Proyek Abrasi Pantai Pecal Diduga Mark-Up

Ketapang, RN Beberapa waktu lalu, Proyek Abrasi Pantai yang menelan APBN belasan miliyar rupiah ini sempat diungkapkan oleh aktivis lewat aw...

Ketapang, RN

Beberapa waktu lalu, Proyek Abrasi Pantai yang menelan APBN belasan miliyar rupiah ini sempat diungkapkan oleh aktivis lewat awak media di kabupaten Ketapang.

Lokasi proyek yang diduga bermasalah ini tepatnya di pantai Pecal kecamatan Benua Kayong kabupaten Ketapang, provinsi Kalimantan Barat (Kalbar). 

Pada tahun Anggaran 2023 lalu, sudah menuai kontroversi dari kalangan masyarakat setempat. Lantaran pelaksanaannya yang diduga menggunakan mutu jauh dari kata Standart Nasional, tambah lagi pekerjaan yang diduga tidak melalui kajian tekhnis yang profesional.

Dikutif dari Alasannews.com; Proyek Abrasi ini terpantau akibat kurangnya kepengawasan serta kelalaian instansi terkait dalam melakukan pengawasan terhadap keuangan negara, yang sekedar datang diam dan diduga molor.

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, melalui Balai Wilayah Sungai Kalimantan 1 Pontianak SNVT PJSA Provinsi Kalimantan Barat, yang beralamat di Jl. A.Sood No.06. Kota Pontianak 78121. Adalah instansi yang paling bertanggung jawab atas dugaan gagalnya proyek Abrasi ini.

Proyek yang jadi sorotan publik ini bernomor Kontrak : PS-0102-BWS8.7.1.PK/09/2023, pada tanggal 3 Juli 2023, dengan anggaran APBN sebesar 14,56 Miliyar rupiah,  berlokasi di Pantai Pecal Ketapang, dengan waktu pelaksanaan 180 hari Kalender, dilaksankan oleh PT. Putra Mataram Perkasa. Dan di papan plang proyek tertera konsultan supervisi adalah : CV.Atrium Arsitek Konsultan Perancang.

Proyek Abrasi Pantai yang ditanggung jawapi oleh PPK Sungai dan Pantai, Pembangunan Pengaman Pantai kabupaten Ketapang ini dari awal proyek sudah terkesan janggal dalam pelaksanaannya.

Dikutip dari Alasannews.com; selain Mutu, diduga hasil pekerjaan yang terpasang tidak sesuai dengan spekulasi di lapangan, tampak seperti Paving Block berserakan hingga ada yang pecah menjadi dua bagian diakibatkan air pasang laut, sudah pasti secara kualitas telah gagal mutu, dan tentunya dari segi kwantitas pembangunan sudah bisa dipastikan tidak akan bertahan lama.

Diduga kuat, proyek pembuatan Paving Block, Batu Kubus/Breakwater atau Pemecah gelombang ini senghaja di-markupkan oleh oknum - oknum yang tidak bertanggung jawab untuk memperkaya diri sendiri dan korporasinya, sehingga kwalitas Beton yang seharusnya dipasang menggunakan K 225 realisasinya yang terpasang kurang dari K 175.

Sangat disayangkan, Direktur Jendral dari Direktorat Jendral Sumber Daya Air, Ir. Bob Athur Lambogia, M.Si, bahkan PPK serta Satker yang berkaitan dengan tekhnik lapangan dalam proyek Abrasi Pantai Pecal Ketapang ini terkesan tidak mau untuk dikonfirmasi baik via telepon maupun secara langsung di kantornya.

(As/Yud),