Panitia pembangunan sekolah SD cilodong 1 layak diperiksa yg berwajib

0 radar nusantara Rabu, 13 November 2019 Edit this post

Depok, Radar Nusantara Putra Adil salah seorang pengurus dalam struktur organisasi panitia pembangunan...

Depok, Radar Nusantara

Putra Adil salah seorang pengurus dalam struktur organisasi panitia pembangunan sekolah Sd Cilodong 1 diketahui dengan gagah berani telah membohongi wartawan pada saat dikonfirmasi oleh tim pewarta dari Radar Nusantara via telephone seluler belum lama ini, terkait pekerjaan pembangunan RKB sebanyak 2 ruang dengan angggaran sebesar Rp 378.000.600 yang berasal dari Dana alokasi khusus.

Adil dalam menjawab pertanyaan yang diajukan, mengakui bahwa untuk pekerjaan pengecoran tiang pondasi,tidak dilakukan sesuai mekanisme yang berlaku. Artinya untuk pekerjaan pengecoran tiang pondasi/pekerjaan betonisasi tidak diperkenankan dilakukan secara manual, (bukti photo, terlampir). Adil beralasan areal sekolah kondisinya tidak memungkinkan untuk tempat parkir armada truk pengangkut beton.

Berdasarkan hasil penelusuran tim pewarta di lokasi pekerjaan diperoleh fakta penyimpangan yang mengarah pada perbuatan / tindak pidana korupsi dalam melaksanakan 3 item kegiatan yakni,dalam pekerjaan penggalian tanah untuk lobang pondasi , kedalaman hanya berkisar 30 s/d 40 cm, jauh dari ukuran normal layaknya bangunan gedung bertingkat,selain itu para pekerja sebagaimana terlihat dilokasi, mengabaikan aspek K3, tak satupun menggunakan helm dan sepatu, apalagi sarung tangan.

Tak cukup sampai disitu, pihak monitoring dinas dan konsultan pengawas pekerjaan dalam pantauan wartawan selama 2 minggu berturut turut samasekali tak terlihat kehadirannya. Bagaimana cara menghitung progress reportnya.?

Lucunya aidil malah dengan nada melecehkan kepada tim pewarta berkata maaf pak “ percakapan ini saya rekam lho”.Mencermati kondisi demikian, maka tim pewarta sepakat untuk membawa hasil temuan dilapangan kepada pihak penegak hukum yang berkompeten, dengan harapan hasil temuan tim pewarta sesegera mungkin di tindak lanjut sampai ke meja persidangan dan para pihak yang tersangkut dengan perkara ini merasakan betapa malunya duduk sebagai pesakitan di kursi pengadilan menjalani sidang TIPIKOR.

(M. SUTOYO/TM)