Perusahaan Ingkar Janji, Warga Penda Durian Akan Demo PT IPK

Sampit-RN. Warga Desa Penda Durian, Kecamatan Mentaya Hulu Kabupaten Kotawaringin Timur, megancam PT Intiga Prabhakara Kahuripan (IPK) ...

Sampit-RN. Warga Desa Penda Durian, Kecamatan Mentaya Hulu Kabupaten Kotawaringin Timur, megancam PT Intiga Prabhakara Kahuripan (IPK) yaitu klaim lahan, jika perusahaan tersebut tidak memberikan sinyal positif terhadap tuntutan warga yakni adanya kemitraan dengan warga masyarakat desa Penda Durian yang bersangkutan. 

Warga menuntut pihak perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit‎ itu dengan pola kemitraan sesuai apa yang sudah disepakati bersama masyarakat sebagaimana yg dimaksud dalam Surat Pernyataan Penyerahan Lahan (SPPL).

‎Juru bicara masyarakat, Ahmad Maulana mengatakan, rencana warga melakukan klaim lahan berawal dari kekecewaan terhadap PT IPK karena belum merealisasikan kebun kemitraan atas perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh perusahaan. Padahal, sudah ada kesepakatan antara warga dengan perusahaan pada tahun 2016 lalu, namun hal dituding warga adalah Wanprestasi.

"Padahal sejak awal setelah dilakukan Ganti Rugi Tanam Tumbuh (GRTT) tahun 2016 bahwa pihak PT IPK siap membuat pola kemitraan dengan warga masyarakat Penda Durian melalui Badan Hukum Koperasi Kebun yang syah, selanjutnya disebut juga "Lahan Mitra","ucapnya.

Menurutnya , hingga saat ini perusahaan belum menunjukan itikad baik atas tuntutan masyarakat yang menjadi mitranya. Seharusnya sesuai dengan apa yang sudah disepakati bahwa untuk merealisasikan kemitraan yang merupakan janji pihak perusahaan PT. IPK dengan masyarakat sesuai dengan Surat Pernyataan Penyerahan Lahan (SPPL) yg di tanda tangan warga masyarakat desa Penda Durian tanggal 21 dan 29 Desember 2016.

"Akan tetapi tidak ada itikad baik dari pihak perusahaan sampai saat ini, malah kita dibenturkan dengan pihak lain," ujar Maulana, Sabtu (30/03/2019).

Dijelaskannya, persoalan ini beberapa waktu lalu sudah dilakukan mediasi, bahkan sudah sampai beberapa kali, namun belum juga menemukan titik terang, selama 2 kali pertemuan selalu deadlock dan pihak perusahaan disebutnya hanya berjanji dan melakukan kebohongan dalam persoalan ini karena tidak ada kejelasan hingga saat ini.

"Saya cuma berharap dan sarankan agar pihak perusahaan segera memberikan jawaban pasti atas tuntutan masyarakat. Ini semua demi kebaikan bersama dan juga tidak ada yang merasa di rugikan," pintanya.

Ahmad Maulana juga mengatakan bahwa tuntutan warga masyarakat Desa Penda Durian tentang kemitraan berdasarkan sesuai SPPL yg di tanda tangan warga tanggal 21 & 29 Desember 2016, tentunya hal ini diharapkan warga masyarakat agar pihak perusahaan segera merealisasikannya.

" Kalau tidak ada realisasikan kemitranan itu maka warga akan menghentikan kegiatan operasional perusahaan (klaim) pada hari Senin tanggal 1 April 2019 di areal lahan/tanah yg serah warga itu,"pungkasnya.(Joe)..