Dinilai Lambat Antisipasi Covid-19, Kades Upomela Kembali Angkat Bicara

Gorontalo, RN Kepala Desa (Kades) Upomela, Kecamatan Bongomeme, Kabupaten Gorontalo, Dasma Dini Djafar kembali angkat bicara ter...

Gorontalo, RN

Kepala Desa (Kades) Upomela, Kecamatan Bongomeme, Kabupaten Gorontalo, Dasma Dini Djafar kembali angkat bicara terkait tudingan salah satu masyarakat desa setempat yang menilai Pemerintah Desa (Pemdes) Upomela lambat dalam mengantisipasi dampak dari adanya virus Corona (Covid-19).

Seperti diberitakan sebelumnya oleh salah satu Media Online, Yasin Kaluku yang merupakan masyarakat desa setempat mempertanyakan bantuan pangan yang sampai saat ini tak kunjung disalurkan oleh Pemdes Upomela tersebut. Pasalnya, kata Yasin, Pemdes Upomela berjanji akan menyalurkan bantuan pangan tersebut kepada masyarakat desa setempat pada hari pertama memasuki bulan Ramadhan 1441 H.

Menanggapi hal itu, Kades Upomela, Dasma Dini Djafar mengatakan, soal penyaluran bantuan pangan tersebut sesuai hasil kesepakatan bersama rapat Badan Permusyawaratan Desa (BPD), bantuan pangan tersebut akan disalurkan setelah dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) masuk.

"Begitu terima 600 (ribu) dibagikan sembakonya. Pengembalian itu bukan dijual, sesuai Perbub (Peraturan Bupati, red). Di Perbub itu ada itu, harus kalau sudah sempat membeli bukan dipotong, dikembalikan itu. Jadi bukan berarti kita jual pa dorang (masyarakat). Tapi dikembalikan, dikembalikan yang sudah dibelikan itu," jelas Dasma kepada Media ini, Senin (4/5/2020).

"Karena sesuai kesepakatan kemarin sudah di acc, mereka (masyarakat) mengembalikan. Kemarin sesuai (kesepakatan) sudah mewakili dari dusun-dusun. Jadi yang wajib menerima bantuan pangan tersebut hanya penerima BLT yang tidak pernah menerima bantuan dari mana-mana, yang tidak pernah disentuh oleh bantuan. Jadi uang (BLT) ini diterimakan dulu ke masyarakat, lalu masyarakat mengembalikan harga beras," sambung Dasma.

Dirinya pun mengungkapkan, tudingan Yasin yang menilai Pemdes Upomela lambat dalam mengantisipasi dampak dari adanya virus Corona tersebut, dikarenakan Yasin tidak paham tentang persoalan yang terjadi sebenarnya. Sebab, lanjut Dasma, saat diundang rapat di desa, Yasin tidak menghadiri rapat tersebut.

Di rapat itu ada Anggota Dewan hadir, lengkap, baru Camat, baru tokoh-tokoh masyarakat diundang dari semua dusun, ti Pak Yasin tidak hadir. Saya ada kasih undangan dia, supaya dia bisa dengar apa itu yang jadi ketentuan di desa," jelas Dasma.

Ia pun menyebutkan, Yasin tidak wajar mempertanyakan bantuan tersebut. Karena kata dia, Yasin merupakan seorang pengusaha, memiliki 2 anak Polisi dan istri Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan memiliki kendaraan roda 4 berupa mobil.

"Yang saya lakukan di desa sudah sesuai prosedur, karena sudah disepakati sesuai aturan dengan Perbub, ada Anggota DPRD, BPD ada, Camat ada, tokoh-tokoh masyarkat," pungkas Dasma. (RRK).