Berita Dugaan piktif Pengadaan Alat Pembelajaran Jarak Jauh Disdik Sumedang Dihapus, Ada Apa?

SUMEDANG,RN Dalam beberapa waktu terakhir  informasi miring tentang Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang cukup panas. Informasi miring terseb...

SUMEDANG,RN

Dalam beberapa waktu terakhir  informasi miring tentang Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang cukup panas. Informasi miring tersebut disebabkan adanya sebuah berita negatif terkait adanya dugaan piktif pengadaan alat pembelajaran jarak jauh untuk SD dan SMP di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang tahun anggaran 2020 yang tiba-tiba saja dihapus.

Dengan dihapusnya berita tersebut menimbulkan dugaan banyak pihak termasuk sebagian rekan-reoan wartawan bahwa berita dugaan miring tersebut benar adanya. Namun demikian, untuk membuktikan bahwa berita miring itu benar atau salahnya, tim investigasi Radar Nusantara coba mengulik informasi di lapangan. Ternyata, dugaan piktif dimaksud boleh disebut kurang tepat, karena alat-alat pengadaan yang dihasilkan dari proses lelang cepat yang dilaksanakan pada bulan November 2020 itu menurut hasil investigasi kami benar adanya.

Hanya saja, menurut temuan di lapangan ada beberapa barang yang diduga terjadi penggelembungan harga (mark up). Salah satu dugaan barang yang di mark up tersebut adalah multifinction printer. 

Berdasarakan bukti hasil serah terima barang dari Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumedang terhadap SD Citungku, Kecamatan Rancakalong, pada Selasa, 15 Desember 2020 lalu, besaran harga Multifinction printer seri Laserjet MFP M sebesar Rp. 38. 047.900,00. Padahal, berdasarkan hasil temuan tim kami di beberapa toko online, besaran harga paling besar multifunction printer seri Laserjet MFP di kisaran Rp. 10 juta sekian. 

Memang ada harga multifinction printer yang nilainya mencapai Rp. 100 juta lebih, namun demikian serinya berbeda, yakni multifinction printer laserjet enterprise.

Menilik pada hal tersebut di atas, kuat dugaan adanya mark up harga yang terjadi pada pengadaaan barang mesin penggandaan dan ATK untuk SD tahun anggaran 2020 yang dilakukan melalui proses lelang cepat.

Hal cukup mengagetkan, kiriman barang multifinction printer kepada SD Citungku tidak hanya sekali. Selang beberapa hari kemudian atau tepatnya pada hari Jumat, 18 Desember 2020, kembali mendapatkan bantuan dalam bentuk kegiatan pengadaan alat vidio confrence pembelajaran jarak jauh untuk SD. Hanya saja, besaran harga multifinction printer dengan seri yang sama (laserjet MFP M) lebih rendah, senilai Rp. 21. 162.900,00.

Meski lebih rendah, tetap saja harga tersebut di atas masih lebih tinggi dibanding dengan rata-rata harga yang banyak tersedia di toko-toko online. Selain itu, dengan dobelnya pengiriman barang ke SD Citungku, menjadi bahan kecemburuan sosial bagi SD lainnya yang berada di lingkungan Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang.

Beberapa kepala sekolah yang berhasil ditemui rata-rata menilai pihak Disdik Sumedang telah berlaku diskriminatif.

"Saya heran saja, kenapa ada sekolah yang menerima bantuan dobel-dobel. Sementara kami di sini yang jelas-jelas membutuhkan alat pembelajaran jarak jauh justru tidak mendapatkan bantuan. Ini tidak fair, namanya," ujar salah seorang kepala sekolah yang tidak ingin disebutkan namanya.

Kemudian, terkait masalah perbedaan harga yang begitu jomplang, sumber ini juga menyebut bahwa kalaupun ada perbedaan harga, tidak akan terpaut jauh. Menurutnya, perbedaan harga tersebut paling juga dikisaran ratusan ribu rupiah.

Ditemui di areal IPP Sumedang, Kabid Sarana Prasarana (Sapras) Disdik Sumedang, Eka Ganjar Kurniawan, S.Sos., ME, membantah keras telah terjadi mark up harga terkait pengadaan barang pembelajaran jarak jauh melalui proses lelang cepat di lingkungan Disdik Sumedang. Menurut Eka, terjadinya ketimpangan harga adalah hal wajar, mengingat fluktuasi harga barang tiap tahunnya berbeda.

Kemudian, terkait dobel bantuan yang terjadi pada SD Citungku, menurutnya disebabkan kuota yang ada memang menjadi hak SD dimaksud.

"Saya kira hal tersebut hanya masalah kuota saja," terangnya.

Namun begitu, keterangan Eka ini cukup janggal. Pasalnya, menurut beberapa sumber yang berhasil dimintai ketetangannya, menyebut, meski patut diakui bahwa harga barang pengadaan itu terjadi fkuktuasi, biasanya harga pasaran lebih meningkat dibanding tahun sebelumnya. Bukan malah sebaliknya. Seperti contoh, misalkan harga multifinction printer merk HP seri laserjet seri MFP M seperti tertera pada surat serah terima barang senilai Rp. 38 juta sekian pada tahun 2020. Logikanya, harga tersehut pada tahun 2021 lebih tinggi. Namun, harga yang tertera pada beberapa toko online, multipinction printer merk HP dengan seri laserjet MFP M justeru jauh di bawah harga yang dikeluarkan oleh Disdik Sumedang pada tahun 2020.

Tim investigasi Radar Nusantara selanjutnya mencoba untuk meminta keterangan dari Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Sumedang dan Kepala Dinas Pendidikan, namun hingga berita ini diterbitkan, kedua pihak tersebut belum berhasil ditemui. 

***Aris Supriadi