Akhlanudin : Mediasi Lebih Baik.

Beltim,RN Ini tulisan saya yang kedua tentang Mediasi  berkenaan dengan kasus pidana yang menimpa salah seorang relawan pasalon di Belitung ...

Beltim,RN

Ini tulisan saya yang kedua tentang Mediasi  berkenaan dengan kasus pidana yang menimpa salah seorang relawan pasalon di Belitung Timur, karena semisal nya ada mediasi dengan pelapor maka saya rasa tidak akan terjadi sampai ke pengadilan, seperti yang dikatakan oleh ketua Bawaslu Belitung Timur kepada awak media :  “Epan menjelaskan yang perlu diketahui Publik yakni, pelanggaran ini beranjak dari laporan bukan temuan, dalam penanganan Bawaslu Dan Sentra Gakkumdu sudah memedomani Perbawaslu Nomor 8 Tahun 2020. Dan Peraturan Bersama (Perber) Kapolri, Jaksa Agung dan Ketua Bawaslu”

Jadi sifat nya adalah laporan, dan seharus nya melakukan mediasi kepada pihak pelapor agar dapat diselesaikan dengan damai, toh tidak ada salah nya berlapang dada saling memaafkan untuk satu tujuan yang sama yakni membangun Belitung Timur lebih baik, kasus ini bukan temuan Bawaslu namun laporan.

Dalam KUHP Pasal 75 Wetboek van Strafrecht (“KUHP”) pada dasarnya diatur dalam rumpun Bab VII tentang Mengajukan dan Menarik Kembali Pengaduan dalam Hal Kejahatan-Kejahatan yang Hanya Dituntut Atas Pengaduan.

Pasal 75 KUHP berbunyi “Orang yang mengajukan pengaduan, berhak menarik kembali dalam waktu tiga bulan setelah pengaduan diajukan.” dengan demikian Pasal 75 KUHP hanya bisa berlaku untuk kejahatan–kejahatan yang sifat deliknya adalah delik aduan, sehingga bila pengaduan dicabut maka akan menghentikan proses hukum yang berjalan.

Namun saya melihat di kasus ini terlalu “Gering ndak bebedak”, dan orang-orang yang berada disekeliling nya pun dalam hal ini tidak memberikan pandangan-pandangan yang menyejukan hati malah lebih kearah “memanaskan” hal-hal yang seharus bisa damai, mana lagi dalam share di media sosial nya tak ada satu pun rasa “ingin berdamai”, padahal heroic semu yang dibangun di media sosial justru akan menghancurkan diri nya sendiri.

Kata Kik Dudung,Pada tahun 2017 saya pernah mengalami kasus dilaporkan ke polisi dengan UU ITE, saya datang ke Belitung Timur dan akhir nya ke Polres Belitung Timur, walaupun dalam proses mendatangkan saya tanpa ada surat panggilan, namun saya bersedia di BAP dan menceritakan apa adanya apa yang saya tulis di laman media sosial, sebelum penanda tangan BAP saya meminta kepada polisi agar diberikan waktu mediasi, akhir nya saling memahami tercapai mediasi antara saya dengan pihak Pemda Belitung Timur (RSUD Beltim), jadi diposisi ini saya tetap tenang dan satu hal meminta maaf (salah atau benar bukan masalah nya), dan dengan lapang dada saya pun WA ke bang Yuslih menyampaikan terima kasih, barangkali public kurang paham bahwa saya sejak tahun 2017 hingga saat ini amat dekat dengan Bang Yuslih (Bupati Belitung Timur) dan selalu komunikasi berkenaan dengan berbagai hal di Belitung Timur.

Jadi damai itu lebih indah dari pada ngotot mempertahan kan egoisme masing-masing, hidup hanya sekali buatlah catatan indah masa pejalanan hidup dengan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain,tandas Kik Dudung menutup pembicaraan.(Jphp).