Pandeglang, Radar Nusantara Ditemukan telur warna putih jenis telur infentril atau telur HE (Hached Eggs) dalam program sembako Bantuan P...
Pandeglang, Radar Nusantara
Ditemukan telur warna putih jenis telur infentril atau telur HE (Hached Eggs) dalam program sembako Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), yang disalurkan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Pandeglang.
Seperti yang terjadi di Kampung Cileutik, Desa Purwaraja, Kecamatan Menes, Pandeglang, para KPM sembako BPNT di wilayah tersebut diduga telah menerima komoditas sembako BPNT dengan salah satu jenis komoditas telur warna putih yang diduga telur infertil.
Salah seorang warga Kampung Cileutik, Desa Purwaraja, Kecamatan Menes, Yudi mengatakan, bahwa dalam sembako BPNT yang diterima para KPM terdapat telur warna putih yakni mirip dengan telur HE atau infertil. Kata dia, menurut informasi yang diketahuinya bahwa jenis telur seperti itu tidak layak konsumsi.
"Komoditas sembako BPNT yang baru saja diterima para KPM di Kampung Ciletik, Desa Purwaraja terdapat telur warna putih. Saya hawatir bahwa telur itu adalah telur infertil yang tidak layak konsumsi, sehingga nantinya dihawatirkan bisa membahayakan bagi kesehatan warga penerima manfaat," ungkapnya, Rabu (13/5/2020).
Dikatakannya, ia mencoba untuk mengetahui isi dari telur tersebut, setelah telur itu dipecahkan dan kuning telur ancur menyatu dengan putih telurnya. Maka dari itu, ia meminta kepada pihak dinas untuk mengevaluasi komoditas sembako jenis telur infertil yang disalurkan kepada masyarakat peserta BPNT.
"Tadi saya coba pecahkan satu telur putih. Ternyata didalamnya kuning telurnya hancur dan menyatu putih telurnya, saya khawatir ini tidak layak konsumsi," katanya.
Selain itu lanjut Yudi, program sembako BPNT yang saat ini telah diterima para KPM diduga juga tidak sesuai dengan nominal nilai uang dalam program BPNT tersebut. Karena para KPM hanya menerima beras 10 kilo gram, telur warna putih 1 kilo gram, ikan mas kembung 5 ekordan kentang 4 ekor.
"Nominal uang dalam BPNT kan Rp 200 ribu, tapi sembako yang diterima KPM saya rasa tidak mencapai sebesar Rp 200 ribu. Sebab ketika dirincikan, untuk beras 10 kg seharga Rp 100 ribu, telor wana putih sebesar Rp 22 ribu per kilo, ikan emas 1 kg Rp 33 ribu dan kentang 4 ekor atau 1/2 kg sebesar Rp 8 ribu. Jadi total semuanya sebesar Rp 163 ribu, dan masih ada sisa sebesar Rp 37 ribu. Lalu saldonya itu dikemanakan," jelasnya.
Sementara, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Menes, Pandeglang, Yayan mengaku, sudah mengetahuinya terkait komoditas sembako BPNT jenis telur warna putih tersebut. Kata dia, bahwa telur tersebut layak konsumsi.
"Telur warna putih itu layak untuk dikonsumsi sama seperti telur lainnya, dan jenis telur itu bukan telur infertil," imbuhnya.
Ia juga mengaku, bahwa telur itu kualitasnya bagus dan layak dikonsumsi. Kata dia, dari pihak penyedia barang juga bertanggungjawab.
"Saya juga tidak sembarangan. Karena menurut bosnya bahwa telur itu layak konsumai, bahkan siap bertanggungjawab meskipun dibawa ke pihak dinas juga," tutupnya. **(AS).
Ditemukan telur warna putih jenis telur infentril atau telur HE (Hached Eggs) dalam program sembako Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), yang disalurkan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Pandeglang.
Seperti yang terjadi di Kampung Cileutik, Desa Purwaraja, Kecamatan Menes, Pandeglang, para KPM sembako BPNT di wilayah tersebut diduga telah menerima komoditas sembako BPNT dengan salah satu jenis komoditas telur warna putih yang diduga telur infertil.
Salah seorang warga Kampung Cileutik, Desa Purwaraja, Kecamatan Menes, Yudi mengatakan, bahwa dalam sembako BPNT yang diterima para KPM terdapat telur warna putih yakni mirip dengan telur HE atau infertil. Kata dia, menurut informasi yang diketahuinya bahwa jenis telur seperti itu tidak layak konsumsi.
"Komoditas sembako BPNT yang baru saja diterima para KPM di Kampung Ciletik, Desa Purwaraja terdapat telur warna putih. Saya hawatir bahwa telur itu adalah telur infertil yang tidak layak konsumsi, sehingga nantinya dihawatirkan bisa membahayakan bagi kesehatan warga penerima manfaat," ungkapnya, Rabu (13/5/2020).
Dikatakannya, ia mencoba untuk mengetahui isi dari telur tersebut, setelah telur itu dipecahkan dan kuning telur ancur menyatu dengan putih telurnya. Maka dari itu, ia meminta kepada pihak dinas untuk mengevaluasi komoditas sembako jenis telur infertil yang disalurkan kepada masyarakat peserta BPNT.
"Tadi saya coba pecahkan satu telur putih. Ternyata didalamnya kuning telurnya hancur dan menyatu putih telurnya, saya khawatir ini tidak layak konsumsi," katanya.
Selain itu lanjut Yudi, program sembako BPNT yang saat ini telah diterima para KPM diduga juga tidak sesuai dengan nominal nilai uang dalam program BPNT tersebut. Karena para KPM hanya menerima beras 10 kilo gram, telur warna putih 1 kilo gram, ikan mas kembung 5 ekordan kentang 4 ekor.
"Nominal uang dalam BPNT kan Rp 200 ribu, tapi sembako yang diterima KPM saya rasa tidak mencapai sebesar Rp 200 ribu. Sebab ketika dirincikan, untuk beras 10 kg seharga Rp 100 ribu, telor wana putih sebesar Rp 22 ribu per kilo, ikan emas 1 kg Rp 33 ribu dan kentang 4 ekor atau 1/2 kg sebesar Rp 8 ribu. Jadi total semuanya sebesar Rp 163 ribu, dan masih ada sisa sebesar Rp 37 ribu. Lalu saldonya itu dikemanakan," jelasnya.
Sementara, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Menes, Pandeglang, Yayan mengaku, sudah mengetahuinya terkait komoditas sembako BPNT jenis telur warna putih tersebut. Kata dia, bahwa telur tersebut layak konsumsi.
"Telur warna putih itu layak untuk dikonsumsi sama seperti telur lainnya, dan jenis telur itu bukan telur infertil," imbuhnya.
Ia juga mengaku, bahwa telur itu kualitasnya bagus dan layak dikonsumsi. Kata dia, dari pihak penyedia barang juga bertanggungjawab.
"Saya juga tidak sembarangan. Karena menurut bosnya bahwa telur itu layak konsumai, bahkan siap bertanggungjawab meskipun dibawa ke pihak dinas juga," tutupnya. **(AS).
COMMENTS