Pandeglang, Radar Nusantara Menindaklanjuti berita sebelumnya tentang pemasangan portal jalan umum di perbatasan Desa Sindangkerta dengan...
Pandeglang, Radar Nusantara
Menindaklanjuti berita sebelumnya tentang pemasangan portal jalan umum di perbatasan Desa Sindangkerta dengan Desa Manglid Kecamatan Cibitung Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten, sejumlah Mahasiswa Cibitung melakukan diskusi bersama Kepala Desa Sindangkerta menyoal pemasangan portal jalan tersebut.
"Namun sangat disayangkan, diskusi atau obrolan santai ini berujung pada pengusiran pada Mahasiswa yang hadir saat pertemuan siang itu dengan tidak beretika oleh Kades," Ungkap Sany Mahasiswa Cibitung, Selasa (23/06/2020).
Padahal, lanjut Sany, kepala Desa Sindangkerta sebelumnya sudah mengatakan bahwa apabila Mahasiswa punya ide atau masukan silahkan sampaikan," ujar Sany menirukan ucapan Sarmadi selaku Kades Sindangkerta.
Sementara Yati Mahasiswa Cibitung menyampaikan, setelah dirinya mendengar kades mempersilahkan untuk menyampaikan idenya, dirinya langsung memberikan masukan.
"Pertama saya ingin memberikan masukan bahwa, Kades Sindangkerta mengatakan daftar hadir pada saat rapat itu belum ketemu dan berita acara Kades ditulis di buku Kades, yang sebenarnya itu bukan berita acara melainkan tulisan Kades pada saat melakukan rapat. Mulai dari tanggal, sub topik yang di bahas serta menghasilkan keputusan," ungkapnya.
Menurutnya, saat itu telah diberikan masukkan untuk ke depan, apabila ada rapat resmi, berita acaranya dibuat, kalau bisa di print dan ditanda tangani oleh bapak, serta oleh tokoh masyarakat agar terkesan resmi, bukan apa-apa tapi kalau yang namanya mahasiswa itu pemikirannya suka kemana-mana bisa saja saya nih pak berpikiran bahwa tulisan bapak ini dapat nulis tadi pagi atau bisa saja dapat kemarin, soalnya saya pernah audiensi di Pandeglang, salah satu Dinas yang mengatakan bahwa sudah melayangkan surat peringatan pada salah satu lembaga, pas kami tanyakan arsipnya atau buktinya, surat itu tidak di stampel, dan diduga dibuat pagi itu," tutur Yati.
Namun setelah Mahasiswa memberikan Masukan, Kades malah emosi dan mengatakan, "Baralik daria, ngaralunjak, teu hayang aing bermitra nageh (pulang kamu semua, ngelunjak, saya tidak mau bermitranya juga*red), sudah panjang lebar menjelaskan tapi tidak percaya saja, sok pintar amat," Bentak Kades Sarmadi sambil berdiri dan pergi keluar ruangan, "Ungkapnya.
Setelah melihat perilaku itu, Mahasiswa Cibitung yang hadir pada pertemuan waktu itu, merasa sangat heran dan aneh melihat sikap Kades yang jelas tak punya etika. Seharusnya seorang pemimpin tidak boleh mengatakan hal yang dinilai kurang begitu pantas, harus bisa melayani dengan baik.
"Yang kami sampaikan kan hanya sekedar masukan, toh kades juga yang memintanya untuk diberikan masukan akhirnya kami meminta maaf kepada Kades sekalipun kami merasa tak salah, karena minta maaf tak akan membuat kami menjadi hina." tandasnya. (Red).
Menindaklanjuti berita sebelumnya tentang pemasangan portal jalan umum di perbatasan Desa Sindangkerta dengan Desa Manglid Kecamatan Cibitung Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten, sejumlah Mahasiswa Cibitung melakukan diskusi bersama Kepala Desa Sindangkerta menyoal pemasangan portal jalan tersebut.
"Namun sangat disayangkan, diskusi atau obrolan santai ini berujung pada pengusiran pada Mahasiswa yang hadir saat pertemuan siang itu dengan tidak beretika oleh Kades," Ungkap Sany Mahasiswa Cibitung, Selasa (23/06/2020).
Padahal, lanjut Sany, kepala Desa Sindangkerta sebelumnya sudah mengatakan bahwa apabila Mahasiswa punya ide atau masukan silahkan sampaikan," ujar Sany menirukan ucapan Sarmadi selaku Kades Sindangkerta.
Sementara Yati Mahasiswa Cibitung menyampaikan, setelah dirinya mendengar kades mempersilahkan untuk menyampaikan idenya, dirinya langsung memberikan masukan.
"Pertama saya ingin memberikan masukan bahwa, Kades Sindangkerta mengatakan daftar hadir pada saat rapat itu belum ketemu dan berita acara Kades ditulis di buku Kades, yang sebenarnya itu bukan berita acara melainkan tulisan Kades pada saat melakukan rapat. Mulai dari tanggal, sub topik yang di bahas serta menghasilkan keputusan," ungkapnya.
Menurutnya, saat itu telah diberikan masukkan untuk ke depan, apabila ada rapat resmi, berita acaranya dibuat, kalau bisa di print dan ditanda tangani oleh bapak, serta oleh tokoh masyarakat agar terkesan resmi, bukan apa-apa tapi kalau yang namanya mahasiswa itu pemikirannya suka kemana-mana bisa saja saya nih pak berpikiran bahwa tulisan bapak ini dapat nulis tadi pagi atau bisa saja dapat kemarin, soalnya saya pernah audiensi di Pandeglang, salah satu Dinas yang mengatakan bahwa sudah melayangkan surat peringatan pada salah satu lembaga, pas kami tanyakan arsipnya atau buktinya, surat itu tidak di stampel, dan diduga dibuat pagi itu," tutur Yati.
Namun setelah Mahasiswa memberikan Masukan, Kades malah emosi dan mengatakan, "Baralik daria, ngaralunjak, teu hayang aing bermitra nageh (pulang kamu semua, ngelunjak, saya tidak mau bermitranya juga*red), sudah panjang lebar menjelaskan tapi tidak percaya saja, sok pintar amat," Bentak Kades Sarmadi sambil berdiri dan pergi keluar ruangan, "Ungkapnya.
Setelah melihat perilaku itu, Mahasiswa Cibitung yang hadir pada pertemuan waktu itu, merasa sangat heran dan aneh melihat sikap Kades yang jelas tak punya etika. Seharusnya seorang pemimpin tidak boleh mengatakan hal yang dinilai kurang begitu pantas, harus bisa melayani dengan baik.
"Yang kami sampaikan kan hanya sekedar masukan, toh kades juga yang memintanya untuk diberikan masukan akhirnya kami meminta maaf kepada Kades sekalipun kami merasa tak salah, karena minta maaf tak akan membuat kami menjadi hina." tandasnya. (Red).
COMMENTS