Rampas Mobil, Debt Collector dan PT. MTF Banjar Baru Akan Dipolisikan

“ Dalam Kasus Perampasan, Dugaan Pemerasan, Pencurian  Barang Berharga , Melecehkan UU No. 42/ 1999 tentang Fidusia dan Peraturan Kapolri (...

“ Dalam Kasus Perampasan, Dugaan Pemerasan, Pencurian  Barang Berharga , Melecehkan UU No. 42/ 1999 tentang Fidusia dan Peraturan Kapolri ( Perkap) Nomor 8/ 2011 tentang pengamanan eksekusi jaminan fidusia”

Banjar Baru - Kalsel – RN 

Syahroni  (44) warga Desa Jaya Kelapa, Kec. Mentaya Hilir Selatan, Kab.Kotim, Prov. Kalteng  akan melaporkan Debt Collektor  dan  PT. Mandiri Tunas Finance ke Polisi lantaran merampas mobil miliknya dengan paksa tanpa melalui prosedur  yang benar.

Informasi yang berhasil dihimpun oleh wartawan radarnusantara.com bahwa  peristiwa  tersebut terjadi di depan Kantor PT.MTF jalan Panglima Batur, Banjar Baru, Kalimantan Selatan Selasa 15 Oktober 2019.

Atas perampasan ini korban Syahroni merasa dirugikan baik secara materil maupun non materil, pasal nya niat baik Syahroni untuk menyelesaikan masalah  malah menambah masalah, kehadiran korban di kantor itu rencananya akan membayar angsuran kredit 3 bulan sekaligus dan meminta kebijakan dari perusahaan ini atas keterlambatan-nya untuk mengangsur selama 6 bulan serta menjelaskan alasan keterlambatan itu.

I’tikat baik dari korban tidak digubris oleh pimpinan perusahaan pembiayaan ini dan tidak ada toleransi  sedikitpun untuk korban, selain merampas dengan paksa kendaraan itu ada juga modus pemerasan yang  dilakukan pihak perusahaan itu dengan menyebutkan jika mau mengambil mobil ini harus membayar lebih kurang 45 juta rupiah sekaligus.

Jumlah Rp. 45 juta tersebut menurut korban sangat tidak masuk akal pihak MTF  meminta agar dibayar sekaligus dengan uraian pokok plus bunga dibayar 7 bulan dan biaya penarikan yang dibebankan kepada korban selaku (Debitur).

Rencananya korban akan melaporkan kasus ini kepolisi dengan tuduhan Perampasan, dugaan pemerasan , pencurian barang berharga yang hilang dari dalam mobil itu dan pelecehan Peraturan Kapolri (Perkap)  nomor 11 tahun 2011 tentang pengamanan eksekusi jaminan fidusia serta undang-undang nomor 42 tahun 1999 tentang Fidusia.

Diceritakan oleh Syahroni modus perampasan yang dilakukan oleh Debt Collektor  dan  PT. Mandiri Tunas Finance bahwa ,” Konci Mobil diambil Satpam dari saya dengan alasan untuk memindah mobil itu, karena mobil itu saya parkir langsung dihadapan kantor, spontanitas tidak pikir panjang konci itu saya berikan begitu saja kepada Satpam itu,” Ujar Roni.

“Setelah saya mau pulang saya terkejut bahwa barang – barang saya dikeluarkan semua dari mobil itu tanpa ada pemberitahuan  sebelumnya kepada saya, ketika saya mau ambil konci dengan Satpam itu, Satpam yang dikawal beberapa preman dari Debt Collektor tidak mau menyerahkan nya kepada saya,” Kata Roni.

“ Saya merasa dipermalukan waktu itu, saya merasa terancam dan di intimidasi pihak pereman dari Debt Collektor dan pihak PT. MTF, saya sadar dan tidak melakukan perlawanan saat itu,  hanya bisa bermohon untuk bisa menggunakan mobil itu sehari saja untuk mengantar keluarga yang akan melaksanakan wisuda, dan setidaknya mengantarkan saya dengan barang-barang saya kerumah keluarga, namun itu semua tidak dihiraukan mereka,” Keluh Roni.

“ Saya tidak sadar dan tidak ingat waktu itu bahwa didalam dompet konci mobil saya ada barang berharga milik saya yang belum saya ambil dan belum sempat saya tanyakan kepada Satpamnya, Jika barang itu hilang akan saya laporkan juga kasus pencurian,” Tegas Roni.

Sampai berita ini kami naikan Pimpinan PT. MTF Banjar Baru tidak bisa ditemui lantaran ada tugas luar untuk dimintai keterangan terkait permasalahan kasus ini. 

*(Misnato)