Pandeglang, RN Kali ini setelah adanya mutasi dan rotasi kepala sekolah yang di gelar 9 November 2018 lalu, di lingkup Dinas Pendidikan ...
Pandeglang, RN
Kali ini setelah adanya mutasi dan rotasi kepala sekolah yang di gelar 9 November 2018 lalu, di lingkup Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang, Kantor Sekertaris daerah Pandeglang, sering menerima tamu dari sejumlah wali murid dan tokoh masyarakat. Sebelumnya Sekertaris daerah telah di datangi tamu berulang kali, dari wali murid dan tokoh masyarakat, di antaranya wali murid Cimanuk, Patia, Sobang dan Pulosari bahkan kali ini juga ada lagi yang menjadi tamu di kantor sekda sehingga menjadi tanda tanya ada apa ini......???.
Di ketahui sebelumnya mutasi dan rotasi yang di anggap dadakan dan bernuasa politik dan diduga ada intrik dari sang penguasa, serta untuk kepentingan peribadi, sehingga berbagai aspek terjadi, Kali ini terbukti Sekertaris daerah pandeglang yang di anggap selaku Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) harus sering menerima tamu dari wali murid dan tokoh masyarakat, padahal sebelumnya mutasi dan rotasi terjadi tidak ada sejumlah wali murid dan tokoh masyarakat yang datang berulangkali jadi tamu sekda.
Kali ini tamu yang datang ke kantor adalah wali murid dan tokoh masyarakat dari SMPN 1 Picung, Kedatangannya tak lain sama, seperti tamu sebelumnya yang datang ke Sekda tempo lalu.
"kami datangi kantor sekda ingin mendapat kejelasan sesuai dengan aturan mutasi dan rotasi kepala sekolah, dan kami pun ingin bertanya apakah kepala sekolah yang di nilai rajin serta berprestasi tetap harus di mutasi, dan kalau mutasi di libatkan karena unsur lain, seperti kepentingan pribadi, masih tetap di teruskan, tentu ini yang menjadi tanda tanya buat kami apakah mutasi kali ini sebelumnya sudah di kaji matang," tanya nya kepada radarnusantara.com rabu (14/11).
Selain itu, kedatangannya wali murid dan tokoh masyarkat meminta pertanggung jawaban dan akan mendesak sekda untuk meninjau ulang rotasi dan mutasi yang di gelar pada hari jum'at 9 November 2018 lalu. Karena ini menurut pihaknya bukan karena kajian yang matang tapi ada unsur di balik semua ini,
"Jangan libatkan urusan politik pileg atau urusan kepentingan pribadi dan kelompoknya ke mutasi dan rotasi, pasti banyak yang merasa kecewa bahkan terdzolimi. Kini terbukti, mungkin kami yang sekian kalinya datang ke kantor sekda untuk menjadi tamu yang meminta pertanggung jawaban," Ujar Komite SMPN 1 Picung di dampingi para wali murid
Pihak nya berharap semoga ini terakhir kalinya menjadi tamu ke kantor sekda jangan ada wali murid dan tokoh masyarakat yang lain datang lagi.
"semoga Sekda segera mengambil ketegasan untuk meninjau ulang bahwa rotasi dan mutasi tersebut bukan karena kajian yang matang melainkan ada unsur kepentingan pribadi, Semoga hati dan pikiran sekda di buka untuk membantu kenginan kami, dan terhadap permintaan tokoh masyarakat lain yang sudah datang sebelumnya," Pintanya.
Hal itu membuat kalangan media dan aktivis beserta tokoh masyarakat bertanya ada apa di balik rotasi dan mutasi yang terjadi kali ini....???.
Terpisah, menurut salah seorang korban mutasi menyatakan rotasi dan mutasi kali ini bukanlah seperti didunia pendidikan lagi, dirinya mengaku "ini mah keterlaluan seperti pembantaian," bahkan seperti di plot oleh ketua MKKS. Padahal jabatan sama sebagai kepala sekolah.
"Saya tahu 5 menit sebelum pelantikan. Awalnya saya tahu di rotasi setelah di WA
kasek lain dan pengawas, bahwa besok ada rotasi, baru setelah itu pak Sahri (Ketua MKKS SMP) share surat pengumuman atau panggilan bahwa besok ada rotasi dengan nama-nama yang terlampir. Setelah saya baca ada nama saya." Kemudian "saya tanyakan kenapa yang share bukan Kabid atau Kepala Dinas tapi pak Sahri yang notabene sama- kepala sekolah," ujar Kepsek SMP korban mutasi
Terlebih, "yang saya bikin heran lagi.. pas di aula dinas pendidikan saya cari surat undangan buat saya tidak ada tapi di daftar hadir ada...saya tanya ke sesama Kepala, siapa yang bawa surat untuk saya mereka jawab gak tahu... Kemudian saya tanya lagi ke petugas yang bagian pegang surat sampai saya emosi dan bilang bapak pegang surat ini semua dari mana...jawab petugas itu saya dikasih amanat oleh Pak Sahri...lah...tambah aneh ko semalam di japri sama suami ga tau...padahal waktu saya nyari surat tesebut dia benar lihat saya sedang nyari...nah setelah itu baru beberapa menit mau acara dimulai pak yamin nyamperin saya bilang bahwa surat buat saya keselip. Aneh...," kata kepsek korban mutasi dengan nada penuh tanya.***( hadi).
COMMENTS