Limbah Pabrik di Kapuas Hulu, Diduga Cemari Sungai Kapuas Kalimantan Barat

Pontianak (Kalbar), RN Sungai Kapuas diduga sudah dicemari limbah pabrik olahan kayu milik PT Kayu Multi Timber (KMT) di Desa Urang Lunsa, K...

Pontianak (Kalbar), RN

Sungai Kapuas diduga sudah dicemari limbah pabrik olahan kayu milik PT Kayu Multi Timber (KMT) di Desa Urang Lunsa, Kecamatan Putussibau Selatan, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat.

"Kami akan mengundang pihak perusahaan bersama masyarakat serta pihak kecamatan, Polsek dan Koramil untuk duduk bersama terkait limbah tersebut," kata Thomas kepada wartawan, saat melakukan sidak bersama Forkopincam Putussibau Selatan ke lokasi limbah pabrik, Selasa 6 April 2021.

Menurut Kepala Desa Urang Lunsa, saat ini masyarakat khawatir sungai Kapuas tercemar limbah pabrik apalagi rata-rata masyarakat hilir sungai Kapuas di sekitar pabrik tersebut masih mengkonsumsi air dari sungai tersebut. Pihak perusahaan mesti segera mencari solusi agar sampah atau pun limbah pabrik tersebut tidak terbuang dan mengalir ke sungai Kapuas.

"Apalagi air limbah juga di alirkan ke sungai Kapuas, tentu hal tersebut menjadi pertanyaan masyarakat," tandasnya.

Sekretaris Camat (Sekcam) Putussibau Selatan, Usman Husin, meminta pihak perusahaan mesti segera mengatasi tumpukan sampah serta limbah yang mengalir ke sungai Kapuas.

"Wajar saja jika masyarakat mempertanyakan limbah pabrik itu, karena memang masyarakat rata-rata masih ketergantungan terutama PDAM," kata Usman.

Usman menilai, kehadiran perusahaan seperti itu bisa mendatangkan manfaat bagi kemajuan daerah, tetapi juga bisa mendatangkan mudarat. Mudaratnya yaitu terkait dampak sosial seperti yang berkaitan dengan limbah atau pun amdal. Usman mendesak, agar persoalan ini segera ditindaklanjuti.

"Masalah lingkungan mesti disikapi serius karena menyangkut hajat hidup masyarakat dan harus segera diatasi dengan ada kajian atau uji laboratorium," harap Sekcam Putussibau Selatan.

Indikasi dugaan pencemaran lingkungan oleh limbah pabrik tersebut dibuktikan langsung oleh Kapolres Kapuas Hulu, melalui Kapolsek Putussibau Selatan IPDA Cahya Purnawan dengan pengecekan langsung ke lokasi tumpukan sampah atau limbah pabrik yang jaraknya tidak jauh dari sungai Kapuas.

"Kami melihat memang sampah sisa olahan kayu di pabrik PT KMT sudah menumpuk dengan jarak lima sampai 10 meter dari bibir sungai Kapuas," ujar Cahya.

Pihak kepolisian menilai, bahwa yang menjadi rawan ketika bencana banjir dikhawatirkan tumpukan limbah atau sampah itu hanyut ke sungai Kapuas.

"Pihak PT KMT menampung air sisa olahan kayu di dalam kolam, namun dialirkan ke sungai Kapuas," tandas Kapolsek Putussibau Selatan.

Secara tegas Cahaya mengingatkan, agar pihak perusahaan agar segera mengatasi tumpukan limbah itu agar tidak menimbulkan dampak di tengah masyarakat sekitarnya.

Sementara itu, Manager PT Kayu Multi Timber (KMT) Handi Saputra menyampaikan ucapan terima kasih karena sudah diingatkan oleh pihak-pihak terkait. Hadi dalam kesempatan ini juga meminta dukungan, agar perusahaan tersebut terus berjalan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan membuka lapangan kerja.

"Kami senang sekali sudah di ingatkan, tentu menjadi evaluasi dan untuk kebaikan kedepannya, kami berharap dukungan semua pihak karena kehadiran pabrik ini cukup membantu perekonomian serta lapangan pekerjaan," kata Handi.

Terkait tumpukan sisa olahan tersebut, kata Handi tidak buang ke sungai Kapuas melainkan dibakar untuk operasional mesin. Sedangkan limbah dari pabrik tidak ada bahan kimia karena murni olahan timber, bukan olahan triplek.

"Pabrik kami hanya mengolah kayu menjadi timber bukan triplek, jadi tidak ada menggunakan bahan kimia," jelas Manager PT Kayu Multi Timber.

PT Kayu Multi Timber (KMT) tersebut bekerjasama dengan PT Kawedar Industry (KWI) dan PT Mitra Andalan Mukti (MAM) yang bergerak dibidang pengolahan kayu di Desa Urang Lunsa Kecamatan Putussibau Selatan. 

Diketahui, sebelum dijadikan kayu olahan seperti yang dilakukan oleh PT Kayu Multi Timber (KMT), PT Kawedar Industry (KWI) sebelumnya melakukan penebangan kayu gelondongan dan dibawa melalui aliran sungai Kapuas. Meskipun beberapa kali diisukan pernah dicegat oleh pihak terkait karena diduga tidak mengantongi dokumen, tetapi pihak PT KWI berhasil meloloskan kayunya untuk dijual.

Tim/Adrian.