SUKAMDI, SE.CAMAT SUMOWONO WASPADA CUACA EXTRIM POTENSI DARURAT BENCANA

Semarang,Radar Nusantara  Indonesia merupakan negara tropis yang memilki dua musim , yaitu musim kemarau dan musim hujan. Saat ini di Indone...

Semarang,Radar Nusantara 

Indonesia merupakan negara tropis yang memilki dua musim , yaitu musim kemarau dan musim hujan. Saat ini di Indonesia sedang memasuki musim penghujan yang mana Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan prakiraan musim hujan 2022 terjadi di bulan September, dan puncak musim hujan terjadi di bulan Desember.

Definisi dari musim hujan sendiri adalah dengan karakteristik curah hujan yang meningkat biasanya dalam jangka waktu tertentu termasuk di Kabupaten Semarang intensi curah hujan sudah meningkat.

Hal itu disampaikan Camat Sumowono Sukamdi. Ia berharap masyarkat tetap waspada, meski curah hujan saat ini tidak begitu tinggi. Menurutnya, perlu kesiapan mengantisipasi sejak dini dari semua unsur baik Pemerintah Kecamatan TNI Polri kepala desa dan perangkatnya serta masyarkat untuk menghadapi bencana terutama tanah longsor yang saat ini memasuki musim hujan.

“Meski saat ini curah hujan tidak begitu tinggi namun kita harus tetap waspada dan mengantisipasi potensi bencana terutama tanah longsor,” kata Camat Sumowono pada wartawan Radarnusantara.com di ruang kerjanya, Selasa (25/10/2022).

Dia mengatakan, kesiapsiagaan menghadapi bencana ini dilatarbelakangi dengan melihat kondisi siklus di penghujung akhir tahun mulai November-Desember 2022 hingga awal tahun 2023 akan terjadi puncak curah hujan yang mengakibatkan beberapa titik desa di wilayah  Kecamatan Sumowono rawan tanah longsor.

Berdasarkan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) disebutkan bahwa potensi curah hujan tinggi bisa terjadi pada bulan November-Desember 2022.

“Oleh karena itu semua antisipasi dan pencegahan harus disiapkan sejak dini dari pasukan relawan, sumber daya manusia, petugas, dan armada penyelamatan,” katanya.

Camat Sumowono mengimbau, seluruh organisasi perangkat desa dan masyarkat di wilayah terdampak bencana tanah longsor, agar meningkatkan dan kesiapsiagaan bencana yang bisa terjadi kapan saja dengan melakukan pencegahan melalui aksi peduli lingkungan.

Ia menjelaskan, ada beberapa desa di Kecamatan Sumowono rawan longsor karena karekteristik tanah yang perbukitan yang meliputi sudut lereng, bentuk lereng atau tipe rereloef.

Salain faktor karakteristik tanah, Klimatologi seperti cuaca ketika musim penghujan, juga mempengaruhi terjadinya longsor.

“Banyak faktor penyebab longsor, namun beberapa desa di Kecamatan Sumowono, banyak daerah perbukitan,” jelasnya.

Sukamdi mengimbau Forkopimcam, kepala desa dan perangkatnya dan seluruh masyarakat untuk mengantisipasi di wilayahnya, serta mengedukasi warga yang berada di daerah rawan bencana agar selalu waspada.

“Kita tidak mengharapkan bencana itu terjadi. Akan tetapi, jika seandainya bencana terjadi maka kita bisa lebih siap menghadapi ancaman bencana longsor di desa masing- masing dan meminimalisasi dampak dan resikonya,” ujarnya.

“Dibutuhkan kerja sama berbagai pihak untuk menangani bencana longsor,” pungkasnya. (mnr why)