JANJI 200 JUTA WIDMARINE CUMA OMONG KOSONG — TIM LAPANGAN DITIPU, PENGACARA WIDMARINE DIDUGA MAFIA

Tanah bumbu(Kalimantan Selatan),RN Dunia hukum dan bisnis maritim kembali diguncang dengan munculnya dugaan tindakan tidak profesional oleh ...

Tanah bumbu(Kalimantan Selatan),RN

Dunia hukum dan bisnis maritim kembali diguncang dengan munculnya dugaan tindakan tidak profesional oleh seorang pengacara berinisial Kris, selaku kuasa hukum dari perusahaan Widmarine.

Kronologi yang terungkap menunjukkan adanya pelanggaran kesepakatan kerja dan dugaan manipulasi pembayaran terhadap tim operasional lapangan yang dipimpin oleh Mas Nerry.

Berdasarkan informasi yang diterima redaksi, pada awal kerja sama, tim Mas Nerry diberi tugas untuk menemukan seseorang berinisial (IN) beserta kapal TB. Widmarine.

Atas tugas tersebut, pengacara Kris menjanjikan “tanda ucapan terima kasih” senilai Rp200 juta kepada tim Mas Nerry setelah pekerjaan selesai.

Tim Mas Nerry pun menjalankan instruksi secara profesional.

Seluruh bukti lapangan berupa foto dan video kegiatan pencarian diserahkan langsung kepada Kris sebagai bentuk pertanggungjawaban kerja.

Namun, ketika pekerjaan telah rampung, Kris menurunkan kesepakatan secara sepihak menjadi Rp150 juta, tanpa dasar yang jelas.

Dari jumlah tersebut, disepakati Rp100 juta untuk tim lapangan dan Rp50 juta untuk biaya tambahan operasional.

Meski dirugikan, tim Mas Nerry tetap menunjukkan itikad baik dengan menerima perubahan tersebut.

Tidak berhenti di situ, Kris kembali mengubah aturan kerja, menambahkan syarat bahwa pembayaran hanya akan dilakukan setelah kapal TB. Widmarine dijaga hingga kru kapal tiba di lokasi.

Tim Mas Nerry kembali menyanggupi permintaan itu dan menyelesaikan seluruh tanggung jawab dengan tuntas.

Setelah semua kewajiban dijalankan, Kris hanya memberikan sebagian kecil pembayaran, dengan janji akan melunasi sisanya setelah kapal berlayar.

Namun, pembayaran penuh tidak pernah terealisasi.

Bahkan, pengacara Kris kemudian membatalkan kesepakatan secara sepihak, meninggalkan tim Mas Nerry tanpa kejelasan.

Sumber internal menyebutkan bahwa langkah Kris datang ke Kalimantan Selatan sudah mengandung niat tidak baik sejak awal.

Tindakan ini menimbulkan keresahan di kalangan pekerja lapangan dan mitra bisnis yang pernah berinteraksi dengan Widmarine.

Kami sudah menuntaskan semua pekerjaan sesuai permintaan, tapi malah dibohongi. Ini bukan sekadar soal uang — ini tentang komitmen dan moral,” ujar salah satu anggota tim Mas Nerry.

Dengan munculnya kasus ini, publik dan pelaku usaha diimbau berhati-hati dalam menjalin kerja sama dengan pihak Widmarine, terutama dalam urusan hukum dan operasional.

Tindakan yang dilakukan kuasa hukum perusahaan tersebut dinilai licik, tidak profesional, dan merusak kepercayaan dalam dunia bisnis.

Kasus ini kini tengah menjadi perhatian sejumlah pihak, termasuk praktisi hukum dan komunitas maritim nasional. Tim Mas Nerry dikabarkan tengah mempersiapkan langkah hukum untuk menuntut pertanggungjawaban dari pihak terkait. (WN)