, etos belajar siswa, mutu kerja guru, dan ketersediaan sarana dan prasarana. Ada sekolah-sekolah yang secara kualitatif sudah relatif mapan, begitu juga masih dalam tahap pertumbuhan. Dikaitkan dengan peran kepala sekolah, yang manajerial diperlukan oleh sekolah yang masih berada pada tahap pertumbuhan etos belajar siswa, dan iklim persekolahan belum tercapai sesuai yang diharapkan.

Meskipun terdapat perbedaan-perbedaan dalam gaya kepemimpinan sekolah yang sesuai dengan tingkat perkembangan sekolah, ada titik-titik persamaan yang diperlukan untuk terciptanya kehdupan sekolah yang sehat, kondusif. Maka menurutnya. kepala sekolah inovatif dalam menunjang kenerja sekolah memiliki pandangan dan syarat tertentu.

Seperti , kepala sekolah perlu memiliki visi dan misi yang jelas mengenai pembinaan mutu kehidupan sekolah yang difungsikan kepada semua warga sekolah (guru, siswa, pegawai-red), komite sekolah serta masyarakat terutama orang tua siswa. “ Pendekatan kolaboratif dalam bentuk pembinaan kehidupan sekolah dengan semaksimal mungkin melibatkan semua guru dalam kegiatan dan pengambilan keputusan penting di sekolah. Hal demikian akan membangkitkan rasa kebersamaan, rasa memiliki, rasa dihargai dan diakui oleh para diri guru”. Jelasnya.

Kemudian. Beliau Meneruskan. Kepala sekolah dalam hal ini dituntut untuk semakin responsif dan proaktif dalam menanggapi apa yang terjadi di dalam maupun diluar sekolah serta menyiapkan cara-cara penanganan yang sesuai dengan akar masalahnya. Sehingga keputusan yang diambil sejak awal mesti diperhitungkan dampaknya ke depan, apakah itu bagi siswa, guru, dan wali siswa.

“ Dan terpenting, Kepala sekolah bersikap konsisten dalam menegakkan aturan, dan perkataan mutlak (Tegas-red)diperlukan untuk membangun kepercayaan di kalangan warga sekolah”. Ujar H Yosep. (Hasan/Riston/M Syaid)