Geopark Ujung Kulon : Terobosan Pariwisata Berkelanjutan Pandeglang

Pandeglang, RN  I Geopark Ujung Kulon adalah permata alam yang tak hanya kita saksikan, tetapi kita rawat dan hidupkan. Di sini, keberlanjut...


Pandeglang, RN 

I Geopark Ujung Kulon adalah permata alam yang tak hanya kita saksikan, tetapi kita rawat dan hidupkan. Di sini, keberlanjutan bukan sekadar kata, melainkan janji untuk menjaga harmoni antara alam, budaya, dan ekonomi. Pariwisata berkelanjutan adalah cara kita memberikan ruang bagi generasi mendatang untuk menikmati keindahan yang kita jaga hari ini.


Bung Eko Supriatno dalam dekade yang penuh pergolakan dan ketidakpastian ini, dunia pariwisata Indonesia menghadapi tantangan berat sekaligus peluang luar biasa untuk bertransformasi. 


Terletak di antara gemuruh modernitas dan kerinduan akan masa lalu, Pandeglang berdiri tegak sebagai saksi sejarah dan harapan baru. 


Di balik hijaunya alam dan suara gemericik airnya, terungkap sebuah narasi baru tentang bagaimana keindahan tak hanya menjadi daya tarik, tetapi juga pemacu kesadaran akan tanggung jawab bersama untuk melestarikan.


Di tengah keragaman budaya dan kekayaan alamnya, Geopark Ujung Kulon muncul bagaikan titik terang di hamparan malam. 

Lebih dari sekadar destinasi, Geopark ini mengajak kita untuk berpikir lebih dalam: bagaimana mengelola alam agar tidak hanya memberi kita manfaat sesaat, tetapi juga berkelanjutan untuk generasi mendatang. 


Ini bukan tentang memamerkan pesona alam semata, tetapi tentang merajut masa depan yang lebih bijaksana, di mana keberlanjutan, keseimbangan, dan keharmonisan menjadi kompas yang mengarahkan langkah kita.


Menghadirkan pariwisata berkelanjutan di Geopark Ujung Kulon adalah tantangan yang lebih besar daripada sekadar pembangunan infrastruktur dan peningkatan angka kunjungan. 


Ia adalah panggilan untuk menilai kembali nilai-nilai kita, sebuah perenungan mendalam tentang bagaimana kita bisa menjaga warisan dunia ini sambil mempersiapkan masa depan yang lebih cerah. 


Di sinilah letak esensi dari keberlanjutan itu: bukan sekadar mengundang wisatawan, melainkan menciptakan hubungan simbiotik antara alam, budaya, dan ekonomi.


Ini adalah kisah tentang keberanian untuk berpikir berbeda, melampaui batas-batas yang ada, dan menemukan cara-cara baru untuk menjaga alam tetap hidup di hati kita. Mari kita ikuti perjalanan ini, menyelami makna sejati dari pariwisata yang tak hanya mengejar angka, tetapi menggenggam jiwa dan menyentuh kesadaran kita.


Pariwisata dengan Visi Berkelanjutan


Di era yang semakin mengglobal ini, ketika dunia pariwisata dipenuhi dengan angka-angka statistik yang tak terhitung jumlahnya, ada satu tempat yang mengingatkan kita akan esensi sejati dari sebuah destinasi: Geopark Ujung Kulon. Pandeglang, dengan segala keindahan alam dan kekayaan budayanya, bukan hanya menjadi saksi bisu atas perubahan zaman, tetapi juga menjadi garda terdepan dalam mengusung kebijakan pariwisata yang lebih bijaksana, lebih berkelanjutan, dan lebih manusiawi.


Dalam konteks ini, visi besar Asta Cita Prabowo yang menempatkan pariwisata sebagai industri utama untuk mendatangkan devisa negara bukanlah sekadar slogan atau wacana kosong. Ia adalah landasan filosofis yang mengajak kita untuk melihat pariwisata bukan hanya sebagai sektor ekonomi yang sekadar mengejar keuntungan, tetapi sebagai kekuatan yang mampu menghubungkan manusia dengan alamnya. Pariwisata, dalam arti yang lebih luas, haruslah menjadi jembatan yang menghubungkan kita dengan warisan alam, budaya, dan masa depan yang lebih harmonis.


Namun, membangun sebuah jembatan yang kokoh memerlukan lebih dari sekadar pondasi infrastruktur. Pemerintah Pandeglang memahami bahwa untuk menjadikan Geopark Ujung Kulon sebagai destinasi unggulan, pengelolaan yang cerdas dan berkelanjutan adalah kunci utama. Ini adalah tentang menggali lebih dalam, tidak hanya dalam aspek fisik tetapi juga dalam dimensi sosial dan budaya yang mendalam. Sebuah kebijakan pariwisata yang tidak hanya mengandalkan jalan, pelabuhan, atau fasilitas lainnya, tetapi lebih pada bagaimana kita dapat memberdayakan masyarakat lokal agar mereka tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga aktor utama dalam pembangunan ini.


Bukan sekadar memperindah fasilitas, tetapi lebih kepada memperkaya jiwa. Memberikan kesempatan bagi masyarakat sekitar untuk hidup dengan martabat, dengan ekonomi yang berkelanjutan, tanpa mengorbankan warisan alam yang telah ada sejak ribuan tahun silam. Keberlanjutan alam dan budaya di Geopark Ujung Kulon bukan hanya tentang apa yang dapat kita nikmati hari ini, tetapi tentang apa yang bisa kita wariskan kepada anak cucu kita.


Dengan pengelolaan yang matang, bukan hanya dari segi pembangunan, tetapi juga dari segi pemahaman yang mendalam tentang arti keberlanjutan, kita dapat menciptakan sebuah ekosistem yang tidak hanya mendatangkan wisatawan, tetapi juga membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat lokal. Ini adalah pariwisata yang memanusiakan manusia, yang memberikan ruang bagi alam untuk berbicara dan budaya untuk berkembang.


Sebagaimana fajar yang terbit dari kegelapan malam, Geopark Ujung Kulon menjadi simbol dari kebijakan pariwisata yang lebih berwawasan jauh ke depan. Sebuah upaya untuk menggali potensi dengan bijaksana, menjaga yang lama sembari membuka pintu untuk yang baru, dan memastikan bahwa alam, budaya, dan ekonomi tidak berjalan dalam jalur yang terpisah, tetapi bersatu dalam harmoni yang tak terpisahkan. Inilah yang kita butuhkan: sebuah visi yang menghubungkan, sebuah kebijakan yang mendalam, dan sebuah perjalanan yang akan memberi manfaat, tak hanya untuk hari ini, tetapi untuk selamanya.




Pengelolaan Profesional: Kunci Keberlanjutan


Mengelola Geopark Ujung Kulon bukan sekadar soal membangun infrastruktur atau menarik wisatawan, tetapi lebih pada menjaga keseimbangan antara alam, budaya, dan ekonomi dalam satu kesatuan yang harmonis. Ini adalah tantangan besar, karena Ujung Kulon bukan hanya sekadar destinasi wisata, tetapi juga rumah bagi keanekaragaman hayati yang sangat rapuh. Salah langkah dalam pengelolaan bisa mengancam kelestarian alam dan budaya yang ada.


Keindahan Geopark ini bukanlah kemewahan yang datang tanpa tanggung jawab. Ia adalah warisan alam yang penuh dengan potensi dan sekaligus rentan. Dari satwa langka seperti badak Jawa hingga hutan tropis yang masih asri, setiap elemen di Ujung Kulon memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem yang telah ada selama ribuan tahun. Dalam konteks ini, pengelolaan yang profesional menjadi pilar utama untuk memastikan bahwa keindahan ini tetap lestari.


Visi jangka panjang adalah kunci dari semua ini. Tidak cukup hanya dengan mengandalkan keuntungan sesaat dari jumlah wisatawan yang datang. 


Keberlanjutan adalah tentang menjaga, merawat, dan mengelola kawasan ini dengan cara yang cerdas dan penuh perhitungan. Tidak hanya infrastruktur yang perlu dibangun, tetapi juga ekosistem yang mendukung pengelolaan sumber daya alam, pemberdayaan masyarakat lokal, dan pelestarian budaya harus dipertimbangkan dengan seksama.


Pendekatan ini mengharuskan kita untuk berpikir lebih jauh ke depan. Bagaimana kita dapat menjadikan Geopark Ujung Kulon sebagai model pariwisata yang tidak hanya memberi manfaat ekonomi, tetapi juga memperkuat kesadaran kolektif tentang pentingnya menjaga alam dan budaya. 


Pengelolaan yang profesional tidak hanya menuntut keahlian teknis, tetapi juga keterlibatan aktif semua pihak: pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Semua harus bergerak seiring dalam satu tujuan: keberlanjutan.


Dengan pengelolaan yang hati-hati dan penuh perencanaan, Geopark Ujung Kulon dapat menjadi contoh bagi dunia, bahwa pariwisata tidak hanya soal kunjungan dan konsumsi, tetapi tentang bagaimana kita bisa menjaga dan memberi ruang bagi alam untuk terus berkembang. Sebuah keseimbangan yang langka, namun sangat mungkin diwujudkan. Keberlanjutan bukanlah tujuan yang jauh di depan, melainkan perjalanan yang dimulai dengan langkah pertama menuju pengelolaan yang bijaksana, penuh tanggung jawab, dan berkelanjutan.


Infrastruktur dan Koordinasi: 

Menyatukan Segala Elemen


Geopark Ujung Kulon memiliki potensi luar biasa yang bisa mendatangkan manfaat besar, namun untuk mewujudkan potensi itu, tantangan besar dalam pengelolaan infrastruktur harus dihadapi dengan pendekatan yang holistik. Infrastruktur bukan hanya soal jalan yang mulus, pelabuhan yang efisien, atau pasokan listrik yang stabil tetapi juga tentang memastikan bahwa semua elemen ini berfungsi sebagai pendukung utama keberlanjutan kawasan dan bukan sebagai ancaman terhadap keseimbangan alam.


Aksesibilitas adalah kunci. Para wisatawan tentu menginginkan kenyamanan dalam perjalanan mereka, namun lebih dari itu, mereka harus bisa merasakan pengalaman yang tidak hanya mudah dijangkau, tetapi juga mendalam dan bermakna. Pembangunan jalan yang baik, pelabuhan yang memadai, dan sistem kelistrikan yang terjamin memang penting, namun tak boleh ada satu pun dari pembangunan tersebut yang mengorbankan kelestarian alam. Dalam hal ini, koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah, serta sektor swasta, menjadi elemen tak terpisahkan. Tanpa kerja sama yang sinergis, proyek-proyek infrastruktur ini hanya akan menjadi beban bagi kawasan yang seharusnya dirawat dengan hati-hati.


Untuk mencapai keseimbangan yang diinginkan, Badan Pelaksana Geopark Nasional Ujung Kulon (BP-GNUK) perlu dibentuk dengan kekuatan penuh untuk memastikan bahwa pengelolaan kawasan ini berjalan dengan profesionalisme tinggi. BP-GNUK harus bisa mengintegrasikan berbagai kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam satu visi yang terpadu. 

Mereka harus bertindak sebagai pengawas yang tidak hanya menilai dampak jangka pendek dari pembangunan, tetapi juga merancang dan memastikan bahwa proyek-proyek infrastruktur yang dilakukan tidak merusak ekosistem, budaya, dan kesejahteraan masyarakat lokal.


Pengelolaan yang tepat ini juga melibatkan pemahaman yang mendalam akan ekosistem lokal dan dampaknya terhadap masyarakat sekitar. Infrastruktur harus dibangun dengan kesadaran penuh bahwa keberlanjutan alam dan kehidupan manusia adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan. Oleh karena itu, setiap elemen yang terlibat dalam pembangunan kawasan ini baik pemerintah, masyarakat, maupun sektor swasta harus bersinergi untuk menciptakan sebuah ekosistem pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan.


Infrastruktur dan koordinasi yang terpadu adalah kunci utama dalam mewujudkan visi besar Geopark Ujung Kulon sebagai destinasi pariwisata dunia yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada kelestarian alam dan pemberdayaan masyarakat lokal. Tanpa adanya fondasi yang kuat dan pendekatan yang bijaksana, kita akan kehilangan kesempatan untuk merawat warisan alam yang luar biasa ini, yang lebih dari sekadar destinasi wisata melainkan sebuah cermin dari komitmen kita terhadap masa depan yang lebih baik.


Mengubah Pola Pikir Lokal: Kunci Keberlanjutan


Mengelola Geopark Ujung Kulon sebagai destinasi wisata berkelanjutan bukan hanya soal kebijakan pemerintah atau pembangunan infrastruktur semata. Kunci sebenarnya terletak pada peran masyarakat lokal, yang berfungsi sebagai ujung tombak dalam menjaga dan merawat keindahan alam dan budaya kawasan ini. 

Mereka bukan hanya penyambut wisatawan, tetapi penjaga keseimbangan yang dapat menentukan apakah pariwisata yang berkembang akan memberikan manfaat jangka panjang atau hanya keuntungan sesaat.


Sayangnya, di banyak daerah, masyarakat sering terjebak dalam pola pikir jangka pendek. 


Mereka lebih fokus pada keuntungan langsung yang bisa didapatkan hari ini mungkin dari penjualan suvenir atau layanan wisata yang sifatnya sementara daripada menyadari bahwa keuntungan terbesar datang dari keberlanjutan. Ini adalah tantangan besar, tetapi juga peluang untuk bertransformasi.


Di sinilah pendidikan dan pemberdayaan menjadi sangat penting. Pemerintah Pandeglang harus hadir dengan program yang bukan hanya mengajarkan cara melayani wisatawan dengan baik, tetapi juga menggali kesadaran masyarakat akan nilai pentingnya menjaga alam dan budaya mereka. Melalui pelatihan yang melibatkan masyarakat langsung dalam pengelolaan, mereka bisa menyadari bahwa keberlanjutan pariwisata bukan hanya tentang kelestarian alam, tetapi juga tentang penguatan ekonomi lokal yang bertumbuh dengan landasan yang kokoh dan berkelanjutan.


Ketika masyarakat lokal mulai memahami bahwa keseimbangan antara ekonomi dan lingkungan adalah kunci keberhasilan jangka panjang, mereka akan merasa terlibat dan memiliki tanggung jawab. Dengan demikian, mereka akan menjadi mitra yang tidak hanya ramah kepada wisatawan, tetapi juga aktif dalam menjaga keberlanjutan kawasan. Sebuah pola pikir yang lebih matang akan tercipta di mana mereka tidak hanya melihat keuntungan sekarang, tetapi juga masa depan yang lebih baik bagi anak cucu mereka.


Pariwisata Berkelanjutan: Harapan untuk Masa Depan


Geopark Ujung Kulon mengajarkan kita sebuah pelajaran penting: keindahan alam yang kita nikmati hari ini harus tetap terjaga untuk generasi mendatang. Pariwisata di kawasan ini tidak boleh terjebak dalam pola eksploitasi yang hanya mementingkan keuntungan sesaat. Sebaliknya, kita harus menanamkan nilai keberlanjutan pada setiap aspek pengelolaannya, mulai dari ekonomi, budaya, hingga lingkungan.


Keberlanjutan berarti kita mampu menikmati hasil alam tanpa merusaknya, memastikan bahwa apa yang kita ambil hari ini bisa dipertanggungjawabkan untuk hari esok. Dengan pendekatan ini, Geopark Ujung Kulon bukan hanya sekadar objek wisata, tetapi simbol dari pariwisata yang berbasis pada prinsip keharmonisan antara alam, budaya, dan ekonomi. 

Ini adalah cara kita mendefinisikan pariwisata masa depan, yang tidak hanya memberi manfaat ekonomi, tetapi juga melestarikan nilai-nilai budaya dan menjaga kelestarian alam untuk generasi mendatang.


Jika pengelolaan Geopark Ujung Kulon dilakukan dengan bijak dan penuh tanggung jawab, kawasan ini bisa menjadi destinasi wisata dunia yang menyebarkan pesan penting: bahwa pariwisata berkelanjutan adalah sebuah keharusan, bukan sekadar pilihan. Dalam dunia yang semakin terbuka ini, pesan tersebut akan menginspirasi banyak tempat lainnya untuk mengikuti jejak yang sama, dan bersama-sama, kita bisa menjaga bumi kita tetap lestari, dengan semua kekayaannya yang tak ternilai.


Geopark Ujung Kulon: Menjaga Keindahan, 

Mewariskan Masa Depan


Geopark Ujung Kulon bukan sekadar sebuah destinasi, melainkan sebuah simfoni alam yang mengalun di antara batu karang dan pepohonan, sebuah karya agung ciptaan alam yang layak kita jaga. Setiap lekuk tanah, setiap langkah kaki yang menjejakkan diri di sana, adalah pengingat bahwa dunia yang kita huni ini jauh lebih besar dan lebih indah daripada apa yang kita ketahui. Tetapi, seperti semua keindahan, ia membutuhkan pemeliharaan. Sebuah warisan yang jika tidak dijaga, akan memudar. Sebuah kisah alam yang, jika tidak dipelihara, akan menghilang dalam kabut waktu.


Pada saat kita merencanakan langkah besar untuk menarik 20 juta wisatawan mancanegara pada 2025, kita tidak sedang merencanakan angka atau target statistik semata. Kita sedang merancang masa depan baik untuk masyarakat Pandeglang, untuk Indonesia, dan untuk dunia. Dunia yang semakin sadar bahwa pariwisata berkelanjutan adalah jembatan antara kemajuan dan kelestarian. Dunia yang semakin memahami bahwa tanpa alam yang terjaga, tanpa budaya yang dihargai, tanpa keberlanjutan yang dijaga, segala upaya pembangunan hanya akan menjadi racun bagi keseimbangan yang rapuh.


Geopark Ujung Kulon mengajarkan kita bahwa keindahan sejati bukan hanya sesuatu yang harus dilihat dan dipuja, tetapi juga sesuatu yang harus dijaga. 

Ia mengingatkan kita bahwa masa depan pariwisata bukanlah tentang eksploitasi semata, tetapi tentang bagaimana kita dapat menciptakan harmoni antara alam, budaya, dan ekonomi di mana ketiganya berjalan beriringan, saling memberi dan menerima. Dan lebih dari itu, ia mengajak kita untuk berpikir jauh ke depan, tentang warisan yang akan kita tinggalkan untuk generasi yang akan datang.


Dengan pengelolaan yang bijaksana, dengan kesadaran kolektif yang menjadikan keberlanjutan sebagai landasan, Geopark Ujung Kulon bisa menjadi lebih dari sekadar tempat wisata. Ia bisa menjadi simbol kebangkitan pariwisata yang tidak hanya mementingkan angka-angka, tetapi juga tentang nilai-nilai kemanusiaan dan kelestarian alam yang akan dikenang oleh dunia. Ia adalah contoh nyata bahwa kebangkitan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat bisa terjadi tanpa harus mengorbankan kelestarian lingkungan.


Geopark Ujung Kulon adalah bukti bahwa keindahan yang sejati hanya bisa kita nikmati jika kita menjaganya dengan sepenuh hati. Maka, mari kita jaga warisan ini, bukan hanya untuk kita, tetapi untuk masa depan yang lebih baik. Untuk dunia yang lebih peduli. Untuk anak cucu kita yang akan menyaksikan keajaiban ini dengan mata yang penuh harapan dan rasa syukur.


Tentang penulis:

BUNG EKO SUPRIATNO

Dosen Universitas Mathlaul Anwar Banten. 

Ketua Pembina Pandeglang Creative Hub (PCH), 

Perkakas di Komunitas Bunga Rumput (KBR).

COMMENTS












Nama

.,3,.berita terkini,11108,.beritaterkini,6,.kalbar,17,(Merlung),5,abiansemal,16,Aceh,35,aceh besar,1,ACEH SINGKIL,78,Aceh Tamiang,23,Aceh Tengah,120,ACEH TENGGARA,2,ACEH TIMUR,2,Aceh Utara,5,advertorial,21,aek kanopan,1,Aekkanopan,9,agam,19,aimas,3,ALAI.,5,Alor,1,ambon,7,amlapura,67,ampana,1,anjatan,2,Anyer,1,AS,1,Asahan,7,babel,1,badau,1,badung,688,Bagansiapiapi,4,bakan,1,BALAESANG,1,bali,1186,balige,14,BALIKPAPAN,6,balut.berita terkini,3,Banda Aceh,17,BANDAR LAMPUNG,39,Bandar Seri Begawan,1,bandara,7,Bandung,202,Bandung Barat,23,banggai,16,banggai kepulauan,1,bangka,2,bangka barat,1,Bangka Belitung,5,Bangka Tengah,2,bangkep,1,BANGKEP - RN,1,BANGKINANG,5,bangli,941,Bangun Purba,1,Banguwangi,1,Banjar,23,Banjarnegara,8,bantaeng,46,Banten,166,Banyuasin,6,Banyumas,13,Banyuwangi,148,Barito Selatan,1,barito utara,2,Barru,6,Batam,104,batang,67,BATANG HARI,3,batang kuis,3,BATU,7,batu bara,73,baturaja,4,baturiti,2,bekasai,1,Bekasi,2683,bekasi berita terkini,1,bekasi terkini,3,Bekasi Utara,1,belawan,2,Belitung,219,Belitung Timur,17,Beltim,225,belu,2,benakat,1,bener,1,Bener Meriah,481,BENGKALIS,162,Bengkayang,77,BENGKULU,6,BENGKULU SELATAN,19,BENGKULU UTARA,1,benoa,11,BER,3,BERI,1,beria terkini,1,beriita terkini,3,berit terkini,3,berita,1,berita berita terkini,1,berita teekini,1,berita terikini,1,berita terki,1,Berita terkini,3583,berita terkini daerah,1,berita terkini.,1,berita terkinia,1,berita terkink,1,berita terkinu,2,berita tetkini,1,beritaterkini,4,beritq terkini,1,berta terkini,1,Bima,2,binjai,3,Bintan,9,Bintuni,1,Bitung,7,blahbatu,2,blahbatuh,41,Blitar,15,Blora,2,BMKG,1,BNN,1,Bogor,468,BOGOR TIMUR,71,Bola,1,BOLAANG MONGONDOW,3,bolmong,561,Bolmong raya,5,Bolmong selatan,21,bolmong timur,3,bolmong utara,1,bolmongsiar,1,bolmut,2,BOLNONG,1,bolong mopusi,1,bolsel,12,boltim,18,bondowoso,1,bone,3,BOYOLALI,2,Brebes,173,bualu,1,Bukit Tinggi,52,bukittinggi,19,buleleng,234,BUMIMORO,1,BUNGKU,1,bunta banggai,3,Buol,91,BUTENG,1,Casablanca,1,Catatan Radar Nusantara,10,Ciamis,89,Cianjur,19,Cibinong,15,Cibitung,3,cikampek,47,Cikampek barat,1,Cikande,1,Cikarang,105,CIKARANG BARAT,1,CIKARANG PUSAT,1,cikarang utara,2,Cilacap,12,Cilegon,51,cilengsi,3,Cileungsi,41,Cimahi,461,Cimanggung,1,Cirebon,565,Cirebon Kota,2,Cisarua,1,citeureup,1,Dabo Singkep,266,daeah,1,daer,2,Daerah,7816,daerah Terkini,2,daerh,1,Daik Lingga,3,Dairi,245,Deli Serdang,62,Deli tua,1,deliserdang,1,demak,51,Denpasa,5,denpasar,1002,denpasar timur,3,Dentim,1,Depok,659,derah,5,dharmasraya,6,DIY,8,Dolok,4,Doloksanggul,75,Dompu,2,Donggala,179,donri donri,1,DPRD Kab. Bekasi,11,DPRD Kota Bekasi,99,DPRD LamSel,8,Dumai,30,Dumoga,186,Dumoga Utara,2,duri,3,Ekonomi,3,EMPAT LAWANG,19,ende,2,eretan,1,Erkini,1,Fakfak,2,fakta,1,Flores Timur,1,Garut,102,gianyar,916,gilimanuk,1,gorontalo,68,Gowa,107,Gresik,2,GROBOGAN,2,gunung mas,2,Gunung Putri,2,gunungsitoli,2,hamparan perak,1,HL,23,HSU,1,Hukum,11,HUMAS BELTIM,6,humbahas,14,iklan,2,Indonesia,5,INDRA,1,Indragiri hulu,6,indralaya,44,Indramayu,35,Indrapura,15,info,1,INHIL,52,inhilriau,1,INHU,8,Jabar,22,jaka,4,Jakarta,1909,Jakarta barat,2,jakarta selatan,5,jakarta timur,3,jakarta utara,3,Jambi,162,jateng,5,jatijajar,1,JATIM,7,Jawa Barat,49,Jawa Tengah,13,Jawa Timur,13,Jayapura,56,Jayawijaya,1,Jember,9,jembrana,310,Jeneponto,23,Jepara,106,jimbaran,3,Jombang,4,kab,7,kab .Bandung,208,Kab 50 Kota,4,kab Bandung,31,kab. Agam,1,Kab. Bandung,3876,kab. bekasi,195,Kab. Bogor,30,Kab. Brebes,61,kab. buru,1,KAB. CIREBON,2,KAB. DAIRI,1,kab. Garut,1,Kab. Gumas,1,kab. Kajen,1,Kab. Kapuas Hulu,8,kab. Karawang,3,KAB. KARO,2,Kab. Kuningan,119,kab. langkat,3,kab. malang,1,Kab. Minahasa Tenggara,1,KAB. PELALAWAN,2,Kab. Serang,10,Kab. Serdang Bedagai,4,Kab. Sukabumi,12,kab. tangerang,6,Kab. Tasikmalaya,115,Kab. Toba,8,kab.agam,1,Kab.Bandung,1877,kab.barru,3,kab.beka,1,Kab.Bekasi,398,kab.bogor,34,KAB.BOGOR.BERITA TERKINI,1,kab.buru,2,Kab.Caringin,1,Kab.Dogiyai Papua Tengah,1,kab.garut,2,kab.langkat,2,Kab.Malang,3,Kab.Nganjuk,16,kab.pekalongan,26,Kab.Samosir,9,KAB.SEMARANG,1,Kab.Sergai,5,KAB.SINJAI,5,kab.sorong,3,Kab.Sumedang,26,Kab.Tangerang,28,kab.Tasikmalaya,71,Kab.Way kanan,29,KABANJAHE,1,kabBandung,2,Kabupaten Bandung Barat,1,KABUPATEN SINJAI,3,KABUPATEN SINJAJ,3,kaimana,4,Kajen,4,Kalbar,591,kalideres,1,Kalimantan Barat,9,kalimantan timur,15,kalipuro,1,Kalsel,10,Kalteng,269,Kaltim,25,Kampar,200,Kampar Kiri,4,Kampar Riau,323,kapuas,3,Kapuas Hulu,278,kara,1,karanganyar,2,karangasem,1020,Karawang,347,karawang Berita terkini,1,KARIMUN,12,KARIMUN - RN,1,KARO,27,katapang,1,KATINGAN,6,kayong utara,6,keban agung,1,KEBUMEN,1,Kec.Ukui,1,Kediri,75,KEEROM,27,Kendari,4,kepahiang,4,KEPRI,5,Kepulauan Riau,10,Kerinci,23,keritang inhil,1,kerobokan,13,KETAPANG,17,kintamani,1,klapanunggal,1,klungkung,531,KOBAR,1,kolaka,1,Kolaka Utara,1,Kominfo Kab.Bekasi,34,konawe selatan,1,Korupsi,9,kota agung,1,KOTA BATU,1,KOTA KOTOMOBAGU,5,KOTA MANNA,2,KOTA METRO,29,kota pekalongan,8,Kota Sorong,10,kotabaru,1,Kotabumi,1,KOTAMIBAGU,3,Kotamobagu,111,kotawaringin barat,3,KOTAWARINGIN TIMUR,4,KOTIM,11,kriminal,5,Kronjo,1,Kuala Kapuas,6,kuala lumpur,1,Kuala Tungkal,9,kuansing,15,kuantan,1,kuantan Sengingi,4,kubu,4,kubu raya,64,KUDUS,123,Kuningan,1694,kupang,4,kuta,20,kuta badung,3,kuta selatan,8,kuta utara,23,KUTAI KERTANEGARA,9,Kutai Timur,12,Kutim,6,l,1,Labuhan Bajo,1,Labuhan Batu,18,Labura,407,labusel,1,Lahat,31,LAMBATA,1,Lamongan,3,Lampung,99,Lampung Barat,196,LAMPUNG METRO,105,LAMPUNG SELATAN,65,Lampung Tengah,23,Lampung Timur,466,Lampung Utara,794,LAMPUNGUTARA,1,lampura,20,landak,6,langkat,6,langsa,3,LANTAMAL V,86,LANTAMAL X JAYAPURA,20,lawang kidul,46,lebak,209,LEMBATA,7,LIMAPULUHKOTA,6,Lingga,1177,liwa,13,Loksado,1,lolak,1,LOLAYAN,3,Lombok,6,Lombok barat,5,Lombok tengah,13,lombok timur,139,Lombok Utara,1,LOTIM,12,lotim.berita terkini,37,LUBUK LINGGAU,17,Lubuk Pakam,8,lubuk sikaping,1,lubuklinggau,16,lubuksikapaing,1,LUBUKSIKAPING,1,lukun,1,Lumajang,7,Lumanjang,1,Luwu,2,Luwuk,17,luwuk banggai,33,m,1,M.Labuhan,1,Mabar,1,madina,1,madura,1,Magelang,5,mahakam hulu,1,majaleMajalengka,1,Majalengka,639,majalengMajalengka,1,majalenMajalengka,1,majalMajalengka,1,majaMajalengka,1,majene,3,maka,1,makasar,3,makassar,212,malaka,1,Malang,192,Maluku,8,Maluku tengah,2,MALUKU UTARA,2,MAMAJU.RN,3,MAMASA,195,MAMUJU,219,MAMUJU TENGAH,7,Manado,67,mancanegara,1,mandau,1,mangapura,4,Manggar,91,Manggarai,1,manggarai barat,2,mangupura,261,Manokwari,165,mansel,1,marga,1,maros,1,mataram,13,MATENG,7,Mauk,2,Maybrat,1,medan,256,Mekar Baru,1,melawi,15,MEMPAWAH,1,mengwi,29,mentawai,1,merak,5,merangin,93,MERANTI,969,MERAUKE,7,Merbau,3,Mesuji,75,metro,216,metro lampung,10,meulaboh,1,mimika,1,Minahasa,7,Minahasa Selatan,5,Minahasa Tenggara,2,Minahasa Utara,1,Minas,1,Minut,2,miranti,1,Mojokerto,561,monokwari,2,morowali,30,MOROWALI UTARA,1,MORUT,3,moskow,1,Muara Belida,1,Muara Bulian,1,muara bungo,3,Muara Enim,583,muara Tami,2,Muaro Jambi,4,muba,8,Mukomuko,81,muratara,534,murung raya,2,Musi Banyuasin,15,MUSI RAWAS,35,musirawas,7,Nabire,1,Naibenu,1,namlea,4,Nangka Bulik,2,Nasional,16,Natuna,95,negara,5,negara batin,1,ngawi,4,Nias barat,21,NTB,75,NTT,14,nunukan,25,nusa dua,1,Ogan Ilir,7,OKI,3,OKU,2,Oku Selatan,566,Oku Timur,52,olahraga,1,Opini,14,P. Bharat,1,P.SIANTAR,12,PACITAN,3,Padang,17,Padang Lawas,14,PADANG PANJANG,2,padang pariaman,1,padang sidimpuan,2,Pagaralam,34,Pagimana,1,Pahuwato,1,Pakpak Bharat,21,pakuan ratu,2,Pakuhaji,2,Palangka raya,349,Palas,23,palelawan,44,Palembang,103,pali,2,palopo,1,Palu,314,palu utara,2,Paluta,66,pamekasan,2,Panang Enim,2,pancur batu,1,pand,1,pande,1,pandegelang,3,Pandeglang,2577,Pangandaran,24,Pangkalan Kerinci,3,pangkalanbun,5,Pangkalpinang,21,pangkep,4,pantai labu,1,Papandayan,1,Papua,96,PAPUA BARAT,228,papua barat daya,2,papua tengah,2,parapat,2,PARIAMAN,10,Parigi,6,Parigi Moutong,20,PARIMO,1065,PARIMOUT,1,Parlemen,32,PARUNG PANJANG,1,Pasaman,14,Pasangkayu,1,pasbar,1,Pasir Pangarayan,1,PASSI,1,PASSI TIMUR,6,Pasuruan,3,PATI,190,Patia,1,patrol,19,PAYAKUMBUH,10,PEBAYURAN,2,pecatu,1,Pekalongan,88,pekan baru,7,Pekanbaru,561,Pekanbaru Riau,1651,pelalawan,26,pemalang,3,Pematangsiantar,47,pemekas,1,Pemkab Bekasi,7,Pemkot Bekasi,6,Penajam Paser Utara,1,penanaman,1,penang Enim,2,Pendidikan,81,pengkadan,1,Penukal Abab Lematang Ilir (PALI),116,perbaungan,1,perimo,2,peristiwa,16,Permohonan,1,pesawaran,27,pesel,1,Pesisir Barat,2,Pesisir Barat,2,PESISIR SELATAN,1,Pilkada,1,pinrang,1,pintianak,1,PIPIKORO,1,PN.TIPIKOR,2,polda jabar,1,Polhukam,154,Politik,2,polman,1,polres Pekalongan,2,ponorogo,1,pontia,1,Pontianak,1430,Poso,13,prabumulih,1,primo,9,Pringsewu,54,probolinggo,4,PROTOKOL DOLOK SANGGUL,1,PT Bukit Asam,1,Pulang Pisau,5,pulau merbau,7,pulau tidung,1,pulpis,1,purbalingga,5,Purwakarta,1875,Purwokerto,2,Putussibau,58,Rabat,8,radar,3,Radar Artikel,54,Radar Selebrity,3,ragam,58,raja ampat,6,rambang dangku,1,RANGSANG,11,RANGSANG BARAT,1,rangsang pesisir,3,rantauprapat,1,rejang lebong,5,REMBANG,4,Renah mendalu,1,rengasdengklok,1,rengat,1,Riau,198,Rohil,6,rokan,1,Rokan Hilir,55,rokan hulu,16,Rongurnihuta,1,rote ndao,1,Sabang,57,Samarinda,60,sambas,2,sambilan,1,sampang,76,SAMPI,1,Sampit,652,Sangatta kutim,1,Sanggau,16,Sangihe,2,sar,1,Sarolangun,460,sekadau,7,SELAT PANJANG,10,SELATPANJANG,2,Selayar,18,selong,3,Semarang,64,Semarapura,43,semende,1,SEMOGA,2,SEMOGA TENGGARA,1,SENTANI,2,sentul,1,Seram Bagian Barat,1,Serang,525,Serdang Bedagai,42,Sergai,32,Seruyan,19,SIAK,22,siak hulu,9,sian,1,sibau hulu,1,Sibolga,166,siborongborong,1,sidikalang,1,SIDOARJO,8,SIDRAP,15,Sigi,103,silaen,1,Simalungun,171,simpang apek,1,Singaparna,10,singaraja,50,SINGKAWANG,15,SINGKEP BARAT,1,Sinjai,6,sintang,44,situbondo,6,slawi,2,sleman,2,solo,10,SOLOK,18,Solok Selatan,9,Soppeng,38,Sorong,311,Sorong selatan,4,Sragen,34,suabang,1,Subang,2243,SUKABUM,1,Sukabumi,574,sukawati,4,Sukoharjo,1,Sukra,1,Sulawesi,3,Sulawesi Selatan,34,sulawesi tengah,57,sulawesi tenggara,1,Sulbar,362,Sulsel,30,Sulteng,417,Sulut,436,Sumatera Selatan,6,SUMATERA UTARA,6,SUMB,1,sumba barat,1,Sumbar,74,Sumbawa,6,Sumbawa Barat(NTB),5,Sumedang,177,sumenep,51,sumsel,43,Sumut,109,Sungai Penuh,1,sungai tohor,3,Sunggal,2,SURABAYA,118,Surakarta,3,tabanan,782,tajabbarat,1,Takalar,205,talangpadang,5,TAMBANG,1,Tambraw,3,Tambraw - RN,6,tana toraja,1,tanah,1,tanah datar,2,TANAH JAWA,5,Tanah Karo,122,Tangerang,467,Tangerang Selatan,105,tangg,1,tanggamus,142,Tanjab Barat,974,Tanjab Timur,141,tanjabbar,1,Tanjabtim,1,tanjung agung,8,tanjung balai,4,Tanjung Enim,153,Tanjung Jabung timur,1,tanjung makmur,1,tanjung morawa,3,TANJUNG PINANG,14,tanjung samak,1,tanjung selor,1,tanjungenim,2,tanjungperak,1,TANOYAN,8,Tapanuli Selatan,7,Tapanuli Tengah,99,Tapanuli Utara,31,tapung,3,tapung hulu,4,tarakan,1,tarutu,1,tarutung,53,tasik,1,Tasikmalaya,433,tebi,1,tebin,1,tebing,1,Tebing Tinggi,143,tebing tinggi timur,1,tebingtinggi barat,11,Teekini,11,Teelini,1,Tegal,39,tekini,5,Telawang,1,teluk bintani,1,teluk buntal,1,telukuantan,5,temanggung,2,tembilahan,3,tembuku,2,Teminabuan,6,tenan,1,Tenggarong,1,ter,1,Terjini,3,TERJUN GAJAH,1,Terk,1,Terki,1,Terki i,3,Terkii,1,Terkiji,4,Terkimi,1,Terkin,9,Terkin8,1,Terkini,51528,Terkinii,2,Terkinin,1,TERKINIO,1,TERKINIP,2,Terkino,11,Terkinu,1,terkiri,9,TERKNI,3,Terkuni,2,Terkuuu,1,Terlini,2,Termini,4,ternate,1,Tetkini,14,Timika,2,Toabo,1,toba,41,toili banggai,6,Tokyo,1,tolikara,2,tolitol,3,Tolitoli,1469,tolotoli,3,TOMOHON,5,Touna,162,Trenggalek,20,Trkini,1,Tterkini,1,tuba,1,tuba barat,11,Tuerkini,1,Tulang Bawang,14,Tulang Bawang Barat,9,Tulung agung,2,Tulungagung,304,Twrkini,1,ubud,25,Undangan,1,Waibakul,1,Waisai,23,wajo,1,warseno,1,WAY KANAN,38,way tuba,1,wonosari,1,Yogyakarta,11,
ltr
item
RADAR NUSANTARA NEWS: Geopark Ujung Kulon : Terobosan Pariwisata Berkelanjutan Pandeglang
Geopark Ujung Kulon : Terobosan Pariwisata Berkelanjutan Pandeglang
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3Vg03-KmBNUYI4D3yiyoeK4lNo_7xBRMA4gs8QUt_Oc-u3fWLKCkTUu2Xe46zqC31PcdccLSH_YoGcu773EyrO6XLkFHvjQRWRnboC_BtP5xoMU2tW-K1HIJ0Vg8VUWuJwNZp9GIZTPmVHZ2qRGH6vEyjLS1nyVECkY5i2pZt11G2TBZPh4I3mGr3a5Q/s320/IMG-20241104-WA0262.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3Vg03-KmBNUYI4D3yiyoeK4lNo_7xBRMA4gs8QUt_Oc-u3fWLKCkTUu2Xe46zqC31PcdccLSH_YoGcu773EyrO6XLkFHvjQRWRnboC_BtP5xoMU2tW-K1HIJ0Vg8VUWuJwNZp9GIZTPmVHZ2qRGH6vEyjLS1nyVECkY5i2pZt11G2TBZPh4I3mGr3a5Q/s72-c/IMG-20241104-WA0262.jpg
RADAR NUSANTARA NEWS
https://www.radarnusantara.com/2024/11/geopark-ujung-kulon-terobosan.html
https://www.radarnusantara.com/
http://www.radarnusantara.com/
http://www.radarnusantara.com/2024/11/geopark-ujung-kulon-terobosan.html
true
8338290086939464033
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy