Nama Nahkoda TB. Widmarine Disebut dalam Dugaan Penyimpangan, PT. Deco Segitiga Emas Lakukan Investigasi Internal

Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan ( RN ) Proyek pengerukan alur sungai di Muara Satui, Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Sel...

Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan ( RN )

Proyek pengerukan alur sungai di Muara Satui, Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, yang dikerjakan oleh PT Deco Segitiga Emas, kini disorot publik. Sejumlah kesaksian dari pekerja dan warga setempat mengungkap adanya dugaan penyimpangan dalam kegiatan operasional di lapangan.

Proyek yang bertujuan memperlancar akses keluar-masuk kapal pengangkut batubara ini menggunakan beberapa armada pendukung, termasuk kapal penarik TB. Widmarine yang dinahkodai oleh Capt. Memen. Kapal ini beroperasi di sekitar muara selama hampir dua tahun, dan awak kapal disebut telah berbaur serta mendapat dukungan dari masyarakat setempat selama bertugas.

Namun, di balik hubungan baik dengan warga, muncul dugaan adanya tindakan penyalahgunaan wewenang di lingkungan kerja kapal. Informasi dari sejumlah kru menyebut bahwa saat kapal crane pendukung proyek mengalami kerusakan mesin, aktivitas operasional sempat terhenti. TB. Widmarine pun berlabuh sementara di pelabuhan milik warga.

Dalam masa itu, seorang pekerja bernama Ardiansyah mengaku diminta oleh Capt. Memen untuk mengambil sejumlah barang sisa dari kapal crane tersebut. “Saya hanya menjalankan perintah,” ujar Ardiansyah. Namun, belakangan Capt. Memen disebut tidak mengakui pernah memberi perintah itu.

Selain kasus tersebut, seorang mantan kru berinisial YS mengaku bahwa selama operasi di Muara Satui, sang nahkoda pernah menjual bahan bakar milik kapal kepada pihak lain. “Itu saya lihat sendiri saat masih aktif di kapal,” ungkapnya ketika mengundurkan diri dari perusahaan.

Kesaksian serupa datang dari Rohim, kru lain yang menyebut pernah diperintah menjual dua kaleng cat merek Jotun berisi lima liter seharga Rp300.000. “Semua atas perintah Capt. Memen,” kata Rohim.

Hingga berita ini diturunkan, manajemen PT Deco Segitiga Emas belum memberikan klarifikasi resmi terkait dugaan penyimpangan ini. Namun, sumber internal menyebut pihak perusahaan tengah melakukan evaluasi terhadap laporan dari lapangan dan siap menindak tegas bila ditemukan pelanggaran terhadap prosedur operasional maupun kode etik kerja.

Kasus ini menjadi perhatian di kalangan pekerja maritim, yang menilai bahwa integritas dan tanggung jawab di sektor pelayaran harus dijaga ketat, terutama dalam proyek strategis yang bersinggungan langsung dengan kepentingan industri batubara nasional.

Penulis : IR