PERSOALAN PEMBEBASAN LAHAN TOL DESARI BELUM TUNTAS DEPOK,RADAR NUSANTARA

DEPOK-RN Pekerjaan pembangunan jalan tol depok- antasari terus dikebut meski ditengarai persoalan  ganti rugi pembebasan lahannya masih c...

DEPOK-RN

Pekerjaan pembangunan jalan tol depok- antasari terus dikebut meski ditengarai persoalan  ganti rugi pembebasan lahannya masih carut marut bahkan masih menyisakan persoalan, bahkan merugikan sebagian masyarakat pemilik tanah yang terkena pembebasan  dan berhak untuk menerima  pembayaran ganti rugi.sehingga persoalan ini, tak pelak lagi akan bermuara pada ranah hukum

Setelah  kasus uang konsinyasi senilai ratusan milyar di ambil oleh orang yang tidak berhak, dan belum jelas penanganannya , saat ini urusan pemberian ganti rugi kepada pihak  Yang berhak kembali menuai persoalan. 

 Berdasarkan keterangan dari  ritasari selaku penerima kuasa penuh dari harjo judotomo warga  jalan swadaya RT 006 RW002 kelurahan limo kecamatan limo pemilik lahan seluas 400m2 dengan bukti kepemilikan berupa AJB PM,141/1710/12/XII/1977. Tiba-tiba saja  tanah bersertifikat AJB atas nama  kliennya berubah  menjadi atas nama Yusnita karinata dengan bukti SHM 02447 berdasarkan letter C  atas nama asat dugul, sementara dalam surat c lahan milik kliennya  tercatat atas nama Naman Bin Kotong.

 Rita sari lebih jauh mengatakan bahwa kami meyakini ada “permainan” terkait urusan ini, hal ini dapat dibuktikan dengan tak pernah satu kalipun saya berjumpa dengan  figur bernama  yusnita karinata. Karena itulah kami yakin bahwa sertifikat hak milik 02447 atas nama yang bersangkutan adalah sertifikat palsu.

Rita sari menambahkan, bahwa pihak Badan pertanahan nasional kota Depok telah melakukan pengukuran ulang terhadap lokasi dimaksud pada 14 february 2019 yang lalu, sebagai tindak lanjut dari surat permohonan yang saya ajukan kepada pihak BPN kota Depok

Hadir dalam kegiatan pengukuran ulang dari pihak BPN diwakili oleh  Edi,S kepala seksi pengukuran dan pendaftaran tanah, Danudi amin lurah limo diwakili oleh hendi sekretaris kelurahan, ketua rt, rw dan tokoh masyarakat setempat.

 Masih berdasarkan penuturan Ritasari hal yang makin menguatkan dugaan telah terjadi pemalsuan sertifikat adalah dari surat pernyataan tidak bersengketa yang dibuat oleh warih wirawan pada 6 april 2015. Dirincikan dalam surat bahwa  batasan lahan di sebelah utara  tanah milik warih wirawan telah berubah menjadi atas nama yusnita karinata,keterangan tersebut ditulis dengan tanagn, padahal dalam  surat AJB milik  warih wirawan hadi, tercatat atas nama harjo judotomo

Surat pernyataan tersebut ditanda tangani oleh Danudin Amin, lurah limo, H. Lukman Hakim ketua RW 02, Bonih ketua RT 02 serta Warih wirawan. Bagaimana mungkin dalam surat pernyataan dalam keterangan tanah bagian utara,selatan, barat, timur ditulis dengan tangan. Kok bisa  pada bagian utara nama muncul nama yusnita, padahal klien kami tak pernah menjual lahannya kepada yusnita..?

Bukti  tambahan yang memperkuat keyakinan ritasari bahwa telah terjadi tindak pidana pemalsuan surat dalam urusan ini, pada saat Edi.S kepala seksi pengukuran, Bpn Depok hadir saat  pengukuran ulang melihat kenyataan dilapangan bahwa AJB atas nama warih wirawan dan tanah SHM atas nama  Syahrul roji dengan jelas menyatakan bahwa  tanah keduanya diapit oleh tanah milik  harjo yudotomo buak atas nama yusnita..

Dalam kegusaran nya Rita sari menyatakan bahwa pihaknya amat yakin ada mata rantai permainan mafia tanah dalam urusan ini, harus ada pihak yang akan kita seret ke ranah hukum untuk mempertanggung jawabkan tindakan yang merugikan klien nya.target utamanya menurut rita ada banyak pihak, tetapi kami akan mulai dari tim P2T kelurahan limo yang di jabat oleh Hendi sekretaris kelurahan limo. Kami tidak akan berhenti sebelum pihak BPN membatalkan shm atas nama yusnita dan klien kami menerima haknya secara utuh selaku pemilik lahan yang sah untuk menerima uang ganti rugi dalam kegiatan pembayaran ganti rugi pembebsan lahan tol Desari… (HERDIAN)