Akibat Kesal, TKSK Mandalawangi Disebut Cukong

ilustrasi Pandeglang, Radar Nusantara  Diduga akibat kesal, salah satu pemilik agen atau E-Waroong Program Bantuan Sosial Pangan atau P...

ilustrasi

Pandeglang, Radar Nusantara 
Diduga akibat kesal, salah satu pemilik agen atau E-Waroong Program Bantuan Sosial Pangan atau Program Sembako di Wilayah Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten menyebut Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan seperti Cukong atau juragan pada Program Sembako tersebut.

Menurut Pemilik Agen di Wilayah Kecamatan Mandalawangi, mengatakan kepada awak media, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) semenjak adanya program tersebut seperti penguasa artinya Program segalanya punya dia, Terlebih Istri TKSK pula menjadi Agen di Program ini.

"Saya sebagai Agen hanya bisa melihat komoditi bahan pangan yang diterima oleh Keluarga Penerima Manfaat, menurut saya sangat tidak sesuai dengan jumlah Saldo yang tertera di Kartu Keluarga Sejahtera atau ATM sejumlah 200 Ribu per KPM,". Keluh Pemilik Agen yang identitasnya minta dirahasiakan Sabtu (16/5/20).

Selain itu, kata dia, yang lebih ironisnya lagi pada pendistribusian komoditi bahan pangan bulan Maret 2020 kemarin di antaranya yang ada di Agen Beras 10 Kg, Telur 15 Butir, Ayam 1 Kg, dan Tempe 1 Potong.

"Saya mengajukan menu di PO ke Suplier PT. Aam Prima Artha pada bulan Maret itu Beras, Ayam, Telur, Kacang Ijo, dan Tempe. Tapi yang ada itu Beras Telur, Ayam, Tempe 1 Potong, Jadi Harga Tempe 1 Potong itu dihitung dengan harga 13 ribu rupiah," Imbuhnya.

Masih kata dia, hal ini harus segera diperbaiki terutama terhadap kebijakan yang dilakukan oleh TKSK tidak ada keberpihakan terhadap Agen dan Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

"TKSK Kecamatan Mandalawangi ini, seperti Cukong (Juragan), semua yang mengatur Menu di Kecamatan, seperti program punya dia. Terlebih TKSK itu terlibat dalam penyediaan Komoditas bahan Pangan, Saya pernah mencoba menawarkan lantaran salah satu keluarga Saya merupakan pengusaha lokal pedagang ayam, namun pihak TKSK dan Suplier tidak pernah memberikan peluang," Terangnya.

Pemilik Agen menyebutkan, bahwa harga pasaran tempe satu potong ukuran sedang itu dengan harga Rp.4.000,- bukan Rp.13.000,-. Pemilik Agen juga menilai terhadap KPM Program Sembako terkesan diam seribu bahasa. Saya tidak tau penyebabnya, apakah ada unsur intimidasi atau unsur lainnya. Yang pasti Saya sudah mengingatkan kepada KPM bahwa jumlah saldo di Kartu ATM itu jumlah saldonya adalah Rp.200.000,- per KPM. Ungkapnya.

Sementara itu secara terpisah Andang Suherman selaku Ketua Jurnalis Nasional Indonesia (JNI) Pandeglang, mengecam keras tindakan TKSK yang jemawa. Dan Ketua JNI Pandeglang itu pun menuntut kepada Bupati Pandeglang agar segera bertindak tegas untuk memecat seluruh TKSK yang bermoralitas buruk diganti dengan TKSK yang bermoralitas baik.

"Kami mengecam TKSK yang jemawa. Dan Kami pun menuntut kepada Bupati Pandeglang agar segera bertindak tegas untuk memecat seluruh TKSK yang bermoralitas buruk diganti dengan TKSK yang bermoralitas baik. Karena Supplier dan TKSK Mandalawangi, diduga telah melakukan mark-Up terhadap semua komoditi, terutama tempe." Tegasnya.

Sedangkan Ucu Ridwan selaku TKSK Kecamatan Mandalawangi saat hendak dikonfirmasi, Pihaknya belum dapat dihubungi. Lantaran nomor kontaknya, tidak aktif, bahkan saat di Short Massager Service dan pesan What'sApp belum ada jawaban. **(Iwan RN).